Aku bangun dari tidurku dengan luka cuttingku yang membengkak yang setiap garis lukanya mengembang dan memerah sementara luka lainnya tertutup oleh darah yang kering sehingga warnanya menjadi merah kecoklatan
Sebenarnya aku tak ingin mengingat ngingat kejadian kemarin,namun mau bagaimana lagi,seluruh kejadian kemarin selalu terngiang ngiang di pikiranku.Harry tidak marah padaku apalagi mencampakkanku,namun ia hanya kesal akan perlakuanku yang sering menutup nutupi sesuatu darinya.Ketika aku hendak menjelaskannya Harry malah menolak untuk diceritakan,ia bilang bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakannya,namun mau bagaimana lagi aku butuh bercerita,aku ingin merasa bebanku ini hilang dengan cara menceritakan masalahku pada orang yang tepat
Harry belum menghubungiku lagi,setelah ia mengantarkanku untuk pulang pada malam hari dan ia tak banyak bicara,ia hanya bicara hal hal yang diluar dari masalahku.Aku senang jika ia mengerti perasaanku,namun aku juga membutuhkannya untuk mendengar semua ceritaku,mulai dari kejanggalan foto yang kudapat sampai masalah yang kemarin
Dad dan Mom berencana untuk pergi ke Seattle bersamaku selama seminggu,namun aku menolaknya karna aku masih butuh Harry,seminggu itu waktu yang sangat lama namun aku benar benar dipaksa sekarang.Hanya acara keluarga besar yang diadakan di Seattle dimana keluarga Dad berkumpul dan hal lainnya seperti pernikahan,pesta dan lain lain.Aku termasuk orang yang malas untuk bertoleransi dengan ornag lain,termasuk keluarga besarku,jadi percuma saja jika aku berkumpul,aku hanya bermain dengan Malia dan JordanAku mengambil ponselku yang tergeletak di meja belajarku yang seharian ini tidak kuperiksa.Ternyata Harry telah menelponku sebanyak 6 kali dan memberiku puluhan pesan yang tidak kusadari.Aku lupa bahwa aku memberi suara ponselku dengan ‘silent’,pantas saja aku tak bisa mengetahui bahwa ada sms atau telepon yang masuk
Harry: Abe
Harry: Abeee Baeeee
Harry: Bagaimana keadaanmu Bae? Xx
Harry: Maafkan aku soal tadi malam :(
Harry: Seharusnya aku tidak marah padamu :(
Harry: Kau harus menceritakan semuanya padaku,kumohon x
Harry: Aku ingin membantumu
Harry: Abe,kumohon balas,aku tahu kau marah padaku tapi plis,aku sudah minta maaf padamu :(
Harry: Aku mencintaimu melebihi cinta Romeo pada Juliet :) x
Harry: Kau tahu? Bahwa aku tak bisa berhenti memikirkanmu sekarang
Harry: Aku begitu emosional dan urakan,maaf,aku tak bisa menahan emosiku
Harry: Ya,aku tahu aku menyebalkan dan brengsek tapi astaga,aku sebenarnya baik Abe,aku hanya saja tak bisa menahan emosiku x
Harry: Aku sudah mencoba beberapa cara untuk menahan emosiku namun tidak ada hasilnya sama sekali,aku begitu marah tak kehilangan kendali
Harry: Aku harap kau bisa membantuku untuk bisa mengontrol emosiku ini
Harry: Kau ingin Nutella? Akan kubelikan x
Harry: Mau berapa? 2? 3? 4? 5? Astaga andai saja aku punya uang yang banyak,aku akan membelikanmu 1 dus ;;)
Harry: Mau mau mau? ;;)Harry: Astaga Abery balaslah! Aku tidak bohong!
Harry: Mau sbux? X
Harry: Aku menyebutnya ‘sbux’ bukan ‘starbucks’,aku tahu ‘sbux’ dari Niall,temanmu yang gila itu x
Harry: Rasa apa? Huh
Harry: Kitkat frapp? Nutella frapp? Cotton candy? Willy wonka frapp? Green tea latte? Java chip? Oreo frapp? Hazelnut cream? Vanilla frapp? Caramel Macchiato? hot sweety chocolate nutella frappucino ala Harry Styles? ;;)
Harry: Mau yang Venti? Grande? Atau Tall? Atau mau Ariana Grande? ;;) x
Harry: Astaga aku seperti seorang barista -_-
Harry: Selamat siang kaka,selamat datang di starbucks,ada yang bisa saya bantu? ;;) bercanda x
Harry: Aku memesan dengan nama ‘Abery Styles’ namun mereka menulisnya dengan nama ‘Berry Stiles’ :(
Harry: Hey ya Abe! Sudahlah kau tak perlu marah lagi
Harry: Kau harus percaya padaku u,u
Harry: I LUV YUUUUUUUUUU XXXXX
Harry: Abe?
Harry: Aku mau menyetir dah x
Me: Harry! Aku tidak meriksa ponselku dari pagi huh
Me: Maafkan aku juga :(
Me: Aku mencintaimu Harry Styles
Me: NUTELLAAAA?!!! :O
Me: AKU MAU 5 HARRY!!!! ASTAGA AKU MENCINTAIMU!!!
Me: MAAAAAUUUUUUU OREO FRAPP!!!! YANG VENTI!!!
Me: AKU MENCINTAIMU HARRY
Me: HARRY,HATI HATI DIJALAN XX
Harry: Abe,bisa kau buka pintu depan huh?
Aku berteriak kencang sekencang kencangnya saat mengetahui bahwa Harry berada di bawah,di didepan pintu rumahku.Entahlah rasa sedihku hilang seketika saat aku membaca pesan pesan Harry yang sangat menghiburku dan membangkitkanku.Aku segera turun dari kasurku sambil menggenggam ponselku dan berlari menuruni anak tangga dan berjalan menuju pintu,namun sepertinya aku sedikit telat untuk menghampirinya
Dad dan Harry sedang bercengkrama dengan asiknya,seperti percakapan antara teman lama yang sudah tidak bertemu lama.Aku hanya memperhatikan mereka dan memperhatikan mulut mereka yang sedang bercakap satu sama lain.Tidak lama kemudian,Dad menyadari keberadaanku lalu ia membalikkan tubuhnya untuk menghadap ke arahku sambil tersenyum,aku pun berjalan ke arah mereka
“Abery,Harry sudah menunggumu daritadi” Ucap Dad sambil memegang bahuku lembut
“Ya,terimakasih Dad”
“Harry ternyata sangat baik padamu”
“Ya Dad,bisa kau tinggali kami berdua?” Ia pun setuju lalu berjalan ke dalam ruang kantornya.Aku pun berdiri di hadapan Harry yang sedang memegang 2 buah gelas plastik bergambarkan logo Starbucks dan membawa sebuah kantong plastik berwarna putih.Aku pun menyuruhnya untuk masuk dan duduk di ruang tv.Ia menaruh gelas gelas tersebut di atas meja sambil memberikan kantong plastiknya padaku.Saat kubuka,ternyata isinya 2 toples Nutella berukuran sedang,senyumanku pun mengembang di wajahku yang sudah lelah akan rasa sedihku
“Harry,kau romantis sekali” Ucapku senang.Ia pun tersenyum padaku
“Aku sedang mencoba untuk menjadi romantis”
“Ini rasa apa?” Tanyaku sambil menyedot sedotannya
“Itu sweety chocolate nutella frappucino ala Harry Styles.Aku menyuruhnya untuk membuat ini namun tetap saja tak seenak buatanku”
“Kau benar.Terima kasih banyak Harry,aku benar benar mencintaimu” Ucapku sambil mengecupkan bibirku di bibirnya
“Oh ‘Berry Stiles’? Yang benar saja?” Ucapku sambil memutarkan bolamataku padanya
“Salahkan mereka Abe.Kau ingin menceritakannya?” Aku mengangguk menyetujuinya
“Tapi jangan disini” Ucapku sambil terus menerus meminum starbucks pemberian Harry
“Dimana? Di ranjang? Kau yakin ingin make out denganku siang ini? Aku lupa membawa kondom” Ucapnya,dengan refleks aku memukul lengannya dan ia pun tertawa terbahak bahak
“Ada Dad! Tadi kau bicara apa saja dengannya?” Bisikku
“Kau tak perlu berbisik seperti itu.Aku hanya menanyakan kabarnya,kabarmu,dan lainnya”
“Lainnya itu seperti apa?”
“Seperti itu,aku tak bisa menjelaskannya”
“Kau harus menjelaskannya”
“David bilang jangan membongkar percakapan kami tadi” Ucap Harry santai,lalu ia menutup mulutnya sambil memberikanku matanya yang membulat.Kedua alisnya terangkat,lalu ia membuang napasnya kasar dan tersenyum padaku.Aku menatapnya dengan menyipitkan mataku lalu melihat gerak geriknya yang sedikit gelagapan
“Mencurigakan” Ucapku smabil menggelengkan kepalaku padanya
“Tak ada yang harus dicurigakan” Balasnya cepat
“Ya,aku tak perlu curiga padamu” Ucapku bohong.Ya aku harus mencurigainya lah,mana mungkin aku melupakan itu dengan sengaja
Harry membawaku kerumahnya yang sepi,entahlah aku tak tahu dimana keluarganya sekarang berada namun aku juga tidak ingin menanyakan itu sekarang,itu benar benar tak penting.Aku memasuki rumahnya dan Harry menyuruhku untuk menunggunya di kamarnya.Mengapa harus dikamar? Aku sedang tak ingin melakukan itu sekarang,bahkan hormonku masih dibawah rata rata.Hormonku akan meningkat jika Harry mulai menyentuhku dengan sentuhan nakalnya
Aku dan Harry duduk di kasurnya sambil membuka jaketku,aku menjelaskan apa yang terdai kemarin,hanya kejadian kemarin.Aku tak berani untuk menanyakan soal foto apel dan pisau itu pada Harry,itu akan memperparah masalahku yang semakin menumpuk setiap harinya.Aku menjelaskannya mulai dari Laura yang menatapku sinis sampai sindiran ‘pelacur’ padaku,Gwen di kelas,aku di kamar mandi,aku pulang kerumah,dan saat aku cutting.Harry mendengarkan semua penjelasanku dengan fokus lalu ia menghela napas untuk merespon semua ceritaku
“Abe,maafkan aku,aku benar benar tak tahu jika itu semua sudah menyebar di sekolah.Namun siapa yang menyabarkan berita fitnah itu? Apa Gwen sendiri yang menyebarkan?”
“Tidak! Gwen juga berkencan dnegan Louis itu tidak mungkin”
“Apa Beth? Atau Liam?” Tanya Harry
“Tidak keduanya.Mereka semua baik,maksudku mereka tidak seperti itu,aku mempercayai mereka sepenuhnya”
“Lalu siapa?”
“Entahlah.Mungkin orang yang menyebarkannya yang iri padamu”
“Siapa yang iri padaku?”
“Entahlah,mungkin Olly?” Jawabku asal
“Abery! Aku sedang serius! Astaga maafkan aku Abe,sungguh aku tak tahu tentang itu.Dan sebaiknya kau tak perlu cutting lagi,itu akan memperburuk dan akan menyakitimu sendiri.Secara tidak langsung kau sama saja ingin membunuh dirimu sendiri”
“Ya,Tidak,astaga aku tak tahu Harry! Hanya itu yang membuatku lega!” Ucapku bingung
“Kau tak percaya padaku? Kau tak percaya pada tuhanmu? Kau tak percaya pada kedua orangtuamu? Teman temanmu? Bahkan pada Olly? Mereka semua menyayangimu Abe,Mereka semua menyayangimu tapi kau sendiri malah menyakiti dirimu sendiri dan itu artinya kau tidak menyayangi dirimu sendiri” Jelas Harry.Astaga memang benar,aku benar benar depresi aku tak memiliki jalan lain selain menyakiti diriku sendiri
“Tapi,aku tak tahu lagi bagaimana caranya agar aku bisa merasa lega lagi” pasrahku
“Kau menyukai musik kan? Dengar saja lagu lagu favoritmu lalu kau nyanyikan lagunya dengan lantang biarkan air matamu mengalir,itu akan membuatmu merasa bebas dan bebanmu akan hilang itu sama saja curhatanmu dan teriakanmu yang kau lontarkan dalam waktu yang sama” Aku mengangguk menyetujuinya,namun aku malah tambah sedih,abisnya aku baru menyadari itu sekarang,saat ini,setelah rasa depresiku hilang
“Merasa lega?” Tanya Harry yang membangunkan lamunanku
“Ya,aku tak akan melakukan itu lagi”
“Baiklah,jika kau merasa diganggu lagi oleh siapapun,kau harus lapor padaku Abe,harus”
“Oke”
Setelah berbincang bincang dengan Harry,aku dan Harry pergi ke dinner dinner untuk makan malam dan akhirnya Harry mengantarkanku pulang.Tak banyak yang dilakukan hari ini,hanya sekedar mengobrol dan hal biasa lainnya
Aku merebahkan tubuhku di kasurku sambil membayangkan jika aku dan Harry menikah,akan seperti apa dan bagaimana.Entahlah mengapa aku begitu mengharapkan Harry untuk bersamaku selamanya,namun seperti itulah kenyataannya,aku tak ingin kehilangan Harry apalagi ditinggal oleh Harry.Jika seorang perempuan bisa melamar pacarnya,mungkin aku akan melamar Harry untuk menjadi suamiku nanti
Helllooo maaf update lama,koneksinya gangguan masa ._.
Wohoo terimakasih 8,5k readersnya dan 750 votesnya! Please para silent readers kasih feedback ya luv u <3
btw ada yang suka EDM? Electro music stuff gitu deh
Vomments? x
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary ❇ h.s
Fanfiction(Males ngedit, jadi seadanya aja ya bacanya) Aberystwyth bertemu dengan guru matematika barunya sekaligus guru lesnya Harry Styles, yang diam diam menyembunyikan alasan mengapa ia menjadikan Abery sebagai muridnya. Dengan berbagai hal romantis ya...