3. Rasa Yang Singkat

29 1 0
                                    

"Adinda Dwi Luvita, setidaknya ucapkan terimakasih"

"Terimakasih" ucap vita tanpa menoleh, ia pun berlalu pergi. Meninggalkan jejak penasaran pada diri laki-laki itu.

Laki-laki itu mematung sejenak, mencoba menenangkan detak jantung nya. Entah ada apa dengan dirinya ia pun tak paham.

Siapa kah gadis itu? Kenapa sentuhan tangannya membuat jantungnya bergetar?

🍂🍂

Disebuah ruangan yg bertuliskan 'ruang osis' tampak seorang laki-laki yg masih terlihat melamun. Sepertinya wanita itu benar-benar mengusik fikiran dan juga perasaan nya, lihat saja sebuah laporan yg kini ada ditangannya tak berubah bentuk sejak 2jam yang lalu, pulpen yg berada ditangan nya pun hanya menari dengan si pemilik jari nya saja. Fajar yg berada didalam hanya mengelengkan kepala. 'Pastilah wanita yg ada difikiran nya' batin Fajar. Jam masih saja berjalan di putaran nya, Fajar tak menganggunya sedetikpun ia benar-benar memberi luang untuk sahabatnya yaitu Arlan

Galang pun masuk tanpa sengaja menyadarkan Arlan dari lamunan nya.

"Ar, mana laporan nya udah di tanda tangan belum?" Tanya Galang

"Eh, laporan apa?" Tanyanya balik, ia tak paham dengan proposal yg ditanyakan oleh galang. Arlan seakan seperti seseorang yg baru saja siuman dari tak sadarkan diri

"Astagfirullah itu laporan udah 2 jam gak berubah bentuk" ucap galang yg kaget melihat proposal tak berubah sejak ia memberikan nya 2 jam yg lalu

"2 jam setengah" sambung Fajar yg terlihat asik memainkan laptopnya

"Gilak!!! 2 jam setengah lu ngapain aja Arlan??" Seraya tak percaya Galang benar-benar tak habis fikir

"Berisik lu. Cuma tentang laporan kegiatan MOS aja ribet. Nih cuma tanda tangan doang kan?" Ucap nya sambil mentandatangani dan memberikan nya pada galang

"Udah lu baca semua belum?" Tanya Galang lagi

"Gampang. Lu cek lagi gih. Ada yg kurang gk tanda tangan gua" ucap Arlan tak menghiraukan Galang lagi.
Dia kini berjalan menghampiri Fajar. Menanyakan tentang wanita itu pada nya. Apa benar wanita yg ia temui wanita yg sama dengan Fajar?

Bukan Fajar namanya jika menjawab, ia memang malas jika membahas tentang wanita. Pertanyaan Arlan pun sama sekali tak di gubris olehnya. Fajar malah sangat serius dengan leptop nya. Seakan leptop sudah menjadi candu baginya dikala bersama temen-teman. Namun berbeda jika sedang belajar di kelas, di masjid, maupun rapat. Ia menomor dua kan leptop saat itu juga. Leptop itu hanya berguna ketika ia sedang bersama dengan teman-teman nya saja. (Kecuali tugas yaa, kalo tugas pasti megang leptop juga hehe)

"Wahhh ini tembok cakep banget, tapi sayang kagak bisa ngomong" ucap Arlan dengan majas ironi nya

"Lu nyindir gua?" Fajar yg merasa tersindir pun menjawab. Kali ini dia berhenti dari kegiatan nya

"Kagak, gua kan lg ngomong sama tembok" jawab Arlan dusta

"Lu gk liat gua lg ngerjain tugas apa? Jangan ganggu"

"Ya ya ya tugas ngegames"

"Lu mau tau nama cewek itu? Sorry Gua lupa namanya"

"Coba inget lagi kek"

"Adi, adi, adi. Duh adi siapa yaaa" kali ini tampak Fajar sedang benar-benar mengingat siapa nama gadis tersebut

"Adiwiguna..." sambar Galang. Galang ternyata masih ada diruangan itu, dia sejak tadi masih mengamati proposal tersebut. Hingga akhirnya dia teringat oleh sesuatu dan membuyarkan ingatan Fajar "Ar, si Adi ketua dari gugus dela...." Galang ingin menyambung lagi ucapan nya namun dihentikan oleh Arlan"

LDR (Lebih Dari Rindu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang