🍃 "Tidak ada pertemuan yang sia-sia, tidak pulak ada yang instan semua butuh alur dalam setiap
proses hubungan" 🍃
"BRUK" sebuah benda jatuh dari tas kecil milik Arlan"Tunggu" ucap Vita yang menghentikan langkah Arlan, merasa dipanggil Arlan pun menoleh ke sumber suara. Vita melihat sebuah benda yang terjatuh. Tapi sepertinya ia mengenali benda itu
"Ini kan novel saya, kenapa bisa ada di kakak?" Rupanya benda yang terjatuh itu adalah novel Vita yang hilang beberapa hari yang lalu. Vita pun bertanya pada Arlan mengenai novelnya
"Novel kayak gini cetakannya banyak, belum tentu juga punya kamu" Arlan yang langsung merebut novel dari tangan Vita
"Tapi saya yakin banget kalo novel itu tuh punya saya"
"Terus kamu mau nuduh saya ngambil novel kamu gitu?"
"Saya gak bermaksud gitu, cuman___"
"Cuman apa? Itu sama aja kamu nuduh saya. Sekarang gini yaa tadi kamu marah-marah sama saya, dan sekarang kamu mau nuduh saya ngambil novel kamu"
"Astagfirullah saya beneran gak bermaksud gitu ka"
"Ya terus ini apa? Novel saya jatuh terus kamu bilang ini novel kamu. Kamu kira yang punya novel kayak gini cuma kamu aja. Saya gak mau tau sekarang kamu minta maaf sama saya"
"Saya gak mau, Assalamualaikum" Vita malas sekali berdebat dengan Arlan. Lebih baik ia pergi dan meninggalkan laki-laki itu. Vita mengutuk dirinya kenapa juga dia harus menghentikan langkah laki-laki itu? Harusnya Vita menbiarkan saja benda itu terjatuh. Vita terus saja beristighfar dalam hati, mencoba menenangkan diri. Semoga syaitan tidak menguasai hati dan fikiran nya.DRTTTTTT
Sebuah getaran yang menggetarkan disaku bajunya. Ternyata sebuah panggilan telfon dari Mbak Puri. Vita yang meninggalkan tempat itu baru mengingat bahwa ia harus menunggu Mbak Puri disana. Tapi karna kekesalan nya, ia malah meninggalkan Mbak Puri. Sekarang apakah ia harus kembali ke tempat tadi? Bagaimana jika laki-laki itu masih ada? "Bodo amat deh!" Fikirnya.
Vita segera kembali ketempat dimana sang kakak menunggu. Rasa syukur yang ia ucapkan dalam hati melihat laki-laki itu sudah tidak terlihat keberadaannya. Mereka pun kembali pulang secara bersama.🍂🍂
Hari libur yang tidak ada aktivitas ini semua berkumpul. Mbak Puri yang memasak bersama Ibu tak lupa Raihan pun turut ikut membantu walau sekedar untuk memotong bawang, bahkan bisa dikatakan Raihan ahli dalam memasak
"Nak, udah kamu istirahat aja gih sana. Biar ibu yang masak" ucap Ibu yang melihat anaknya memotong sayuran
"Raihan cuma bantu motong sayuran aja kok bu"
"Tapi kamu kan kalo motong lama-lama juga masak han" Mbak Puri ikut sambung, tak lupa ia iringi dengan tawa
"Ya gak apa-apa kan mbak. Lagian Raihan lagi gk ada kerjaan. Ngomong-ngomong Vita kemana ya Mbak? Kok aku belum liat dia dari pulang tadi"
"Tadi kayaknya pas pulang langsung masuk kamar deh. Kamu udah cek ke kamarnya?"
"Belum sih, tapi biarin ajalah nanti kalo masakan udah mateng juga dia keluar" usai sayuran kini Raihan mengupas bawang
"Udah sini pisau nya ibu aja yang ngupas bawang. Bener kata Mbak Puri dari motong, ngupas ntar tau-tau ntar masakan nya mateng sama kamu. Gih cari adik mu dulu" ucap Ibu yang tak ingin dibantah lagi. Raihan langsung pergi dari dapur dan segera mencari adiknya🍂🍂
Langkahnya terhenti didepan pintu kamar sang adik, ia mulai mengetuk pintu kamar nya, namun tak ada jawaban dari si pemilik kamar. Raihan mencoba membuka knop pintu, dan ternyata tidak terkunci. Perlahan Raihan memasuki kamar adiknya mencari sekeliling tempat namun tak menemukannya. Entah dikamar mandi dan dibalkon luar pun tidak ada.
Tidak menemukan adiknya didalam kamar Raihan pun mencari nya diluar rumah, ia berfikir mungkin Vita adiknya sedang berada di taman belakang rumah. Benar saja dugaannya, sang adik sedang duduk santai melihat pemandangan taman disekitarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LDR (Lebih Dari Rindu)
Teen Fiction"Saya suka sama kamu" Ia Arlan laki-laki yg berani menyatakan perasaan nya pada gadis sholeha "Suka belum tentu mencintai, dan belum tentu juga sayang, sayang pun belum tentu mencintai. Tapi kalo mencintai sudah pasti sayang dan suka" jawaban gadis...