~20•Kebenarannya~√

39.2K 3.9K 23
                                    

"A..apa, jadi kamu itu bukan putri kandung kami? Gak, itu gak mungkin, yah sangat gak mungkin" Bantah Nazi ketika mendengar penuturan dari Freya.

"Huft, maafkan aku, sungguh maaf, tapi itu semua sungguh nyata" Ujar Freya pada Nazi.

Nazi menangis tersedu-sedu mendengar ucapan dari Freya. Ia masih tidak mengerti akan itu semua, rasanya sangat menyedihkan, ketika mendengar bahwa anak yang kau rawat dari kecil sampai dewasa, kini telah meninggalkan mu, apalagi yang mengatakannya adalah raga dari anak itu sendiri.

"Jadi kamu siapa? Kenapa bisa di tubuh putri kami?" Tanya Adit yang mencoba setenang mungkin.

Freya berbalik menatap Adit, "Saya Fradella. Di panggil Adel. Sekali lagi saya minta maaf sama kalian" Ujar Freya meminta maaf kembali pada Nazi dan Adit.

"Huft, yasudah Adel, gak papah. Walau kamu bukan jiwa putri kandung kami, tapi sejauh ini kami sudah mulai nyaman dan menganggap kamu putri kami juga. Jadi biarkan semuanya berjalan seperti biasanya saja yah" Ujar Adit dengan senyum pias yang menyiratkan sedikit kesedihan di dalamnya. Freya mengangguk mengerti.

Freya paham betul bagaimana perasaan dari Adit dan Nazi, pasti mereka sangat sedih, karna mengetahui kebenaran itu. Tapi mau bagaimana lagi, itu semua sudah menjadi kehendak yang kuasa, dan mereka hanya dapat menerima dengan lapang dada saja.

Setelah membicarakan hal itu, mereka pun kembali ke kamar mereka masing-masing, untuk menangkan pikiran yang berkecamuk saat ini.

Beruntung tidak ada yang mendengarkan percakapan mereka bertiga tadi, jadi rencana awal Freya untuk membuat para Abang Freya yang di atas sana menyesal, masih bisa ia lanjutkan.

Malam telah berganti menjadi pagi. Dan kini keluarga Algarino telah berada di meja makan untuk sarapan bersama, kecuali satu orang, yaitu Freya.

Pagi-pagi tadi Freya keluar, teman-teman nya datang untuk mengajak dirinya jogging bersama di taman dekat kompleks perumahan nya.

Pukul 10 pagi, Freya pun kembali bersama temannya. Anya, Mia dan Fia, ikut bersama Freya kembali ke rumah sahabat mereka itu.

"Eh kalian udah pulang. Ayo sekalian sarapan bareng aja. Kita juga baru mulai sarapannya" Ajak Nazi pada Freya dkk.

Freya dkk saling melirik, dan akhirnya setuju untuk sarapan bersama keluarga itu. Mereka sarapan dengan tenang, hanya terdengar suara dentingan sendok yang saling bersahutan memenuhi ruangan itu.

Beberapa menit mereka sarapan, kini mereka tengah berkumpul di ruang keluarga rumah itu. Ada yang sedang bermain game, berbincang dan juga menonton TV.

"Oh iya, kalian habis ini mau lanjut dimana?" Tanya Adit pada Rafa, Rion dan Nathan.

Tahun ini adalah tahun terakhir dari Rafa, Rion dan Nathan sebagai anak SMA.

Rafa dan Rion memang kembar, sangat mirip, tapi Nathan juga kembaran mereka. Hanya saja Nathan agak berbeda dari Rafa dan Rion, sebab Nathan anak nya lebih pendiam dan agak dingin di bandingkan Rafa dan Rion.

Dan Nathan juga tidak terlalu benci pada Freya, seperti Rafa dan Rion. Sebenarnya kata benci juga tidak tepat untuk menggambarkan perasaan Nathan pada Freya, Nathan tidak membenci Freya, ia hanya kecewa saja akan perilaku adiknya, itulah kata yang tepat untuk menggambarkannya. Hanya 'Kecewa'.

"Belum tau Pah, kita liat aja lah nanti. Mungkin kita bakal kuliah dulu sih, kayak Bang Kenan sama Bang El dulu" Terka Rion

"Loh kalau semuanya mau kuliah dulu, siapa yang belajar nerusin perusahaan Papah?" Tanya Adit pada para putranya.

"Om tenang aja om, kan ada Risa. Risa pasti bisa terusin perusahaan om, dan kembangin perusahaan itu jadi lebih baik" Tutur Anya dengan semangat pada Adit.

Adit berbalik menghadapkan dirinya pada Freya dkk, yang sedang sibuk ngerumpi di sana.

◇◇◇

Jumlah kata, 564 kata
Tanggal publis 26 Mei

I'm Adel, Not Frey [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang