"Saat itu, ibu ku mempertanyakan 'siapa namamu' namun entah kenapa aku merasa ragu untuk menyebutkan. Bukan ragu karna hati ku, namun ada keraguan lain yang tak bisa ku jelaskan"
- Arlan -
Tiga hari lalu, malam itu..
Sebelum Vita memberi jawaban, Vita menceritakan keresahan hatinya kepada sang Ibu, sebelumnya ia telah bercerita pada Sari namun Sari memberi saran agar menceritakan kepadanya ibunya."Bu, lagi apa? Sini Vita bantu" Vita yang baru saja datang ke dapur dan melihat sang ibu sedang mencuci piring usai makan malam
"Gak usah, kamu istirahat aja. Tidur, besok kan sekolah"
"Harusnya Ibu yang istirahat biar Vita yang ngerjain. Ibu itu terlalu banyak kerja" Vita yang meminta ibunya untuk duduk dikursi dapur, dan mengalihkan piring agar ia kerjakan
"Tumben, ada apa nih?" Ucap sang ibu yang merasa curiga terhadap sikapnya
"Tumben? Kan Vita suka nyuci piring bu"
"Hmm apa lagi ada yang kamu fikirkan?"
Vita menyelesaikan kerjaan nya, ia pun mengahampiri sang ibu dan duduknya disampingnya
"Vita gak tau, apa yang ada difikiran ibu jika Vita mempertanyakan hal ini. Dan Vita harap ibu gak marah jika Vita menceritakan semuanya" Vita menghela nafas sejenak "bu, apa boleh...Vita...berteman dengan seorang laki-laki?" Ucap nya sedikit ragu
Dengan senyum sang ibu menjawab
"Hmm boleh aja, dengan catatan kamu harus tau batasan batasannya. Ibu tidak melarang kamu mau berteman dengan siapapun tapi kamu tau kan bahwa laki laki dan perempuan bukan lah muhrim?"
"Apa itu artinya ibu tidak mengizinkan?"
"Ibu juga tidak ingin pertemanan kamu terbatasi nak, ibu justru mau kamu memiliki banyak teman, tapi teman yang baik, karna lingkungan pertemanan akan mempengaruhi diri kita, jika lingkungan kamu baik maka kamu akan baik, dan sebaliknya"
"Temen Vita baik baik kok bu"
"Kalo gitu siapa namanya?"
"Siapa?"
"Laki laki itu"
"Namanya.....namanya...Arlan bu"
"Temen kelas?"
Vita menggeleng lalu menjawab "kakak kelas"
"Dia mengajukan pertemanan sama Vita, tapi Vita belum bisa jawab""Emangnya udah kenal berapa lama?"
"Baru kok bu, kenal semenjak sekolah aja"
"Lalu kapan kamu akan beri dia jawaban?"
"Senin besok bu"
"Kenapa cepeet sekali?"
"Dia mengajukan dari senin lalu bu, ini udah haru jumat, Vita minta waktu sepekan. Padahal kata dia kalo memang Vita keberatan, Vita bisa langsung beri jawaban tanpa harus sepekan"
"Kamu udh coba istikharah?"
"Ibuuuu ini kan bukan tentang jodoh"
"Ya gpp dong emangnya harus jodoh aja yang istikharah?"
"Sebelum istikharah, aku minta jawaban ibu dulu. Karna percuma kalo aku istikharah ibu gak ngizinin"
"Seperti yang tadi ibu bilang, kamu harus tau batasan batasan nya"
"Alhamdulillah, Vita akan solat istikharah. Eh tapi....gimana sama Mas Raihan ya bu? Kayaknya kalo Mas tau, Vita gak bakal diizinin deh bu"
"Mas mu itu terlalu sayang sama kamu, tapi gpp nanti ibu yang coba bicara sama Mas mu"
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (Lebih Dari Rindu)
Teen Fiction"Saya suka sama kamu" Ia Arlan laki-laki yg berani menyatakan perasaan nya pada gadis sholeha "Suka belum tentu mencintai, dan belum tentu juga sayang, sayang pun belum tentu mencintai. Tapi kalo mencintai sudah pasti sayang dan suka" jawaban gadis...