"Aku sudah mulai jatuh rasa, saat kau hadir bersamaan dengan senja"
-Vita
Sejak senja pertama sore itu, Arlan beberapa kali kerap bersembunyi dibalik pohon pojok rumah Aurel, tetangga yang rumah nya seberang jalan dengan gadis yang ia lihat bersamaan dengan senja sore ini.Gadis itu berdiri dibalkon atas kamarnya, gadis yang menyukai senja, terbukti bahwa berdiri dibalkon menjadi kegiatan favorit sorenya. Saat gadis itu tersenyum Arlan pun ikut tersenyum memandangnya, saat gadis itu murung Arlan pun bisa murung. Arlan ingin menjadi senja yang bisa di tatap dalan suka maupun duka gadisnya. Namun seperti nya Arlan sadar bahwa keinginannya itu tak mungkin menjadi nyata.
Tapi ia tak akan pernah menyerah, hidup ini sebuah proses mencintai seseorang pun sebuah proses, mendapatkan dan memperjuangkannya adalah sebuah proses mau bagaimana hasilnya ia pasrahkan pada Tuhan. Arlan selalu yakin bahwa proses tak akan mengkhianati hasil. Jatuh boleh sekali, tapi tidak untuk berkali kali. Itulah prinsip yang selalu menjadi pegangannya.
Jilbab menari nari kala angin menyapanya dengan lembut, sore ini Vita berdiri dibalkon kamarnya menyaksikan senja yang begitu indah, seindah hati nya hari ini
Sambil menatap senja, ia teringat akan perjalanan bersama Arlan beberapa hari lalu hingga ia teringat dengan perkataan Arlan yang ternyata ia tahu bahwa Vita menyukai senja. Mimik wajah nya berubah menjadi rasa penasaran. 'Setau apa Arlan tentang dirinya?'
Sebuah jepretan foto tercipta sore hari ini, untuk kali pertama Arlan memotret nya bersamaan dengan senja. Biasanya Arlan hanya datang untuk memandang, tidak untuk mengabadikan di handphone nya.
Kali kedua Vita hampir saja melihatnya. Arlan segera kembali bersembunyi dibalik pohon.
Sosok laki laki yang Vita lihat untuk kedua kalinya, penasaran? Rasanya itu tidak perlu ditanya. Sosok bayangan pun terlihat dibalik pohon itu. Tapi Vita menepis bahwa itu tidak lah penting. Fokusnya pun kembali pada senja.
Arlan kembali menatap senja dan gadisnya itu "Aku begitu tau kamu Vit, bahkan aku ingin mencari tau terus tentang kamu. Apapun.. apapun itu" ucap Arlan sebelum ia pergi dari tempatnya bersembunyi
🌻🌻
Matahari pagi masuk ke dalam jendela kamar gadis yang menyukai senja itu. Selesai subuh tadi, Vita kembali tertidur karna mengantuk yang teramat, biasanya usai menjalankan qiyamul lail Vita menunggu sampai subuh lalu Vita menyempatkan untuk menambah hafalan atau bermurajaah, tapi nyata nya mata nya tak bisa menahan kantuk hingga dihari minggu libur ia malah bangun siang
Vita mengucak matanya saat matahari mulai terasa diwajahnya, "Siapa yang buka jendela ya? Ahhh pasti ibu yang buka" ucapnya bergumam sambil menggeser posisi badan untuk mengindari matahari
Dengan posisi tengkurap, mata masih terpejam dan posisi tangan yang meraba mencari ponselnya. Matanya terbelakak kaget saat melihat jam diponselnya pukul 08.10 pagi. Ia baru teringat bahwa hari ini ia akan pergi bersama Arlan untuk menghadiri jendela buku yang akan diadakan di toko buku tempat ia biasa membeli.
Vita segera bangkit menuju kamar mandi, dan bersiap siap. Gamis polos berwarna hijau mint dan jilbab bermotif senada sudah ia gantung didepan lemari pakaiannya. Untung saja semalam ia sudah mempersiapkan pakaian yang akan ia kenakan hari ini.
Pantulan cermin memperlihatkan wanita cantik dengan gamis dan jilbab yang menutupi sampai dada. Ia sedikit memberi polesan pada wajahnya. Kali pertama Vita berdandan. "Aneh?" Itulah yang ada dibenak fikirannya. Vita merasa aneh dengan dirinya.
Kemaren saat istirahat Vita yang sedang duduk bersama Sari tak sengaja bertemu Arlan dikantin, Arlan pun mengobrol singkat dengan Vita dan memberitau nya bahwa ada acara jendela buku. Arlan tau kalo Vita sangat suka dengan novel, itulah sebabnya Arlan mengajak Vita kesana, apalgi akan ada beberapa penulis buku favoritenya. Vita pun tak berfikir panjang ia langsung menerima ajakan Arlan. Tapi dengan syarat pergi bersama Sari karna ia tak ingin berdua saja, khawatir pula sang kakak akan curiga, Vita tak ingin kakaknya merasa curiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (Lebih Dari Rindu)
Teen Fiction"Saya suka sama kamu" Ia Arlan laki-laki yg berani menyatakan perasaan nya pada gadis sholeha "Suka belum tentu mencintai, dan belum tentu juga sayang, sayang pun belum tentu mencintai. Tapi kalo mencintai sudah pasti sayang dan suka" jawaban gadis...