~ 2O

3.5K 565 89
                                        

"Guys kumpul yuk!" Teriak Yedam dengan toanya. Lantas para anggota pun langsung berkumpul di halaman belakang dimana sumber suara itu berasal.

Junghwan celingukan mencari sosok sang kawan yang sendari tadi tidak nampak.

"Cari siapa Hwan?"

"Ini Jeongwoo enggak ada..."

Yedam lantas mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru, benar saja sosok pemuda Park itu tidak ditemukan sama sekali.

Dengan cepat, Yedam pun berlari menuju Hyunsuk dimana ia sedang bercengkrama dengan Jihoon.

"Bang, Jeongwoo enggak ada."

Enggak Hyunsuk doang yang kaget, Jihoon juga.

"Anjir, tadi tuh anak masih di ruang tengah sama Junghwan deh."

"Dari tadi gue emang sama dia, terus dia izin ke kamar." Jelas Junghwan, membuat Jihoon mengetikkan jarinya.

"Susul ke kamar!" Perintah Jihoon diangguki oleh Junghwan, lantas mereka pun langsung berlari menuju kamar Jeongwoo.

Haruto, Jaehyuk, dan Doyoung yang melihat kegaduhan itu lantas mengerutkan keningnya bingung.

"Kenapa tuh?" Tanya Jaehyuk sembari melirik.

"Kayanya terjadi sesuatu sama Jeongwoo dah."

Kali ini Haruto mendelik ke arah Doyoung, "Tau darimana lo?"

"Lihat aja, enggak ada Jeongwoo biasanya tuh anak sama Junghwan kan?"

Benar juga, tanpa berpikir panjang lagi Haruto pun ikut berlari menyusul Junghwan dan Jihoon menuju kamar Jeongwoo.

"Masih inget Jeongwoo lo?" Sindir Junghwan kala mereka sampai di depan pintu kamar Jeongwoo.

Haruto hanya berdecak sebal, bisa-bisanya Junghwan langsung memancing emosinya.

"Heh! Kalau kalian gelut, gue yang hajar kalian!" Jihoon mengancam keduanya, pasalnya Jihoon dapat melihat aura keduanya yang sama-sama siap menerkam.

Junghwan hanya berdecak, beda lagi Haruto yang siap mendobrak pintu kayu kamar Jeongwoo.

"Mau ngapain lo?"

"Dobrak lah, gue bisa cium pheromone dia mencuat keluar banget."

Benar saja, tidak hanya Haruto yang merasakan tetapi Jihoon dan Junghwan pun dapat menghirup aroma manis hingga keluar.

"Jangan bilang..."

"Damn, Adek gue lagi heat." Jihoon langsung ikut serta mendobrak pintu.

Dengan sekali hentakan oleh dua alpha, pintu berhasil dibuka. Aroma manis berhasil terhirup oleh tiga manusia di sana.

Namun anehnya, tidak ditemukan Jeongwoo di dalam sana.

"Jeongwoo!" Haruto berlari ke dalam kamar, benar saja. Jeongwoo tidak ditemukan di atas kasur melainkan di bawah, tepat di samping kasur.

Mengenaskan. Tubuhnya sudah basah akibat berkeringat, bahkan saat Haruto menghampiri Jeongwoo Haruto dapat merasakan betapa tersiksanya Jeongwoo.

Dipangku kepala Jeongwoo di atas pahanya, tak lupa Haruto memberikan sedikit usapan pada kepala sang mate.

"Obat supresan!" Seru Haruto, dengan cepat Junghwan mencari keberadaan tas kecil yang sempat dia dengar tadi.

"Enggak ada obatnya!"

Jihoon ikut frustasi, kuasanya terangkat dan mengacak surai legamnya. Enggak tega lihat adiknya tersiksa saat masa heat begini.

"To, urus Adek gue."

Ucapan Jihoon berhasil membuat Haruto tersentak, masalah ini di tengah acara...

"Gue percaya sama lo, anggap aja memperbaiki hubungan kalian. Bye To~" Pamit Jihoon sembari menggeret Junghwan keluar tentunya, tak lupa Jihoon menutup pintu rapat-rapat kamar tersebut.

"Gue akan suruh Jaehyuk atau Doyoung beli supresan di luar."

Haruto dengan cepat mengeluarkan ponselnya, namun pergerakan di hentikan oleh Jeongwoo yang entah sejak kapan sudah meraih lengannya.

Jeongwoo sedikit mengangkat tubuhnya, ia menyenderkan kepalanya di pundak Haruto.

"I don't need suppressant, I need you Watanabe Haruto." Bisik Jeongwoo dengan suara seraknya tepat di telinga Haruto. Dimana itu berhasil membuat Haruto seketika membeku.

Memang sepertinya hal yang salah berhadapan dengan Omega yang sedang heat.

"Wolfie." Haruto merapihkan helaian rambut basah Jeongwoo yang menutupi wajah sang empu. Kini kedua pasang manik coklat itu beradu, tersirat rindu diantaranya.

"Damn, i miss you so much Watanabe." Tanpa disadari, lengan Jeongwoo mulai terangkat dan membelai wajah Haruto.

Hingga lengan itu naik ke atas surai hitam Haruto, sedikit meremas untuk memberikan tanda bagaimana tersiksa dirinya karena heat sialan ini.

"I know that, Park." Haruto mendekatkan wajahnya, "Gue akan bantu lo lepas dari rasa tersiksa ini."

Satu kecupan diberikan pada ranum manis Jeongwoo, sebelum Haruto mengangkat tubuh sang mate ke atas kasur.

"Sorry for yesterday, I'll do well tonight." Ucap Haruto dengan suara beratnya, sebelum ia menyatukan kembali ranumnya dengan ranum Jeongwoo. Tak lupa, usapan lembut diberikan pada pipi sang mate.









Di luar sana, Doyoung dan Jaehyuk menulis sesuatu dan menempelkan kertas itu di pintu kamar Jeongwoo.

'Jangan diganggu, sedang sibuk.'

"Nah, kalau begini kan bakalan enggak ada yang ganggu mereka." Celetuk Jaehyuk sembari menatap kertas tersebut.

"Tapi gue penasaran, ini kaya udah direncanain tapi sama siapa ya?"

Jaehyuk mengangkat bahunya acuh, "Mana gue tau, sengaja kali biar mereka baikkan."

"Anjir Jaehyuk jangan tinggal gue!" Doyoung pun mengejar Jaehyuk yang sudah berjalan duluan ke halaman belakang dimana acara api unggun dilaksanakan.

Reality - HAJEONGWOO.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang