11. Berawal dari chatting

18 0 0
                                    

"Saat senja itu hadir bersamaan dengan dirinya, saat itu pulak mereka hilang bersamaan..
Tau kah kamu? Senja tak menjanjikan akan hadir disetiap sore, namun senja akan hadir bila sang cuaca mendukung.
Entah kemana angin akan mempertemukan. Kuharap segera..🍂"

- Vita -

"Dan terimakasih atas waktu mu hari ini. Assalamualaikum" ucap Arlan mengakhiri dan pergi

"Wa'alaikumsalam" ucap Vita dengan nada sendu

Vita menatapi Arlan yang berjalan pergi meninggalkannya, perlahan ia mulai menghilang, tak terlihat lagi dan menginggalkan jejak. Sebuah pertanyaan dan juga ajakan. Apakah Vita akan menerimanya sebagai teman?

🍂🍂

Kilas balik tiga hari yang lalu ..

'Ia hilang bersamaan dengan senja..🍂'

Sesaat Vita meninggalkan tempat nya, Arlan pun dipanggil oleh seseorang pemilik rumah tempatnya ia berdiri.

"Ka Arlan pasti mau jemput Tasya ya?" Tapi Tasya udah pulang kok tadi dianter sama dan mamah. Tadi juga dia sempet hubungin kakak tapi gak ada jawaban katanya"

"Oh iya, ponselnya tadi kakak silent kalo gitu makasih yaa"

Arlan berpamitan, dan pergi. Tapi ia tak tahu bahwa kehadirannya membuat jejak untuk wanita yang ia tatap beberapa menit yang lalu

🍃🍃

Sesampainya dirumah, Arlan menuju kamarnya dan mengambil secarcik yang ia simpan didalam tas sekolahnya. Rupanya Arlan tak benar-benar meninggalkan secarcik kertas itu, kertas kusam yang ia sudah dilipat berkali-kali dan bahkan ingin dibuang itu masih dengan jelas tertera nomer dan juga alamat rumah.

Suara sang adik yang tiba-tiba masuk tanpa mengetuk membuat Arlan terkejut sekaligus tersadar akan lamunan

"Kamu bisa gak sih ketuk pintu dulu?" Ucap Arlan dengan nada rendah nya

"Hehe maaf ka, aku kebablasan ya.. lagian tadi aku manggil kakak tapi kakak malah lanjut jalan ke kamar"

"Ada apa?" Tanya Arlan menyingkat. Sambil menyingkirkan tas sekolahnya

"Tadi kakak ke rumah Aurel?" Tanya Tasya, yang ditanya pun hanya membalas dengan anggukan
"Terus kakak nelfon ke nomer aku gak?"

"Enggak" jawabnya yang pura-pura sibuk membereskan buku-bukunya

"Syukur deh, soalnya ponsel aku ketinggalan dirumah temen.. oiya ini buat kakak hasil buatanku..hmm tapi resep nya dari yang ahli"

"Emangnya Aurel jago bikin kue?"

"Bukan Aurel, tapi temen aku.. Ah! Aku udah inget namanya sekarang, Ka Luvita. Dia jago banget bikin kue"

"Siapa dia?"

"Itu loh ka tetangga depan sebrang rumah nya Aurel"

Tasya menggeletakkan kue itu dimeja tempat Arlan sedang membereskan buku-bukunya. Dan melihat ekspresi Arlan seperti tak meyakinkan akan kue yang dibuat adiknya

"Tenang, kue perdana aku enak kok udah di uji coba"

"Sama kamu?"

"Ya sama juri nya lah, namanya Mas Raihan.. kakak nya Ka Vita, dia orang nya baik ka, terus taat lagi sama agama. Apa ya namanya itu..."

"Sholeh?"

"Ah! Iya iya sholeh"

"Kamu kayak nya udah kenal lama"

LDR (Lebih Dari Rindu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang