MCBO-06

21.4K 1.6K 33
                                    

Dikamar armel dan riza kini sedang berpelukan di ranjang layaknya teletabis, riza memeluk pinggang armel erat sedangkan armel mengelus rambut riza yang menelusupkan kepalanya di ceruk leher armel.

"mel kalau nanti kamu punya pacar masih sayang riza gak?"

Keheningan yang menyelimuti sedari tadi buyar karena pertanyaan riza.

"masih"

"kalau armel punya pacar nanti lebih sayang pacarnya yah dari pada riza?" armel menggeleng lalu menarik kepala riza dari ceruk lehernya dan menangkup wajah riza dengan kedua tangannya.

"kalau armel punya pacar, kakak tetep jadi prioritas utama buat armel, ngerti?"

Riza mengangguk lalu memengang tangan armel yang berada di wajahnya "tapi nanti kalau pacar armel cemburu sama riza gimana?" tanya riza membuat armel berpikir.

"kayaknya gak akan deh" armel memikirkan apakah jika dia memiliki kekasih, dan kekasihnya tau bahwa riza sangat manja dan dia lebih mementingkan riza apakah kekasihnya akan marah atau cemburu?

"kalau iya gimana?"

"armel gatau kak, lagian kak riza itu kakak armel nanti pacar armel juga paham mungkin" ujar armel walau masih sedikit ragu.

"kalau cemburuan sama riza putusin aja yah apalagi kalau pacar armel nyuruh jauhin riza" pinta riza di angguki armel.

"iya kak iya, lagian ngapain nanyain kaya gituan coba? Armel belum mau pacaran" riza terkekeh geli.

Riza sendiri tidak tau kenapa riza ingin menanyakan hal itu namun hati riza agak sedikit tidak rela jika armel berpacaran.

Bukan karena dia menyukai adiknya sendiri namun dia tidak mau sayang armel pada riza berkurang sedikit pun pada riza.

"riza mau aja" ucap riza sebari mengeratkan pelukan nya pada armel.

Armel terkekeh lalu mengecup kepala sang kakak pelan dan memejamkan matanya, rasanya kepala nya agak sedikit sakit entah kenapa.

"armel tidur duluan"

Riza mengangguk lalu tersenyum dan ikut menyusul armel untuk memejamkan matanya dan ikut tertidur.

"riza gak rela armel punya pacar entah kenapa tapi kalau armel punya pacar pasti armel lebih perhatian sama pacar armel" gumam riza sebelum benar benar tidur.

...

Pagi ini riza dan armel sudah siap berangkat ke sekolah namun mereka tidak pergi bersama karena entah kenapa armel ingin pergi sendiri dan hal itu membuat riza kesal dan marah pada armel.

Riza memutuskan untuk pergi di antar pak warno supir keluarga nya.

Riza marah dan berangkat duluan sedangkan armel masih berada di motor nya dengan memijit pelipisnya pelan rasanya kepalanya agak sedikit sakit.

Asla menghampiri armel begitu juga aren yang sedang libur kerja "kamu kenapa gamau berangkat bareng riza sayang?" asla bertanya ketika sudah berada di hadapan armel.

"gapapa mom" cuman firasat armel gaenak ujar armel dan mengucapkan kalimat lanjutan dalam hatinya.

Dia tidak mau membuat kedua orang tuanya khawatir.

"kalau ada apa apa bilang sama papi" ingat aren di angguki oleh armel.

Armel menyalami kedua orang tua nya lalu menyalakan motornya "armel pergi takut telat, assalamualaikum" armel melajukan motornya dengan kecepatan tinggi meninggalkan pekarangan rumah.

MY CHILDISH BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang