•39~Jangan ganggu•√

28.2K 3.3K 92
                                    

Ketika sahabatnya di tendang, teman-teman Freya pun reflek berdiri dan melihat siapa yang menendang Freya.

Fia dan Anya sudah siap melemparkan tendangan mereka pada seseorang yang menendang Freya. Namun terhalangi oleh Freya, lebih tepatnya sih di kalah cepatin oleh Afi.

Begitu Afi melihat siapa yang berani menendang sahabatnya, ia langsung berdiri dan tanpa ambil lama langsung menendang serta menonjok pria yang menendang Freya.

Freya berdiri dan berdesis menatap pria yang tadinya menendang dirinya, kini tertunduk lemah di depan kakinya. Bahkan kepala pria itu sudah hampir menyentuh ujung sepatu putihnya.

Freya menaikkan kakinya keatas bahu orang yang tak lain adalah kakaknya sendiri, namun brengsek itu. Hanya Arion Abang Freya yang suka sekali menyakiti fisik Freya selama ini secara langsung.

Freya menekan kakinya pada  bahu Rion, dapat terdengar jelas, suara retakan tulang pada pria itu. Rion meringis ketika bahunya di  tekan dengan tidak manusiawi oleh adiknya sendiri.

Seumur-umur, baru kali ini Freya membalas perlakuannya. Dulu sekasar dan sejahat-jahatnya Freya, Freya tidak akan pernah membalas sedikitpun perbuatan darinya pada Freya.

Tapi sekarang sepertinya berbeda, karna Freya sudah berani membalasnya bahkan dengan sakit yang lebih.

Adel suka makan, kalau makannya terganggu maka ia akan sangat murka. Karna itulah ia hendak mematahkan bahu Rion, jika saja tidak mengingat bahwa Rion adalah Abangnya, sudah Freya habisi pria brengsek ini.

Ingat, sudah dua kali Rion mengganggu makannya dengan perlakuan kasar yang ia berikan. Pertama dengan tamparan di caffe itu, sekarang tendangan di kantin. Entah besok apalagi. Jadi sebaiknya Freya membalasnya saat ini, sebelum yang lebih buruk terjadi.

"Bangun lo! Dasar lemah, baru di gituin udah gak bisa bangun lo? " Bentak Freya setelah melepaskan kakinya dari bahu Rion.

Rion bangun dengan terpaksa, padahal bahunya masih terasa sangat sakit, di tambah perutnya yang tadi di tendang juga oleh Afi. Semakin bertambahlah sakit pada badannya. Namun ia bangun karna tidak ingin di katai lemah, apalagi oleh adiknya sendiri. Mau di taro dimana muka dia di depan kembarannya nanti?

"Sshhhh" Rion meringis memegangi bahu dan perutnya.

"Kenapa lo nendang gue pas gue makan? Gue gak suka yah makan gue di ganggu. Dan lagi lo ganggu, sampai perut gue luka punya otak gak lo?" Tanya Freya dengan dingin pada Rion.

Rion terdiam mendengarnya.

"Lo tau perut gue itu baru selesai di jahit, karna habis kecelakaan! Lo mau jahitan di perut gue lepas? Mau gue aduin ke Bonyok? Gak deh, gue bukan tukang ngadu kayak lo dan gak suka pura-pura lemah kayak lo" Ujar Freya menunjuk Sifa dengan ujung jarinya.

"Tapi inget yah Rion. Lo nendang perut gue, sama aja lo nyakitin fisik gue. Dan kalau sampai fisik gue kenapa-kenapa gara-gara lo, gue gak akan tinggal diam. Kalau lo ada otak di pake yah. Jangan cuman di jadiin pajangan di kepala" Desis Freya dengan suara rendahnya.

"Camkan ini sekali lagi lo, gak deh, bukan cuman lo. Tapi kalian! Nyakitin fisik gue. Jangan harap kalian masih bisa selamat, karna gue bakal buat kalian lebih memilih mati dari pada hidup nanti" Tambahnya lagi.

Setelah mengatakan itu Freya meninggalkan mereka semua dengan kebungkaman yang luar biasa.

Sifa tidak menyangka Freya akan seperti itu, bukan hanya Sifa tapi teman-teman nya juga bersama Fino dkk.

Rion mendesis tajam.

"Gue gak akan memilih mati kalau itu cuman gara-gara lo" Desisnya . Namun masih bisa di dengar oleh Afi.

Afi menatap Rion dengan tatapan yang sulit di artikan. "Freya gak pernah main-main sama ucapannya bro. Kalau kalian mau selamat, gak usah ganggu dia, kalau kalian ganggu dia, terutama kalian para jalang kecil. Kalian ganggu dia sama aja cari mati dengan masuk kandang singa" Jelas Afi dengan menekan kata jalang, yang di tujukan untuk Sifa dkk.

◇◇◇

Jumlah kata, 603 kata
Tanggal publis 2 Juni

I'm Adel, Not Frey [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang