8. Keadaan Hati

19 1 0
                                    

Lantunan ayat suci Al-Qur'an kembali terdengar dikediaman keluarga Giovani. Disudut kamar belakang seorang wanita paruh baya membacakan sebuah ayat yang telah menyentuh laki-laki blasteran yang kini berada dibalik pintu kamarnya. Mbok Minah wanita paruh baya yang sudah bekarja lebih dari 18 tahun lamanya. Mengaji setelah mengerjakan pekerjaan rumah. Sebelum terlelap tidur Mbok Minah melaksanakan ibadah solat isya dan ditutup dengan sedikit banyaknya tilawah.

Kegiatan ini sudah menjadi rutinitas Arlan setiap kali Mbok Minah mengaji, ia selalu bersembunyi dibalik pintu kamar tanpa sepengetahuan siapapun. Padahal siapa saja bisa datang kedapur walau hanya untuk mencari cemilan dikulkas.

DUGGG
Arlan menahan rasa sakit kakinya dikala ia hendak bersembunyi. Terdengar suara hentakan kaki berjalan dari kejauhan, arah nya seperti akan kedapur mungkin Mamah atau Tasya karna tak mungkin Papah nya akan kedapur. Setiap kepulangannya dari bekerja Jordan sang Ayah selalu beralih ke ruang kerja nya dan biasanya Mbok Minah sudah menyiapkan minuman dan beberapa cemilan untuk menemaninya diruangan sunyi seperti itu.

Benar saja dugaannya, penganggu itu ialah Tasya yang datang mencari cemilannya dikulkas, biasanya Tasya memang suka menyimpan makanan kecil dikulkas. Anak itu memang benar-benar doyan makan, sudah malam begini ia masih saja makan, apa makan malam tidak cukup membuat perutnya kenyang? Atau mungkin cemilan sebagai pelengkap untuk dia yang sedang menonton drakor (drama korea) favoritenya? Ah, Arlan tak ingin ambil pusing, yang penting keberadaan dirinya tidak ketauan oleh siapapun.

Setelah memastikan adiknya benar-benar tidak akan muncul lagi, Arlan keluar dari tempat persembunyiannya. Saat hendak ingin mendengarkan lagi, Arlan dikagetkan dengan keluarnya Mbok Minah dari kamarnya.

Bingung, Itulah yang dirasakan Arlan saat Mbok Minah menanyakan kegiatan yang dilakukannya. Arlan bingung harus menjawab apa. Haruskah ia menjawab nya dengan jujur atau berbohong? Rasanya jika mengatakan ingin mengambil cemilan dikulkas tidaklah mungkin, Mbok Minah sangat tau karakter Arlan yang jarang sekali makan setelah makan malam, karna itu bisa membuat berat badannya bertambah. Arlan sangat menjaga kesehatan dan juga tubuhnya

"Maaf" itulah yang Arlan katakan pada Mbok Minah, tak bisa berkata banyak apalgi untuk berkata dengan jujur. Hanya maaflah yang bisa Arlan katakan sebagai jawaban. Arlan yakin Mbok Minah pasti mengerti dengan maksud ucapannya.

"Masuk yuk den, dengarkan didalam saja" jawaban Mbok Minah yang manis dengan senyumnya. Arlan hanya mengangguk memberikan jawaban 'iya' pada ajakan Mbok Minah. Sebenarnya Arlan tidak tau kenapa bisa-bisa Mbok Minah keluar setelah membaca Al-Qur'an. Bukankah ia langsung tidur setelah membaca Al-Qur'an?
Mbok Minah melanjutkan kembali bacaan yang tadi sempat terhenti. Arlan mendengarkan dengan cermat setiap bacaan ayat Mbok Minah. Suaranya memang tidak semerdu Fajar, tapi cukup membuatnya nyaman.

"Apa arti dari ayat yang Mbok baca barusan?" Pertanyaan Arlan usai Mbok Minah mengakhiri bacaannya

"Ayat yang terakhir den?" Untung saja Al-Qur'an Mbok Minah ada terjemahannya, sehingga ia bisa menjawab pertanyaan Arlan

"Semuanya"

"Mbok baca Surah An-Nur dari ayat 21-36" suara nya yang begitu lembut seakan berbicara pada anaknya
"Aden, mau denger semua artinya?"

"Kalo semua pasti Mbok capek, saya mau denger ayat 23-26. Boleh Mbok?"

"Tentu boleh den"
"Ayat 23 yang artinya; 'sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah dan beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan di akhirat, dan mereka akan mendapat azab yang besar,'

Ayat 24; 'pada hari, (ketika) lidah, tangan, dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.'

Ayat 25; 'pada hari itu Allah menyempurnakan balasan yang sebenarnya bagi mereka, dan mereka tahu bahwa Allah Maha Benar, Maha Menjelaskan.'

LDR (Lebih Dari Rindu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang