Vita bagaikan ditelan bumi tak ada kabar sedikitpun, ia mulai menjauh semenjak kejadian pagi hari itu, rasanya Vita ingin marah tapi untuk apa? perasaannya semakin tidak jelas.
Sebelumnya, Vita pun pernah melihat Arlan memboncengi perempuan ketika Vita sedang naik angkot (baca part sbelumnya) namun perasaan nya saat itu tidak sekesal sekarang.
Arlan beberpa kali mengirimi nya sebuah pesan chat whatsapp, namun Vita kembali terus hanya membaca nya, tak sedikitpun ada rasa ingin membalas, membuat Arlan tak mengerti, ada apa? Rasanya terakhir bertemu ditaman belakang sekolah masih baik baik saja.
Arlan pun berusaha menemuinya dikelas, tapi nihil, Vita tak prnah ada dikelasnya, Arlan pun berusaha menemui dan mencarinya dikantin, hasilnya pun tetap sama. Yang bisa Arlan temui adalah sahabatnya yaitu Sari, ia menemukan Sari duduk sendiri dibangku pinggir kantin. Arlan menanyakan keberadaan Vita, tapi Sari selalu menjawab bahwa ia tidak tau, padahal tidak mungkin Sari tidak tau, mereka selalu bersama. Arlan pun mulai merasa ada yang aneh. sampai akhirnya, semesta mempertemukan mereka di gerbang sekolah
"Akhirnya saya ketemu kamu disini, kamu belum dijemput?" Arlan yang tiba tiba muncul dibelakang Vita, vita pun menoleh dengan kaget
"Mau pulang bareng? Biar saya antar, atau biar saya carikan taksi online" Arlan tak mengerti, Vita terus saja diam, dan membuang wajahnya. Arlan terus menatapnya dari samping, ia memperhatikan Vita saat sedang marah. Iya, terlihat jelas bahwa Vita sedang marah padanya, terbukti dari sikap yang sudah ia kenali dari awal prtemun mereka dulu
"Saya gak tau salah saya apa, tapi pasti saya memiliki kesalahan yang saya tidak sengaja. Saya minta maaf ya" Vita masih tak menjawab
"Oiya kue bikinin kamu enak" ucap Arlan yang mencari ide lain, benar saja ide nya berhasil
"Kue apaan?" Vita yang sejak tadi diam, akhinya berbicara mengingat akan kue yang ia berikan berapa hari lalu
"Waktu itu kamu ngasih kue sama temen saya, namanya Fajar. Inget kan?" Tanya Arlan memastikan "saya gak tau sih, kamu memang kasih untuk Fajar atau gimana, tapi pada intinya saya tau kue itu buatan kamu" Arlan menjeda ucapannya "untung nya saya udah pernah nyicipin, jadi saya hafal dengan rasanya"
Vita ke gap, bagaimana Arlan bisa tau hanya dari soal 'rasa' ? Perasaan Vita belum pernah membuatkan nya kue sebelum ini. Arlan mengerti dengan Vita, ia pun menjelaskan tentang adiknya Tasya yang pernah membawakan kue buatannya dengan Vita. Kilas balik ditampilkan saat ia bertemu dan bermain didapur dengan Tasya
"Tapi kue itu yang buat Tasya, bukan aku"
"80% lebih banyak buatan kamu, resep nya dari kamu kan?
"Sok tau"
"Enggak, saya gak sok tau. Tapi emang itu kebenarannya"
"Kakak itu kenapa sih?"
"Harusnya saya yang tanya itu ke kamu. Kamu kenapa tiba tiba ngilang, di wa gak dibales, ditemuin susah" lagi lagi Vita kembali diam
"Saya pernah denger sebuah hadis tentang seseorang yang mendiami temannya lebih datu 3hari, katanya itu gak boleh ya?"
"Mau kakak apa?" Merasa tersindir Vita menolehnya, kini mereka berhadapan
"Mau saya kamu bicara, jelaskan ada apa?" Arlan bertanya dengan low tone nya (nada rendah)
"Gak ada apa apa" jawabnya dengan membuang wajah
"Gak mungkin"
"Kakak kenapa gak pulang aja sih, gih sana pulang nanti ada yang nungguin lagi. Oiya hari ini gak bonceng cewe lagi?" Tanya Vita mempertegas dikata 'lagi'
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (Lebih Dari Rindu)
Teen Fiction"Saya suka sama kamu" Ia Arlan laki-laki yg berani menyatakan perasaan nya pada gadis sholeha "Suka belum tentu mencintai, dan belum tentu juga sayang, sayang pun belum tentu mencintai. Tapi kalo mencintai sudah pasti sayang dan suka" jawaban gadis...