MCBO-26

11.4K 1.2K 448
                                    

Kini semua orang berada dirumah sakit mereka menunggu dokter untuk mengeluarkan peluru dari tubuh armel.

Dan tentunya menjaga andra dan riza yang belum bangun dari pingsan mereka.

Terdengar isak tangis dari berbagai pihak termasuk papi armel yaitu aren.

Dia di telpon oleh bian mengenai kabar ini.

Aren kecewa berat pada asla yang kini mendekam di jeruji besi karena perbuatannya.

Aren tak pernah menyangka bahwa asla setega itu pada anaknya sendiri bahkan aren kini tidak mau bertatap muka atau menemui asla.

Hingga panggilan salah satu dokter mengalihkan atensi mereka semua.

"Permisi dengan keluarga nona armel?" Tanya nya.

Aren berdiri lalu mengangguk.

"Maaf sebelumnya saya hanya akan memberikan hasil tes DNA yang pernah almarhumah nona armel inginkan" dokter tersebut memberikan map kepada aren lalu berlalu pergi.

"Tes DNA?" Heran aren.

Anggara, bian, Romeo, vanesia mendekati aren lalu melihat laporan tes DNA yang dipegang aren.

"I-ini gak mungkin" gumam aren ketika membuka hasil tes DNA yang di magsud.

Di map dijelaskan ketidak cocokan antara armel dan riza disana juga dijelaskan bahwa 0,1% bahwa mereka bukan satu darah.

"Kita harus tanya asla" ujar romeo di angguki oleh aren.

Bian mengeluarkan handphone nya berniat menelpon benji yang berada di kantor polisi namun suara lelaki mengintimidasi agar menyuruhnya berhenti.

"Tunggu"

Lelaki dengan jas yang cukup berwibawa berjalan ke arah benji dan yang lain nya.

"Lama tidak bertemu tuan aren" sapa lelaki itu.

"Robi?"

Ya lelaki itu Robi asisten asla saat masih sma dulu, masih ingat Robi? Yang selalu membantu asla dalam segala pekerjaan nya di kantor.

"Robi lo ngapain disini?" Heran Romeo.

Robi tersenyum tipis "saya membawa info penting mengenai siapa armel dan apa yang terjadi selama ini"

Mereka sedikit tersenyum mendengar ucapan Robi lalu Robi mengajak mereka berbicara di kantin rumah sakit dan meninggalkan ruang operasi juga ruang rawat Andra dan riza.

Ketika semua pergi seorang masuk kedalam ruang operasi dengan dokter yang mendampingi nya.

"Anda yakin Tuan?" Tanya dokter itu menyakinkan lelaki tadi mengangguk mantap.

"Ya saya yakin"

Mereka masuk ke dalam ruangan operasi yang ada armel didalam nya.

Sedangkan di kantin rumah sakit mereka tengah membicarakan tentang asla dan asal usul armel.

"Jadi armel itu bukan anak kandung nyonya asla"

Mereka semua kaget terutama sahabat asla dan armel juga aren yang melotot tak percaya.

"Bagaimana mungkin" lirih aren.

"Mereka kembar gak mungkin kalau bukan anak kandung asla" sonya menentang perkataan robi sedangkan robi memandang sonya sendu.

Ya sonya sudah disini bersama Anggara dan dia langsung menuju ke rumah sakit saat vanesia memberi tahu nya bahwa Anggara sudah ketemu.

"Nyonya asla memang melahirkan anak kembar, namun satu lagi nya meninggal dan saat itu nyonya asla tidak ingin membuat tuan aren kecewa, dia menculik salah satu bayi di rumah sakit dan menghapus semua data yang tertera dalam bayi itu"

MY CHILDISH BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang