“Belajar yang benar Abe,kau harus memiliki target sekarang” Ucap Dad seraya menginjak rem mobilnya di depan sekolahku.Aku pun segera mengambil tasku dan membuka pintunya cepat “Whatever” Ucapku remeh.Lalu aku langsung menutup pintunya kencang dan berlari menuju gerbang sekolah yang hendak ditutup karna aku hampir telat sekarang
Dad membicarakan semua omong kosongnya padaku,suruhannya yang menjengkelkan dan harapan harapannya padaku yang benar benar mustahil.Dan aku muak dengan semua itu.Bisakah aku mendapatkan hidup yang sedikit sempurna kali ini saja? Walaupun hidup memanglah tidak sempurna namun aku ingin mempunyai keluarga yang bahagia,memiliki adik ataupun kakak,menjadi anak satu satunya itu tidaklah enak,aku selalu merasa kesepian,maka dari itu saat umurku menginjak 13 tahun,aku merengek minta dibelikan anjing untuk temanku dan Olly yang menemaniku dirumah sekarang
Aku berjalan menuju kelas bahasa yang berada di ujung lorong sekolah,namun aku memperjauh perjalananku dengan berjalan melalui koridor dahulu untuk sekedar berjalan jalan karna aku sedang malas untuk belajar hari ini.Saat bel masuk sudah berbunyi,aku masih saja berjalan santai di koridor sampai akhirnya aku bertemu Zayn dan Louis yang sedang jalan berdampingan
“Abery! Cepat kau masuk kelasmu!” Seru Louis namun Zayn malah tersenyum hangat padaku dan menyambutku gembira
“Abery! Selamat pagi! Bagaimana kabarmu?” Ucap Zayn ramah
“Aku baik.Dimana Harry?”
“Ia masih berada dirumahnya,mungkin” Jawab Louis sambil mengangkat kedua bahunya
“Kau harus masuk kelas Abery” Ucap Zayn
“Tidak,aku ingin mencari Harry”
“Abery,nanti istirahat kau bisa bertemu dengannya” Ujar Louis
“Tidak Tomlinson,aku butuh dia sekarang.Aku mau membolos hari ini”
“Dunham,Harry kemari untuk membuatmu lebih baik lagi bukan malah memperburuk” Ucap Louis memperingatkanku.Harry kemari untuk membuatku baik? Harry kemari hanya untuk melaksanakan ujian praktiknya di sekolah ini
“Louis benar,Abero kau harus masuk kelas” Tegas Zayn
“Zayno dan Tomlinson bisakah kalian diam? Aku tidak butuh penyemangat seperti itu,dan aku tidak butuh di semangati untuk kali ini” Ucapku geram
“Abery Dunham,kau semakin tidak sopan dan kau ini semena mena sekarang,kupikir kau ini Abery yang lugu tetapi kau lebih buruk dari Harry” Ucap Louis sambil menggelengkan kepalanya
“Aku memang buruk Mr.Tomlinson dan Mr.Malik”
“Jangan panggil aku Mr.Malik,aku tidak suka itu” Ucap Zayn
“Tetapi sebenci bencinya aku terhadapmu,aku masih minat untuk berkunjung ke pestamu nanti jumat” Ucap Louis sambil berjalan meninggalkanku dan Zayn yang masih berhadapan dengan kecanggungan
“Aku ingin ke perpustakaan” Aku langsung berlari ke ujung koridor untuk mengunjungi perpustakaan dan membolos.Namun saat aku membuka pintu perpustakaannya,Clary,Lea,dan Harry terlihat sedang bersama dan membuatku berbalik badan kembali namun saat aku hendak menutup pintunya,seseorang memanggil namaku yang membuatku membeku di tempat “Abery!”
Aku segera menoleh ke arah suara itu berada “Ehh,Clary? Hi” Ucapku gugup.Harry dan Lea masih di bangkunya namun matanya mengarah padaku
“Kau tidak masuk kelas?” Tanyanya
“Tidak” Jawabku singkat.Ia pun menarik tanganku untuk masuk kembali dan menyuruhku untuk bergabung dengan mereka.Lea memberiku senyuman terpaksanya sementara Harry hanya melirik ke arahku lalu kembali ke layar laptopnya.Aku duduk di sebelah Clary tanpa ekspresi karna aku juga tak tahu apa yang harus kulakukan dan Harry pun masih bungkam dan itu membuatku sedikit jengkel.
Lea dan Clary pun mengobrol membicarakan ujian mereka yang akan dilaksanakan 2 minggu lagi,sementara aku terdiam,melihat sekeliling perpustakaan yang sepi dan menghela napas berkali kali.Sesekali aku meihat ke arah Harry yang masih fokus dengan laptopya
Merasa bosan,aku bangkit dari bangkuku dan pamit pada Clary dengan memberikan senyuman tipisku.Aku berjalan menuju luar perpustakaan dan entahlah tempat apa lagi yang bisa membuatku terhindar dari mata pelajaran hari ini,mungkin ke kafetaria.Namun saat aku sedang berjalan,Harry berlari ke arahku.Aku tahu itu Harry,aku bisa mendengar bunyi alas bootsnya dengan jelas
Dengan cepat aku langsung membalikan tubuhku dan berhadapan dengannya.Aku memasang wajah lesuku dan menatapnya namun ia sepertinya enggan menatapku balik.Ia malah menarik tanganku kasar dan membawaku ke lantai 2 yang sepi.Ia terus menarik tanganku dengan cengkaraman tangannya yang membuat pergelangan tanganku nyeri
“Lepaskan Harry!” Pekikku namun ia sepertinya tidak mendengar.”Lepaskan!” Jeritku di dekat telinganya dna ia pun menoleh padaku dan menghentikanku di depan pintu gudang yang sudah tidak dipakai.Dengan cepat ia membuka pintunya dan menyuruhku untuk masuk ke dalamnya
Gudang yang penuh dengan meja dan kursi yang sudah terpakai ini sangat gelap dan berdebu,membuatku bergidik merinding saat aku melihat sekitarnya.Harry menutup pintunya dengan pelan dan menguncinya sampai 3 kali putaran.Aku hanya diam menunggunya untuk berbicara sambil memegangi pergelangan tanganku yang mulai memerah
Ia mendekat padaku,mendekatkan wajahnya ke wajahku dan aku bisa merasakan napasnya yang tidak karuan “Kau membolos?” Tanyanya sambil menatap mataku tajam.Aroma mulutnya seperti alkohol.Apa dia baru saja minum alkohol yang membuatnya menjadi gila seperti sekarang?
“Aku sedang malas masuk kelas”
“Kau dihukum” Ucapnya tegas
“Hukum? Hukuman apa yang ingin kau berikan? Apa kau tidak bosan dengan hukuman hukuman bodohmu itu? Oh aku ingin dipecut dan dicambuk seperti Ana?” Tanyaku sambil membalas tatapannya.Namun ia malah membuang muka dariku lalu berjalan menuju pojok gudang yang gelap ini lalu menggeser kursi dan mejanya di tempat yang tertutup,maksud dia apasih,ia aneh sekali hari ini
“Kemarilah” Ucapnya seraya duduk di bangku tersebut.Aku segera menghampirinya dengan rasa takut yang masih kurasakan
“Duduk di pangkuanku” Aku langsung menyeritkan dahiku
“Pangkuanmu? Untuk apa? Aku bisa mengambil kurs—“
“Cepat duduk!!” Suruhnya.Astaga apa ia baru saja membentakku? Dengan cepat aku langsung duduk di kedua pahanya – dipangkuannya.Ia pun tersenyum padaku dan tangan nakalnya mulai memegangi kedua pahaku.Dan kesalahan terbesar di hari ini adalah,mengapa aku memakai rok pendek sekarang
“Buka rokmu!” Bentaknya kembali,namun aku menolaknya
“Tidak,aku tidak ingin melakukan sex di lingkungan sekolah seperti ini”
“Ini bukan sex,ini hukumanmu karna kau membolos dari pelajaran”
“Tapi mengapa kau tidak menyuruhku untuk masuk kelas? Kau malah memberiku hukuman seperti ini”
“Sudah kubilang,ini bukan sex,duduk di atas mejanya” Ia pun mengangkat kedua pahaku dari pangkuannya dan menyuruhku untuk duduk dimeja yang berada di depannya,aku hanya bisa menurutinya
“Buka rokmu”
“Rokku?! Tidak! Harry kau sudah gila!” Ucapku memberontak,namun ia menahan kedua tanganku dan langsung menaikan rokku sehingga kedua pahaku terekspos
“Aku senang kau mengenakan rok seperti ini” Ucapnya lembut di telingaku.Ia pun langsung menjilati daun telingaku yang membuatku menjadi lemas akan godaannya.Aku langsung menaruh kedua tanganku dan melingkarkan tanganku di lehernya.Ia pun mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku dan mencium bibirku lembut,namun ciumannya terasa beda,ia langsung memasukan lidahnya ke dalam mulutku yang membuatku sedikit terganggu sehingga aku langsung mendorong tubuhnya agar menjauh dariku
“Harry! Hentikan! Ini bukan dirimu Harry! Kau minum ya?”
“Abe,ini aku.Tenanglah,aku hanya rindu padamu” Tanyanya seraya kembali menarik pinggangku dan menciumi bibirku yang engganku buka.Dia bukan Harry,dia bukan Harry,dia bukan Harry Styles yang pernah kurasakan ciumannya
Aku langsung mendorongnya keras sampai tubuhnya terbentur ke tembok,namun ia masih saja tersenyum dan tertawa kecil.Ia memegangi dadanya dan kembali menarik tanganku,namun aku langsung turun dari meja dan menendang miliknya dan aku berlari menuju pintu untuk keluar
“Abe sayang,tenanglah,kemarilah!” Sahutnya yang masih bersandar di tembok.Dengan cepat aku membuka kuncinya dan berlari keluar.Saat aku berlari,Zayn terlihat sedang berjalan santai di koridor lantai 2 namun raut wajahnya berubah saat aku berlari kearahnya.Dengan cepat aku langsung memeluknya dan air mataku jatuh mengalir ke pipiku
“Hey Abery,kau mengapa?” Tanyanya seraya membalas pelukanku.Ia mengelus eluskan punggungku untuk membuat tangisanku mereda,namun entahlah aku menangis begitu saja.Aku takut sekarang,mengapa Harry begitu beda dan menyeramkan.Dia seperti seorang psikopat yang tibatiba ingin membunuhku tanpa alasan.Tidak hanya ciumannya yang beda namun tatapannya pun beda,dan aku takut,aku benar benar takut sekarang.
“Ssshh Abe,sudahlah,kau ini kenapa? Tadi kau tidak seperti ini” Ucapnya menenangkanku.Aku tidak ingin menjawab pertanyaannya,tapi aku malah mempererat pelukanku di tubuhnya.Pelukannya sangatlah nyaman membuatku tidak ingin melepaskannya
“Kau ingin berjalan jalan keluar? Kupikir kau butuh udara segar” Tanyanya,aku pun melepaskan pelukannya dan mengangguk
Zayn mengemudikan mobilnya dengan tenang,sambil menyalakan radio di mobilnya dengan volume kecil untuk mengisi keheningan di dalam mobil ini.Aku masih melihat ke arah luar,melihat jalan dan menyeka air mataku
Akhirnya Zayn pun angkat bicara “Kau ingin ke kafe bersamaku? Aku yang traktir” Ucapnya
“Ya,aku mau” Ucapku setuju
Zayn membawaku ke sebuah kafe kecil yang berada di sebelah sebuah supermarket besar.Ia pun menyuruhku untuk turun dan aku jalan berdampingan dengannya.Tangannya berada di atas punggungku sambil sesekali tersenyum padaku dan memberi isyarat bahwa aku harus berhenti menangis.Betapa cengengnya diriku
Aku dan Zayn pun duduk di meja yang berada di pojok ruangan dan berhadapan.Tak lama kemudian seorang lelaki dengan mengenakan seragam kerjanya yang mencolok menghampiri aku dan Zayn sambil membawa menu
“Selamat siang,kalian ingin memesan apa?” Tanyanya ramah
“Kau ingin apa Abe?” Tanya Zayn seraya memberikan menunya padaku,namun aku langsung menolaknya
“Aku mau Hot Nutella – astaga aku benci Nutella.Aku mau Cappucino saja dan pancake madu”
KAMU SEDANG MEMBACA
Temporary ❇ h.s
Fanfiction(Males ngedit, jadi seadanya aja ya bacanya) Aberystwyth bertemu dengan guru matematika barunya sekaligus guru lesnya Harry Styles, yang diam diam menyembunyikan alasan mengapa ia menjadikan Abery sebagai muridnya. Dengan berbagai hal romantis ya...