~42•Terungkap~√

31.3K 3.4K 173
                                    

Mereka kaget, karna bentuk layangan itu, jujur sangat besar dan juga di layangan itu tertempel sebuah foto. Foto dari seseorang yang sangat di kenal oleh seluruh murid dari Brighton High School.

Di layangan pertama tertempel foto dari Naina yang sedang berpelukan mesra dengan seorang Om-Om di sebuah toko perhiasan ternama di kota itu.

Layangan kedua, terdapat foto dari Lusi yang sedang saling melumat dengan pria yang kisaran berumur 40+ di depan sebuah kamar salah satu hotel bintang 5 di kota itu.

Dan layangan ketiga, terdapat foto Sifa yang sedang bercumbu, bukan hanya melumat, melainkan Sifa sedang grepe-grepe gitulah pokoknya author gak tau jelasinnya imajinasiini sendiri aja deh:v.

Bersama seorang pria yang berusia kisaran 55-60 tahunan. Kakek-kakek ok. Dan di sana mereka melihat Sifa menempel dengan manja pada pria itu.

Semua warga sekolah, bukan hanya BHS saja, tapi warga sekolah lain beserta orang tua murid bersama para guru, bungkam dengan layangan yang terbang dengan bebas itu.

"Gimana? Takjub gak sama layangannya? Layangannya bagus yah. Sesuai sama langit yang lagi biru-biru gimana gituu" Suara itu lagi-lagi terdengar di telinga orang-orang di sana.

"Ok, sekarang kalian balik ke arah belakang kalian. Nikmatin pertunjukannya yah!" Sorak orang yang berbicara itu dengan semangat. Dan dapat di pastikan sedang tersenyum dengan bahagia di sana.

Kali ini suara yang terdengar bukan suara Anya, melainkan suara Freya yah. Yah, Freya bahagia melihat Sifa dkk yang bungkam di belakang sana. Dengan Fino dkk tentunya.

"Nyalain" Titah Afi pada seseorang di seberang, menggunakan sebuah earphone di telinganya. Orang yang di seberang menyahut, kemudian memutar sebuah foto digital di lapangan itu.

Mereka kaget ok, foto yang tadi tidak tidak terlibat telalu jelas di langit, kini dapat mereka lihat dengan lebih jelas di bayangan yang terputar di hadapan mereka semua.

"Gak! Itu semua gak bener! Keluar lo Freya! Gue tau lo yang lakuin ini semua!" Pekik seseorang dari arah selatan lapangan. Mereka mengalihkan pandangan mereka pada wanita remaja itu.

Mereka tidak bodoh, dengan tidak dapat mengenali wanita yang ada di foto itu dengan wanita yang berteriak itu.

Mereka seketika memandang jijik pada wanita remaja itu, baik pria maupun wanita berjulid tentang Sifa dkk.

Freya dkk turun dari tangga lantai dua, kemudian menuju lapangan outdoor dengan gaya soo cool mereka, tidak lupa dengan tatapan datar dan dingin yang menambah image mereka. Apalagi penampilan Freya dkk saat ini itu sangat keren, mereka mengenakan seragam sekolah dengan berbalut jas almamater berwarna navy mereka. Juga dengan sepatu boots wanita hitam mereka.

Bagai dewi yang baru turun dari kayangan, begitulah kira-kira. Mereka menggunakan baju bebas karna memang itu adalah hari bebas mereka semua.

"Lo! Lo kan yang lakuin itu semua! Fin, liat Fin dia fitnah aku Fin, foto-foto itu semua gak ada yang bener Fino! Itu editan!" Bantah Sifa bolak-balik menunjuk Freya.

Sedangkan yang di tunjuk? Ia malah menyunggingkan senyum devilnya.

Freya dkk berjalan menuju lapangan di mana Sifa sedang berusaha membela dirinya. Saat sampai di depan Sifa, Freya berhenti kemudian meraih lengan Sifa dan menyentaknya kearahnya dengan kasar.

Sifa berbalik ke arah Freya karna sentakan itu. Ia menatap murka kearah Freya.

"Oh yah? Foto itu editan?" Tanya Freya seraya melepas kacamatanya dan menenggerkan kacamata itu ke dalam saku jasnya.

"Haha kalau gitu coba liat yang itu babe" Ujar Freya seraya menunjuk bayangan digital lagi, dan kali ini memutar sebuah vidio.

Itu adalah vidio Sifa dkk yang menjadi jalang di sebuah bar. Jika tadi hanya foto, maka kali ini adakah vidio tidak lupa dengan sound aslinya juga ia perdengarkan pada semua orang.

◇◇◇

Jumlah kata, 584 kata
Tanggal publis 02 Juni

I'm Adel, Not Frey [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang