"Jeongwoo gue kangen sama lo!" Dengan cepat Junghwan memeluk sang Kawan tatkala Jeongwoo memasuki ruang kelas.
"Anjir Hwan, engaap."
Dengan cepat Jeongwoo melepaskan pelukan erat Junghwan kala itu juga, pasalnya penghuni kelas lainnya tengah memandangi tak enak.
"Kemana aja lo absen kelas mulu, kata Kak Ji lo sakit ya?"
Jeongwoo tak langsung menjawab, pemuda Park itu memilih untuk duduk terlebih dahulu di kursinya.
"Iya gue sakit, badan gue panas." Jelas Jeongwoo berbohong, Junghwan yang tidak tahu kebenaran hanya menganggukkan kepala.
"Sekarang gimana?"
"Better, maka dari itu gue ngampus."
Lagi, Junghwan hanya menganggukkan kepalanya.
"Oh iya, Woo. Gue gabung UKM Seni nih, di Dance tepatnya."
"Wah bagus dong, kebetulan UKM seni mau adain makrab bulan depan-- MAMPUS."
Jeongwoo menepuk keningnya, detik selanjutnya dengan cepat ia mengambil lembaran formulir yang telah ia isi semalam.
"Kenapa Woo?"
"Bentar." Jeongwoo mengambil pulpennya, pemuda itu menyoret beberapa jawaban.
"Gue enggak bisa ikut."
"Lah kenapa?"
Tidak langsung menjawab, Jeongwoo justru mengigit bibir bawahnya.
"Tanggalnya---berdekatan dengan... Acara keluarga gue! Iya acara keluarga gue."
Junghwan hanya ber'oh', "Sayang banget, padahal itu sekalian mau bahas acara seni kampus."
Jeongwoo hanya tersenyum kikuk, pemuda itu menggaruk tengkuknya. Ah sial, kenapa harus bertepatan dengan jadwal heat. Sungguh, seandainya dia Beta pasti tidak serumit ini.
***
Kelas hari ini begitu pening, materi yang padat dan rumit membuat beberapa mahasiswa kelas itu keluar dengan ekspresi beragam.
Salah satunya Jeongwoo, pemuda itu keluar kelas tak karuan. Rambutnya sedikit berantakan akibat saat penjelasan materi pemuda itu mengacak rambutnya dan selalu berkata...
"Ini materi kenapa susah banget, hidup gue udah susah kenapa segala ditambah sih."
Tidak heran jika kini Jeongwoo berjalan lunglai keluar kelas bersama dengan Junghwan di belakangnya.
"Kaya zombie si Jeongwoo." Celetuk Junghwan asal.
Dug. Tubuh lemas Jeongwoo tanpa sengaja menabrak tiang penyangga bangunan. Membuat dirinya seketika kembali akan kesadarannya.
"Duh, anjir apes banget." Gerutu Jeongwoo, membuat Junghwan di belakangnya tertawa puas.
Lengannya terangkat, Jeongwoo mengelus keningnya yang kini sedikit memerah.
"Keningnya kenapa?"
Suara tak asing membuat Jeongwoo memberhentikan kegiatannya, pun ia langsung mendongak untuk memastikan si pemilik suara.
"Enggak apa-apa, tadi sedikit kejedot aja."
"Coba lihat."
Haruto, ialah yang tadi menanyakan perihal kening Jeongwoo. Pemuda itu juga menyingkirkan lengan Jeongwoo yang menutupi kening sang Empu.
"Merah, tadi kebentur?"
"Iya, kebentur tiang depan kelas tuh kenceng banget, sampai ada backsoundnya." Bukan, bukan Jeongwoo yang menjawab tetapi Junghwan.
"Gue duluan ya, Woo. Dadah!"
Tanpa balasan dari Jeongwoo, Junghwan langsung melipir duluan meninggalkan dua pemuda yang kini tengah berdiri berhadapan di koridor gedung kampus.
"Kok bisa?"
"Tadi mumet sama materi, sampai mau jalan aja pusing. Terus---"
Kalimat Jeongwoo terputus tatkala wajah Haruto semakin dekat dengan wajahnya. Bahkan Jeongwoo sampai menahan nafas dan memejamkan mata.
Jangan aneh-aneh, To. Ini masih di kampus.
Itulah isi benak dalam Jeongwoo. Dalam hati sumpah serapah dilakukan oleh Jeongwoo, mengetahui Haruto suka seenaknya sendiri.
Chup. Satu kecupan di kening Jeongwoo dapatkan, siapa lagi kalau bukan Haruto pelakunya?
"Duh, yang merah. Semoga cepat sembuh ya."
Tak lupa Haruto pun merapihkan rambut Jeongwoo yang nampak jelas berantakan. Kekehan pelan dilakukan oleh Haruto melihat ekspresi wajah Jeongwoo yang menurutnya lucu.
Seperti panik tertahan? Entahlah.
Jeongwoo membuka matanya tepat saat Haruto terkekeh. Malu? Jelas. Ia sudah berpikir ke hal yang lain. Duh ada-ada saja.
"Mikir apa, hm?"
"Enggak! Dah ah mau pulang aja, ayo gue lapar sebelum gue yang makan lo." Gerutu Jeongwoo, tak lupa pemuda itu memilih untuk melangkah lebih awal meninggalkan Haruto.
Haruto? Dia menggelengkan kepalanya, "Ada-ada saja."
Setelahnya Haruto menyusul langkah Jeongwoo yang sudah lebih dulu dari dia.
"Woo, tunggu! Salah gue apa masa ditinggal?"
"Berisik Watanabe Haruto!"
️
️
️
️
️️
️
️
️
️
Tanpa diketahui keduanya, ada seseorang yang tengah memperhatikannya mereka dari jauh."Hubungan kalian seru banget, gue boleh bergabung enggak?" Guratan senyum kecil tercetak, entah apa senyuman itu maksud.
Huhu maaf ya sempat ke hold, kemarin jadi pejuang sbm dulu. Cung siapa yang pejuang sbm juga? Hehehe sekarang update akan lancar seperti sebelum-sebelumnya. Maaf ya sekali lagi, dan terimakasih yang sudah nunggu book ini update! ><
KAMU SEDANG MEMBACA
Reality - HAJEONGWOO.
Fiksi Penggemar[DISCONTINUE] "Gue benci kenyataan." Dari awal, Jeongwoo sudah membenci akan kenyataan tentang derajat kasta di kotanya. Sekarang ia harus menerima kenyataan bahwa dirinya Omega, membuat kebenciannya terhadap kenyataan semakin besar. ━━━━━━━━━ • • •...