MCBO-12

11.4K 1.1K 102
                                    

Armel kini berada di depan kelas riza armel menunggu riza sedari tadi bahkan sebelum bel pulang sekolah berdering.

armel tahu bahwa riza akan marah padanya akibat pertengkaran di kantin tadi dan armel yakini jika sudah marah seperti ini riza akan sangat manja padanya.

Tringg tringgg.

Bel pulang sekolah berbunyi hal itu menandakan bahwa anak-anak sma cakrawala bisa pulang ke rumah masing-masing.

armel menunggu riza di depan kelas hingga seluruh siswa keluar dan armel belum mendapati riza keluar kelas hingga armel memutuskan masuk ke dalam kelas karena khawatir keadaan kakaknya.

Di dalam kelas riza memainkan handphone nya tanpa berniat keluar dari kelas.

"Kakak" panggil armel membuat pandangan riza mengarah padanya.

"Ayok" riza menganggukkan kepalanya lalu mengandeng tangan armel keluar dari kelas nya.

"Masih marah?" Tanya armel di balas gelengan oleh riza.

"Mau gendong?" Tawar armel di balas gelengan oleh riza.

"Bibir kakak mau armel sobek? Ga guna punya bibir juga kalau kakak gamau ngejawab apa yang armel tanyain" dingin armel.

Riza menunduk takut lalu dengan cepat menggeleng ribut, dia takut armel sekarang.

Armel menghela nafas lalu dengan cepat menghentikan langkahnya diikuti riza, armel menghadapkan badan riza ke arah nya lalu mengendong riza ala koala menuju parkiran.

"Maaf jangan nangis" ujar armel sebari mengelus kakaknya yang berada di gendongan nya.

Riza menangis takut lalu dengan ragu dia melingkarkan tangannya ke leher armel.

"Ma-maaf armel hiks"

"Gapapa, dan jangan di ulang" ingat armel di angguki oleh riza.

Siswa dan siswi yang masih berada di area sekolah baper seketika melihat kelakuan armel pada riza yang memang seperti pada kekasihnya sendiri.

"Nanti hiks riza bo-boleh main sama temen temen riza?" Tanya riza.

"Kemana?"

"Nongkrong doang, boleh?" Ragu riza.

Armel tak menjawab dan membuka pintu mobil miliknya karena dia sudah sampai di hadapan mobilnya.

Armel menaruh riza di samping kemudi lalu armel menutup pintu mobil dan berjalan ke seberang mobil untuk masuk ke dalam kemudi.

Armel masuk, belum sempat dia menyalakan mesin mobil riza sudah terlebih dahulu duduk di pangkuan nya.

"Ngapain?" Heran armel membuat riza menyengir lalu memeluk armel.

"Mommy pernah cerita sama riza kalau papi pernah duduk di pangkuan nya kaya gini, jadi riza pengen juga" ujarnya polos.

Armel terkekeh geli lalu menyalakan mesin mobilnya "ada ada aja mommy" gumam armel.

Riza memeluk armel ketika armel menjalankan mobilnya keluar dari parkiran sekolah.

"Nanti pulang langsung mandi terus tidur"

"Armel mau kemana?"

"Pergi"

"Yaudah kalau armel pergi riza juga pergi" kekehnya membuat armel memandang dingin riza.

"Jangan macem macem kak" dingin armel membuat riza cemberut.

"Tapi kan armel pergi riza juga gamau sendirian di rumah" kesal riza.

MY CHILDISH BROTHER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang