•47~End•√

33.4K 3.2K 172
                                    

"Jadi kenapa kamu minta kita buat kumpul di sini sayang?" Tanya Nazi pada Freya, putrinya.

Freya menatap mereka semua dengan tersenyum. Senyum tulus yang sebelumnya belum pernah mereka lihat, namun menyiratkan suatu kesedihan tertentu.

"Huft, Frey mau jujur. Tapi habis ini, kalian Terima kenyataannya yah, gimanapun hasilnya nanti, Frey mau makasih ke kalian" Ujar Freya dengan memandang lekat semua orang yang ada di sana.

"Ini kenapa sih dek?" Tanya El pada Freya.

Freya menggelengkan pelan kepalanya. "Jadi,,, Frey mau jujur. Kalau Frey yang kalian lihat sekarang itu bukan Frey yang sebenernya" Tukas Freya dengan menatap sendu kearah mereka semua.

"Maksudnya gimana?" Tanya Kenan tidak mengerti.

"Ya gitu, aku ini bukan Frey" Jawab Freya dengan enteng.

Rion menggebrak meja dengan keras, dan itu cukup mengagetkan Freya dan yang lainnya.

"Kalau lo bukan Freya terus dimana adek gue! Jawab" Bentak Rion dengan tidak sabaran pada Freya.

"Ini raga Freya, tapi jiwanya bukan jiwa Freya. Jiwa ini tuh jiwa Adel, gue Adel. Fradella" Balas Adel dengan tenang. Padahal jantungnya sudah berpacu dengan sangat cepat sekarang.

"Gak! Gak mungkin! Kenapa lo bisa ada di raga adek gue! Balikin adek gue" Teriak Rion dengan histeris.

Freya menatap sendu kearah Rion.

"Jadi kalian mau apa sekarang? Kalian semua udah tau kan kebenaran itu. Tugas gue juga udah selesai buat ngebuka pikiran kalian tentang Sifa" Timpal Freya pada mereka.

"Lo pergi sekarang juga dari rumah gue!" Bentak Rion, mengambil keputusan sendiri.

Freya menatap semua orang di sana. Namun tidak ada yang mencegahnya. Bahkan Nazi dan Adit yang sudah mengetahui hal itu pun tidak mencegah Freya sama sekali untuk meninggalkan rumah itu.

"Ok. Frey-" Ucapan Freya terpotong.

"Jangan lo pake nama adek gue" Desis Rafa dengan tajam pada Freya.

Freya menarik napasnya panjang. Ingin sekali ia menangis, tapi sayang sekali itu tidak bisa ia lakukan.

"Adel pergi. Semoga kita bisa ketemu lagi byee,, makasih udah rawat Adel selama di tubuh ini Tante Nazi Om Adit. Kak Kenan, Kak El, Kak Rafa, Kak Rion dan Kak Nathan. Walau kita gak dekat banget, tapi makasih" Ujar Freya seraya meninggalkan ruang keluarga yang sunyi itu.

Saat hendak meninggalkan rumah, tangannya di cekal oleh seseorang. "Lo bukan Freya? Tapi walau gitu itu tubuh Freya, dan lo udah temenin kita selama beberapa bulan ini. Dan itu gak sebentar, plis jangan tinggalin kita" Jelas Anya memohon pada Freya.

"Haha, gue gak akan berhenti temenan sama kalian. Cuman gue tau, ini bukan tempat gue. Gue harus sadar diri Nya. Bye my friend" Ujar Freya berpamitan pada mereka semua.

Setelahnya, Freya pun meninggalkan mereka semua, Freya meninggalkan rumah itu bersama Afi. Namun siapa sangka, ternyata seseorang yang sedari tadi mengawasi dirinya tersenyum melihat Freya keluar dari sana.

"Freya menyadari pria itu begitu ia keluar. Fi, lo tunggu di sini, ada sesuatu di dalam sana. Dan mesti gue beresin" Ujar Freya seraya berbalik dan berlari kembali ke rumah itu lagi.

"Terlambat" Gumam seseorang yang mengawasi dirinya itu.

Braakk
Freya menggebrak pintu rumah itu dan membukaya dengan paksa.

"Lo ngapain balik lagi!" Teriak Rion pada Freya.

Freya tidak menjawab, ia berlari dan memohon agar mereka semua keluar dari rumah itu.

"Pliss kalian semua keluar dari rumah ini,, pliss gue mohon" Pinta Freya memohon pada mereka semua.

Mereka tidak ingin, namun melihat Freya yang meminta dengan sangat, mereka akhirnya mau menurut. Namun saat Freya ingin keluar juga, ia sadar bahwa seseorang belum keluar.

"Mamah" Gumam Freya seraya menelusup setiap sudut, namun tidak menemukan Nazi.

Dengan segera ia masuk lagi ke rumah itu, dan mencari Mamahnya, Nazi. Ia tidak menemukannya. Namun ia mendengar suara gemercik air dari kamar mandi. Ternyata Nazi sedang mandi.

Ia pun dengan segera menggebrak kamar mandi. Beruntungnya, Nazi telah mengenakan pakaian.

Freya pun membawa  Nazi keluar dari rumah itu dengan cepat. Namun terlambat. Ia melemparkan Nazi keluar melalui jendela. Namun saat ia hendak keluar, sudah terlambat.

Rumah itu sudah terlanjur meledak, ternyata terdapat peledak dengan skala lumayan besar tersimpan di dalam sana.

Rumah itu terbakar dengan mengenaskan. Jasad dari Freya hancur di dalam sana.

"FREYAAA,,,, ADELL" Pekik mereka semua di sana.

Afi berlari kearah rumah itu, ia hendak masuk ke dalam sana. Namun di cegah oleh Anya.

"Adeell jangan tinggalin gue ADELL" teriak Afi dengan histeris.

"Gak jangan ke sana Fi. Hik gue tau pasti sakit, gue juga rasain. Tapi gue mohon, jangan ke sana" Pinta Anya menahan Afi.

"Freya" Gumam Nazi dan keluarganya.

Air mata Nazi turun membasahi pipinya. Semua yang ada di sana menangis dengan tersedu-sedu. Princess kesayangan mereka sudah pergi untuk selamanya.

"Maaf" Gumam Kenan dan adik-adiknya.

✤✤✤✤

Hari ini, pemakaman dari Freya telah di laksanakan. Walau dengan sangat mengenaskan, sebab yang tersisa hanya beberapa potong tulang dari tubuh Freya dan sisanya telah menjadi abu.

"Hiks hiks hiks, sayang maafin Mamah. Mamah gak bisa lindungin kamu, ini semua karna Mamah" Tutur Nazi di tengah-tengah tangisnya.

Tidak ada yang dapat menenangkan Nazi, sebab mereka juga sama. Mereka juga sedang dalam keadaan yang sama dengan Nazi sekarang.

"Sayang, Mom sama Dad belum ketemu dan bicara sama kamu loh Del. Tapi kamu udah pergi lagi, apa segitu gak maunya kamu bicara dan ketemu sama kita sayang?" Tanya Mommy Adel.

Mereka semua berduka dengan sangat pada hari itu. Seperti sebuah lilin yang menerangi malam mereka, begitulah kehadiran Freya/Adel dalam hidup mereka. Namun kini penerang itu telah padam, seperti kematian Freya/Adel.

Bukan hanya mereka yang berduka. Bukan hanya manusia, namun dunia pun berduka, alam pun ikut berduka atas perginya penerang mereka. Terbukti dengan turunnya hujan pada hari itu dengan sangat deras.

~End

  Tanggal update 03 Juni

I'm Adel, Not Frey [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang