Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Aku masih berpegang teguh pada prinsipku yang satu ini. Seperti biasa, Rena masih menyeruput kopinya ketika aku hendak pergi. Kehidupan di dunia ini sedikit menyulitkan bila kau baru bergabung dengan kami. Namun, kamu pasti akan terbiasa setelah satu atau dua minggu tinggal di sini.
Ingatlah satu aturan penting di dunia ini:
“Jika kau memulai sesuatu, maka selesaikanlah. Entah berhasil atau gagal, kau harus menuntaskannya.”“Kau akan kembali ke tempat itu, Rem?” Sudah satu minggu namun aku belum bisa menyelesaikan misi penting ini. Padahal hanya sebuah misi tingkat C yang seharusnya selesai dalam lima menit jika kami kerjakan bersama.
“Ya, aku masih penasaran. Lagi pula kita tidak bisa meninggalkan apa yang sudah kita mulai.” Segera aku keluar dari penginapan dan menuju arah utara. Perburuan akan segera dimulai.
Di depan portal teleportasi telah berdiri beberapa anggota serikat. Kami berencana menghabisi bos di lantai 74 pada hari ini agar dapat memperoleh arta langka yang dapat melindungi Negeri Bulan dari petaka. Serikat kami cukup besar, dapat dikatakan yang terbesar di Negeri Bulan. Rena dan aku bergabung di serikat ini sejak 6 bulan lalu.
Perburuan tanpa Rena. Lagi-lagi perasaan tak enak menyelimuti hatiku. Ah, sudahlah.
“Apa Rena tidak ikut lagi?” Aku hanya menggeleng sebagai jawaban. Namanya Jason, seorang pemanah ulung di tim kami. Pendengarannya yang begitu tajam sangat membantu para petarung jarak dekat sepertiku.
“Yah, sayang sekali. Padahal aku sangat merindukannya.” Karin tampak sedikit lesu. Wajar saja sebab Karin dan Rena berteman sejak lama. Ini adalah perburuan ke-5 tanpa adanya Rena. Nah, kalau Karin ini penyihir putih. Kuasanya sebagai seorang penyembuh patut diacungi dua jempol, tapi kalau aku bisa mengeluarkan lima jempol tangan mungkin sekalian sepuluh deh.
“Sudah, Rena ikut atau tidak itu tidak masalah. Kali ini kita harus lebih fokus. Karin bisa untuk kali ini tolong terfokus pada mantra penyembuhmu, terus pertahankan persentase HP Rema dan aku. Jason tetap fokus untuk jaga kami. Aku dan Rema akan bersiaga di garis depan. Jangan lupa untuk siapkan ultimate skill-mu ya, Rem.” Iris menepuk bahuku. Aku mengangguk mantap meskipun sebenarnya ada sedikit perasaan tak enak.
Tinggal lima menit lagi dan ini akan dimulai kembali. Satu persatu dari anggota serikat kami mulai memasuki portal. Seperti biasa, aku menjadi yang terakhir dan menutup portal.
Inilah. Lantai 74 di Tanah Rembulan. “Siapkan arta teleportasi kalian!” seruku sambil melangkahkan kaki memasuki labirin besar dari batuan kapur ini. Sebuah gua di bawah gunung yang berisi ratusan bahkan ribuan makhluk aneh. Kami sudah memusnahkan mereka, hanya pemimpinnya ini yang agaknya minta disiram es batu baru bisa kami kalahkan.
Dengan langkah yakin aku membuka pintu besar di hadapan kami. “Mari kita mulai,” bisikku pada diri sendiri. Tiap-tiap anggota serikat kami berjuang dengan kesungguhan. Aku sangat berharap kami lah para cahaya yang dikatakan ramalan itu.
Satu persatu dari anggota serikat mulai mundur. Luka yang sangat mengerikan untuk kau lihat. “Karin! Sembuhkan mereka!” Aku berteriak seiring dengan ayunan pedangku. HP yang ditunjukkan di atas makhluk itu tak kunjung berkurang. Amarah menyelimuti pedangku. Warna hitamnya semakin pekat. Di sampingku, Iris tengah meliuk indah dengan pedang tunggal di tangan kanan.
Di sisi lain Karin tengah sibuk dengan anggota lain. Formasi kami terpecah. Jason entah berada di mana. Tidak ada tanda-tanda anak panah emas miliknya. Makhluk besar ini semakin menggoda pedangku untuk segera menebasnya. Makhluk sialan! Beraninya menyakiti teman-temanku. Ayunan pedangku semakin ganas. Kali ini aku hanya menggunakan pedang tunggal. Pedang hitam yang akan semakin menghitam setelah menelan emosi penggunanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Moonlight (END)
FantasyAku terlalu percaya diri hingga melupakan hal-hal penting di dunia ini. Ikatan dan kepercayaan adalah salah satu kunci hidup yang bermakna. Dahulu aku melakukannya, kini mereka berbalik arah. Inikah yang kalian sebut sebagai karma? Ini perjalananku...