2. Perihal Papan Nama

34 1 0
                                    

Setelah peserta dibubarkan, mereka masuk ke ruangan yg sudah disediakan untuk masing-masing gugusan. Gadis itu yg hendak akan masuk ruangan, langkah nya terhenti ketika terdengar suara dari belakang memanggil namanya

"Adinda Dwi Luvitaaa"

Merasa namanya dipanggil, sang mempunyai namapun menoleh kesumber suara

"Iya"

"Ini papan nama nya"

"Loh kakak kan yg tadi gak sengaja saya tabrak ya?"

"Ya, dan ini papan nama nya ketinggalan" sambil memberikan benda tsb, lalu Vita pun menerima nya

"Ya Allah saya sampai lupa, makasih ya kak"

"Sama-sama, lain kali coba untuk teliti dan jangan terburu-buru. Saya permisi. Assalamualaikum" ucap nya dengan cuek lalu pergi

"Wa'alaikumsalam"

🍂🍂

Didalan ruangan, Sari yg sudah duduk di bangku masih menunggu Vita. Sayang jika, nanti tempat duduk disebelah nya ditempati orang. Sari ingin tempat duduk itu ditempati oleh sahabatnya.

"Dari mana aja sih kok lama banget?"

"aku dari tadi didepan, kamu aja yg ninggalin langsung nyelonong masuk"

"Yeee aku kan berburu tempat duduk"

"Emang nya hewan segala berburu"

"Eh bentar, ini ketemu dimana?" Tanya Sari sambil menunujuk benda persegi yg berada ditangan Vita

"Ada yg ngembaliin" jawab Vita dengan santai, sambil memakai benda persegi itu kelehernya. Ya benda itu adalah papan namanya

"Siapa? Kapan? Kok aku gk tau"

"Tadi di depan" masih dengan sikap santainya

"Dia yg nemuin papan namanya?"

"Iya"

"Cowok apa cewek?"

"Cowok, hmmm kayaknya dia kakak osis deh soalnya pake blezer warna item gitu" sambil mencoba untuk mengingat kembali

"Hahhhhh seriusss???" Mata nya sempurna melotot seolah tak percaya. Dan yang ditanya pun hanya mengangguk

"Terus kamu kenalan gak?" Tanya Sari sangat antusias

"Buat apa?"

"Ya ampun ini anak, itu kan cowo masa gak kamu ajak kenalan. Setidaknya basa basi gitu nanya 'namanya siapa kak'?"

"Bukan muhrim Sari"

"Setidaknya liat nama tag nya kek, pasti kan ada tuh. Tapi btw, dia ganteng gak Vit?" Tanya nya semakin penasaran, padahal yg menjawab nya pun tak meyakinkan

"Mana aku tau, aku gak merhatiin wajah nya"

"Tapi nanti kalo ketemu lg, masih inget-inget dikit kan?" Mencoba membujuk, berharap Vita menjawab 'iya'

"InsyaAllah"

"Au ah gelap" merasa menyerah Sari pun menundukan kepala nya dimeja. Ingin mendapatkan info ternyata malah gatot.

"Terang Sar, ini kan masih pagi" ucap Vita sambil menahan tawa. Sambil menjeda, kembali berbicara "Kakak pembimbing kita udah dateng tuh. Sar, kamu gak penasaran dengan wajah nya?" Kini Vita yg membujuknya untuk sekedar membangunkan kepala Sari dari meja. Sekilas ia sambil sedikit meledek dengan ucapannya

"Bodo amat! Kesel gue" ucap Sari dengan kesalnya. Vita bener-benar merasa menang lagi kali ini.

Memang salah jika membicarakan kaum adam pada sahabatnya yg bernama lengkap Adinda Dwi Luvita. Setiap kali berbicara mengenai laki-laki, jawaban nya selalu santai dan cuek. Ya seperti malas untuk membahas dan terkadang malah suka dapat ceramah gratis. Lalu kenapa dia tidak menberhentikannya saja langsung to the point 'aku males kalo bahas cowo' kan simple. Sari seperti berdebat dengan fikirannya menahan kekesalan tapi "ah sudahalah" Fikirnya

LDR (Lebih Dari Rindu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang