Halloo!!!
Sequel-nya dah ready. Ayo ramein!
Ehh tapi sebelumnya nih... Kalian yang punya choaedol, ayo mutualan!
YANG NGGAK DROP ID GUE PUKUL!!🥊🥊🥊🥊.
"Selamat pagi, sayangku..."
"Pagi juga Mas!"
Senyum lebar Jungwon berubah jadi gelengan heran waktu suaminya yang udah rapi dengan jas beserta rambut klimis plus badan wangi memeluk erat tubuhnya dari belakang, seolah abai kalau-kalau bau masakannya akan hinggap di jas mahal pria itu.
"Kenapa kau bangun duluan tanpa membangunkanku hm? Tidak ada morning kiss pagi tadi," gumamnya dengan suara rendah di ceruk leher.
"Ya kan aku masak. Muahh!" bibir manyun Jay dia kecup singkat. "Tuh morning kiss. Udah."
"Beda. Kalau masih di kasur bisa lebih dari tadi."
"Emang mau lebih gimana hum?" matanya mengerling nakal. Jungwon mengecilkan api di kompor lalu berbalik badan menghadap si Tuan Park. Paling seru tuh ngegoda suaminya pagi-pagi, trus tinggalin gitu aja deh. Satisfying.
"Menyapa anakku, tentu saja. Yoonwon merindukanku di dalam sana. Katanya dia menendangmu terus hm?" tanyanya sambil mengelus-elus calon anaknya yang barusan dijadiin alibi. Poor Yoonwon.
"Itu mah emang udah waktunya dia nendang, tau... Mas mah ada aja alasannya. Lagian tuh———AAA!!"
Jungwon menjerit kaget waktu badannya diangkat dengan entengnya sama Jay, dibawa muter-muter di dapur, lalu berpindah ke sofa ruang tamu untuk dicium-cium. Ritual pagi.
"Jeong! Lanjutin masak!" perintahnya pada Jeongyeon, si bodyguard Jungwon yang sekarang naik pangkat jadi kepala pelayan kedua setelah Allen.
Cewek itu pasang muka setabah mungkin. "Untung gaji gue di atas UMR," decihnya.
"Ihh Mas, udahhh.... Mukaku basah semua Mas ciumin!" kekehnya geli nahan pergerakan suaminya yang makin semangat menjamah seluruh tubuhnya dengan bibir.
"Biar. Kalau Yoonwon lahir nanti aku tidak bisa begini denganmu lebih leluasa, kau tau itu. Manfaatkan waktu sebaik mungkin, dear." jawabnya enteng lalu telunjuknya mencet-mencet perut buncit istrinya. "Lihat, anak ini akan memonopolimu selama 24 jam nanti."
"Haha. Trus Yoonwon bakal jadi saingan Mas gitu?"
"Iya. Lihat saja nanti."
"Ada-ada aja! Dimana-mana tuh yang namanya Daddy bakal excited nunggu anaknya lahir.... Lah Mas? Antik bener!"
Jay nyengir tanpa dosa. Keningnya dia tempelin pada kening Jungwon, menatap dalam manik mata si manis kesayangannya. "Bercanda, sayang. Hidupku milik kalian berdua. Aku titip Yoonwon dalam perutmu ya? Sekitar tiga bulan lagi saat ia bisa melihat dunia, barulah kita rawat bersama. Okey?"
"Hihii... Hu'um!"
Yang lebih muda bangun dari pangkuan paha kokoh prianya. Bisa nggak jadi kerja si Jay dan dianya nggak jadi ke pergi kalo nurutin lovey dovey lama-lama.
"Dadah Mas Jay! Hati-hati!!" lambainya pada mobil Jay yang berjalan menjauh.
"Humm Dedek manja banget sihh. Baru juga ditinggal Papa sebentar udah kangen. Kenapa? Nanti mau nyamperin Papa? Yaudah ayok!" senyumnya riang sambil mengelus lembut perutnya. "Huh? Ihh Dedek! Parah banget. Baru tiga hari kemarin loh. Okkeyyy, nanti malem Mama ajakin Papa nyamperin Dedek. Sekarang ayo temenin Mama ketemu Om-Om jelek!"
Pokoknya selama Yoonwon masih di dalem, semuanya karena Yoonwon, salah Yoonwon, Yoonwon yang minta. Oke?
.
"Uwonnn!"
"Uminnn!"
"Onuuu!"
Skip. Alay.
Ehh, gapapa ding. Kapan lagi pagi hari di kampus jadi sebahagia ini kalau bukan hari ini, hari dimana mereka ke kampus bukan buat kejar revisi dosen atau belajar, tapi cuma buat mejeng doang. Alumni bosss..... Siapa yang egk seneng bakal selesai kuliah coba hah?!
Apalagi Jungwon. Dia mah santuyy, habis ini beberapa hari habis wisuda kemarin cuma rebahan di rumah, yoga atau senam biar Yoonwon di dalem sana nggak mageran, ato nggak cari kesibukan lain kayak nge-ekspor impor barang ilegal sama Jeongyeon, ato yang paling aman ya ngikut daily schedule Hanbin yang nggak jauh-jauh dari beramal atau berkegiatan sosial.
Beda lagi sama Geonu yang bergabung sama sekte rebahan. Urusan duit mah belakangan. Kalo kata kitab suci tuh "burung pipit aja nggak perlu pusing karena Tuhan selalu nyediain makanan untuk besok." Nah, Geonu kan imut kayak burung pipit. Jadi pasti Tuhan lebih sayang lagi.
Kalau Kyungmin, cowok itu produktif kok. Job endorse-nya ngalir sana sini. Namanya orang cakep. Aneka produk mah cocok aja diiklanin sama dia. Mulai dari pembersih kloset sampe krim penumbuh rambut.
"Anak lo kapan brojol Won?" Kyungmin jongkok di depan perut temennya, nusuk-nusuk gemes perut buncit yang ikut gerak di dalem sana begitu jarinya menyapa. Tau aja sentuhan orang cakep. "Ihh! Hidup dia! Nendang anjritttt"
"Nurut itungan sih tiga bulan lagi. Jangan misuh deket anak gue, babi. Ntar gedenya lamis kek lo!"
"Lahh itu lo juga...."
"Babi kan nama hewan. Edukasi."
Geonu yang tadi syahdu menikmati es teh kantin ikutan jongkok di sebelah Kyungmin. Weh anjay. Serasa pada sungkem sama Jungwon.
"Ikutan dong gueee...." Geonu nempelin tangannya di perut Jungwon. "Mana gerak? Kalem kok die. Bobo ye? Kulo nuwun...."
"Jelek sih lo. Mager dia gerak."
Males ah. Dedeknya diskriminasi .g
Geonu balik duduk di kursinya, tentunya si Kyungmin ngikut. "Betewe enam bulan kan udah mulai berat ye Won. Rasanya gimana tuh? Hamil enak nggak sih??"
"Enak kalo suaminya Mas Jay." jawabnya jujur. Bucin. "Kalo Mas lagi di rumah, gue bakal digendong kemana-mana. Sisanya ya menurut gue belom yang berat banget gitu."
"Njirrr seru bangettt! Emang Om Jay ngapain lo? Kok enak?" mata Geonu berbinar penuh minat.
"Gue minta apa aja diturutin. Padahal sumpah deh, gue nggak pernah nyangka ngidam gue bakal ngaco banget. Moso beberapa waktu lalu gue pernah ngidam pengen sup ati hiu!"
"Trus truss??"
"Ya dimasakin lah."
Geonu sama Kyungmin saling tatap. Harusnya mereka aja yang jadi anaknya JayWon. Jangan bayi kurang ajar di dalem. Tau aja cara memanfaatkan kekayaan babehnya.
Yoonwon meresahkan sejak dini.
"Ke mall kuy? Beli baju bayiiii...." ajak Kyungmin tiba-tiba.
"Lo hamil juga Min?!"
"Ye buat anak looo. Belanja gituan kan seru. Gue pilihin yang bagus deh. Selera gue high-class tauu!"
"Letchugo!"
.
Ini tuh bakal jadi kayak slice of life gituuuu....
Tapi nanti akan ada pair baru yang aku tambahin
HeheFighting!!!