~04•Mulai Berubah~√

53.1K 5.3K 219
                                    

Tidak mendapat jawaban dari para Putranya membuat Adit sedikit tersulut emosi. "Kenapa?!" Tanya Adit sekali lagi dengan nada yang sedikit di tinggikan.

"M..maaf Pah, kita gak dateng karna, kita marah sama Frey" Jawab Arion, salah satu Kakak/Abang Frey.

Adit mengernyit heran, "Kenapa kalian marah sama Angel?" Tanya Adit.

"K..karna dia udah buat temen kita masuk rumah sakit Pah, terus dia juga suka bully temen kita itu" Jawab Rafa kali ini.

"Huuh, Papah tidak perduli mau Angel mencelakai teman kalian atau tidak, tapi seharusnya salah satu dari kalian datang mengecek kondisi Adik kalian. Lagi pula, Papah yakin, Angel Papah gak akan nyakitin seseorang tanpa alasan!" Tukas Adit dengan nada tidak mau di bantah sedikit pun.

"Sekarang kalian masuk kamar kalian masing-masing. Nanti saat makan malam, kalian minta maaf ke Adik kalian" Titah Adit, kemudian melenggangkan kaki menuju kamarnya.

"Ih buat apa sih minta maaf sama tuh cabe, lagian juga dia pantes dapet itu semua. Gue malah belum puas kalau dia cuman masuk rumah sakit gitu" Gumam Arion.

"Lo gak usah ngomong gitu, nanti malam minta maaf aja sama Frey, udah sekarang kalian masuk kamar" Titah Kenan sang kakak tertua.

Para Adik pun menurut dan melenggangkan kaki mereka menuju kamar masing-masing.

Kenan Altezza Algarino, kakak tertua dari Freya dan anak sulung keluarga Algarino.
Elvano Altezza Algarino, kakak nomer dua dari Frey, anak kedua dari keluarga Algarino.
Rafana Altezza Algarino, Kakak ketiga dari Frey, Putra ketiga dari keluarga Algarino.
Arion Altezza Algarino, Kakak keempat dari Frey, Putra keempat dari keluarga Algarino.
Dan Jonathan Altezza Algarino, Kakak terakhir dari Freya dan Putra ke lima dari keluarga Algarino.

Malam pun tiba, kini beberapa anggota keluarga Algarino sudah berkumpul di meja makan. Yah beberapa, karna tidak semuanya berada di sana. Freya belum turun ke meja makan untuk makan malam.

"Rion, kamu naik gih panggil Adik kamu buat makan malam" Titah Nazi pada putranya. Rion mendelik tak suka ke arah Mamahnya. Catat ini yah, di antara para saudaranya, Arion lah yang paling membenci Freya.

"Tapi Mah, Rion ogah manggil tuh cabe ke sini. Biarin aja, kalau mau makan ya dia turun sendiri, kalau gak ya itu terserah dia" Terang Rion. Nazi menatap tak suka mendengar perkataan dari Putranya itu.

"Jaga ucapan kamu Rion, dia itu Adik kamu, bagaimana pun sifat dan kelakuan dia, kamu tetap kakak dia, ingat kamu sama dia itu berasal dari satu rahim Rion" Bantah Nazi dengan nada serius.

Rion mengalihkan pandangannya dari Mamahnya, ia memilih memakan makanannya. "Udah Mah, biar Kenan yang panggil Frey" Putus Kenan. Nazi menatap anak sulungnya dengan senyum yang menghiasi wajahnya, "Yaudah" Balas Nazi dengan menganggukkan kepalanya.

◇◇◇

"Tok tok tok" Kenan mengetuk pintu kamar Freya. Biasanya Kenan tidak akan mengetuk pintu kamar Adik bungsunya itu dan langsung saja masuk ke dalam sana, tapi kali ini ia harus melakukan itu, sebab di depan pintu kamar Frey. Terdapat sebuah gantungan kamar yang bertuliskan, Siapapun dilarang masuk tanpa seizin dari pemiliknya!!! Karna itulah Kenan harus bela-belakan mengetuk kamar Freya.

"Iyaa sebentar" Teriak seseorang dari dalam sana. Itu suara Freya, "Klek" Suara gagang pintu yang terbuka. Menampilkan seorang Wanita setinggi bahunya, rambut wanita itu tampak basah dan bajunya tampak agak acak-acakan.

"Lo ngapain ke sini?" Tanya Frey dengan nada yang sangat ketus tanpa menatap Kenan sedikitpun. Kenan yang diperlakukan seperti itu pun tertegun atas sikap Adiknya itu.

"Kebawah, makan" Tutur Kenan singkat.

◇◇◇

Jumlah kata, 556 kata
Tanggal publis, 19 Mei

I'm Adel, Not Frey [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang