Pencahayaan dari ruangan itu berhasil menusuk mata Jeongwoo, hal tersebut berhasil membuat Jeongwoo dengan perlahan membuka matanya.
Hal pertama yang ia rasakan adalah pening pada kepala, tetapi tidak seburuk saat dia pingsan di toilet kampus---
"OH IYA GUE PINGSAN DI TOILET KAMPUS!" Dengan cepat, Jeongwoo bangkit dari tidurnya. Ia baru menyadarinya bahwasanya kini tengah berada di tempat asing, jelas ini bukan kamar dirinya atau ruang uks sekolah.
"Anjir, ini dimana?!"
Panik? Jelas! Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru, mencari satu hal yang mungkin dapat ia kenali. Namun nihil, ruangan tersebut begitu asing.
Klek. Pintu terbuka, menampakkan sosok pemuda jangkung dengan membawa nampan berisikan makanan dan---suntikan?
"Oalah, udah sadar juga." Ucapnya sembari menaruh nampan tersebut di meja sebelah ranjang.
Jeongwoo yang sendari tadi duduk di atas ranjang hanya memperhatikan gerak-gerik orang asing tersebut, tak lupa dirinya antisipasi jikalau orang tersebut macam-macam.
"Itu suntikan apaan?! Wah, lo pasti sedang eksperimen yang enggak-enggak ke gue ya? Ngaku lo!"
Orang itu menghela nafasnya, sedangkan Jeongwoo kini menjaga jarak terhadap orang tersebut yang kini sudah duduk di tepi kasur.
"Gue Haruto, kalau lo lupa atau enggak sadar. Gue yang nolongin lo di toilet kampus."
Mendengar hal itu, Jeongwoo menghela nafas lega namun---
"EH IYA, BAJU GUE KAN BASAH?!"
Dengan cepat Jeongwoo melirik pakaian yang ia kenakan, dan benar saja---dirinya bukan lagi mengenakan pakaian saat berangkat kampus.
"Baju lo basah karena genangan air keran, jadi itu baju gue." Jawab Haruto santai sembari bangkit dari duduknya.
Pemuda Watanabe itu mimilih melangkah keluar ruangan, ia membiarkan Jeongwoo sendirian di kamar dengan beribu pertanyaan.
Namun saat di ambang pintu, Haruto memberhentikan langkah kemudian tubuhnya berbalik guna menatap Jeongwoo yang masih setia di atas kasur.
"Lo sedang di masa heat, alangkah baiknya lo pakai formula supresan yang telah gue sediakan sebelum pheromone lo mengundang para Alpha gila di luar sana."
Klek. Pintu tertutup rapat setelah Haruto mengucapkan kalimat tersebut. Jeongwoo yang mendengar hal itu hanya berdecak dan detik selanjutnya ia menjatuhkan tubuh ke atas kasur.
"Gue enggak paham dengan diri gue sendiri kenapa---" Maniknya melirik sekilas ke arah meja, di sana ada semangkuk sup dan suntikan berisikan supresan atau apalah itu, Jeongwoo pun tak paham.
"Haruskah?" Lengannya terangkat, dengan perlahan Jeongwoo mengambil suntikan tersebut.
"Ckk enggak perlu, ribet amat." Dengan bodohnya, Jeongwoo menaruh kembali suntikan tersebut di atas, setelahnya Jeongwoo pun bangkit dari tempat tidur. Ia memilih untuk kembali ke rumah, yah... Meski mungkin hanya berjalan kaki nanti.
***
"Yoo bro, tumben lo lama banget datangnya?"
Tos andalan dilakukan oleh Haruto dan salah satu kawannya --Doyoung-- saat dirinya baru saja sampai pada lokasi perkumpulan.
"Kenapa emangnya? Gue tadi ada yang diurus." Jawab Haruto sembari duduk di salah kursi kosong kafe itu.
Yang lain hanya menganggukkan kepala dan ber'oh'. Selepas itu, semuanya pun kembali pada pembicaraan mereka yang terbilang random.
Haruto di sana hanya menyimak sembari sesekali menyeruput minuman kesukaannya, yakni soda.
"Lo ingat enggak lusa kemarin tuh ada harum pheromone omega dari toilet, gila nyengat banget sampai ke ruangan gue, untung aja di ruang gue Alpha hanya gue." Celetuk Jaehyuk, salah satu Alpha Male di lingkaran pertemanan itu.
"Terus gimana? Lo bisa tahan hasrat alpha lo kan?" Tanya Doyoung, yang hanya seorang Beta Male.
Jaehyuk mengangguk, "Ya walaupun gue agak risih sih, soal gila pheromonenya manis banget. Gue yakin, kalau ada Alpha di dekat si Omega itu pasti enggak tahan."
Haruto mengangkat satu alisnya, "Oh? Itumah lo aja enggak bisa tahan hasrat Alpha lo."
Jaehyuk merotasikan kedua netranya kala mendengar ucapan Haruto barusan, "Iyadah, yang Alpha dominan mah beda, ya?"
"Enggak ngaruh mau lo dominan atau alpha biasa, nyatanya selagi kita bisa kontrol hasrat ya bisa saja."
Jaehyuk mendesus, dirinya merasa terpojoki oleh Haruto sedangkan Doyoung yang menyaksikan kedua kawannya itu hanya bisa terkekeh.
"Eh To lo enggak sadar---"
"Hm?"
Doyoung menghentikan kegiatan tawanya, begitupun Haruto yang memberhentikan kegiatan meminum sodanya. Kedua pemuda seketika penasaran dengan perkataan Jaehyuk yang sengaja digantung.
"Apasih? To the point kek." Protes Haruto yang merasa digantungkan.
Jaehyuk tersenyum miring, Doyoung seketika bergidik ngeri karena Jaehyuk terlihat seperti om-om.
"Lo enggak pakai foundation atau apa gitu? Itu leher lo ada bekas kissmark, main sama siapa lo?"
Deg.
Haruto mematung, sedangkan Doyoung dengan cepat mengecek leher Haruto dan benar saja ada tanda merah di sana.
"Wah..."
"GILIRAN GINI AJA MATA LO JELI, BESOK DOSEN NANYA HALAMAN BIASANYA LO KICEP HYUK."
Ketiganya pun kini berakhir rusuh di pojok kafe.
️️ ️️
️️ ️️
ㅤ ️️
️️ ️️
━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━
Istilah ABO.Jadi mungkin ada yang asing sama kata-kata yang aku garis miringin, nah ini aku kasih keterangan ya.
Heat : Masa dimana hormon Omega menaik drastis, salah satu efek sampingnya yakni tubuh terasa panas, pusing kepala, dan rasa ingin disetubuhi. Cara menghilangkan efek ini adalah dengan meminum obat supresan atau dengan cara [piip]. AKU BINGUNG JELASIN BAHASA HALUSNYA. T___T
Supresan : Obat yang dapat meredakan atau menghilangkan efek samping heat/rut.
Pheromone : Aroma tubuh khas yang dimiliki oleh Omega atau Alpha. Biasanya hanya bisa dirasakan oleh dua itu, kalau Beta selain mate-nya tidak bisa.
Seiring waktu, kalau ada bahasa asing yang terdapat dari ABO verse pasti aku jelasin. Ini aku jelasinnya pakai bahasa aku sendiri alias sepemahaman aku, jika agak beda dari book atau sumber lain maaf ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reality - HAJEONGWOO.
Fanfiction[DISCONTINUE] "Gue benci kenyataan." Dari awal, Jeongwoo sudah membenci akan kenyataan tentang derajat kasta di kotanya. Sekarang ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya Omega, membuat kebenciannya terhadap kenyataan semakin besar. ━━━━━━━━━ • • •...