~ O8

4.6K 815 197
                                    

"Nih, titipan dari Hyunsuk buat lo. Katanya, kemarin lo cabut pas UKM."

Jeongwoo dengan cepat menerima lembaran kertas tersebut dari sang kakak. Dibacalah perlahan oleh dirinya, oalah ternyata formulir makrab.

"Makasih." Ucap Jeongwoo sembari melanjutkannya kegiatan scroll ponselnya.

Jihoon hanya menganggukkan kepala pelan, kemudian ia ikut duduk di sebelah Jeongwoo yang masih sibuk dengan ponsel dan cemilan coklat.

"Bentar Woo---"

"Hm?"

"Kok, ada scent alpha dominan di badan lo?"

Mampus, mampus. Bagaimana jelasinnya ini?

Jeongwoo berdeham, sebisa mungkin untuk tetap tenang dengan bermain ponselnya.

"Perasaan lo aja kali."

Jihoon menyipitkan matanya, ia memperhatikan sang adik dengan intens dari atas sampai bawah. Tentu itu membuat Jeongwoo merasa tidak nyaman.

"Park Jeongwoo, apakah lo sudah scenting?"

Deg. Jeongwoo seketika membeku, ia melirik sekilas ke arah Jihoon yang kini sudah menatapnya penuh penasaran.

Ah sudahlah, tidak ada pilihan lain.

"Iya, gue---"

"KAPAN?!" Jihoon dengan cepat mengguncangkan tubuh Jeongwoo, Jeongwoo? Hanya sabar melihat kelakuan Sang Kakak.

Satu tangan Jeongwoo bergerak, mengusap bagian antara leher dan pundak di sana. Hal itu membuat Jihoon membulatkan matanya, pasalnya perlahan ada tanda merah di sana.

"Damn Park Jeongwoo, you have kissmark?!"

Jeongwoo hanya diam dan menganggukkan kepalanya kikuk. Jihoon masih menatap tak percaya dengan apa yang dilihat.

"Just scenting no more?"

Lagi, Jeongwoo hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban pertanyaan Sang Kakak.

"Kapan dan dengan siapa?"

Mampus, sekarang Jeongwoo merasa diintrogasi oleh kakaknya sendiri, ya beginilah jikalau orangtua jauh. Jihoon memiliki tanggung jawab besar untuk merawat dan menjaga Sang Adik.

Jeongwoo tak langsung menjawab, ia justru menggigit jari jempolnya saking kikuknya.

"Tadi---saat balik, di mobil sama---"

Jihoon sudah melipat kedua lengannya di dada, tak lupa memberikan tatapan tajam kepada Jeongwoo.

"Haruto." Jawab Jeongwoo pelan, nyaris tak terdengar.

"Siapa?"

"Haruto, Hoon."

"Siapa?? Gue enggak dengar."

"HARUTO." Akhirnya Jeongwoo berteriak, membuat Jihoon bertepuk tangan ringan mendengar jawaban jelas dari Jeongwoo.

"Pilihan yang bagus."

"Ha?"

Jihoon terkekeh pelan, "Haruto Watanabe kan? Temannya Hyunsuk, gue tau sekilas orangnya."

Si Sulung Park itu tiba-tiba mengusap kepala Sang Adik, sedangkan Jeongwoo yang diusap kepalanya hanya bisa terdiam mencerna keadaan.

Bayangkan, tadi Jihoon itu auranya mencekam, sempat terasa aura Alphanya keluar namun kini kembali hangat.

Jihoon tersenyum, Adiknya kini sekarang sudah dewasa. "YaTuhan, enggak nyangka Adek gue udah scenting, gue aja belum apa-apain Hyunsuk."

"Cih," Jeongwoo berdecak, "Bulan kemarin Kak Hyunsuk enggak bisa jalan pasti karena lo 'kan?"

"HEH!"

Jeongwoo tertawa puas, begitupun Jihoon yang hanya bisa menghela nafas kemudian menampol Jeongwoo karena tertawa terlalu keras.

***

Seperti biasa, Jeongwoo datang ke kampus untuk mengikuti kelas. Malas sebenarnya, namun hari ini ia berniat untuk mengembalikan hoodie milik Haruto.

Kelas sudah selesai sejak setengah jam lalu. Lantas Jeongwoo langsung menuju ruang seni, tempat dimana para anggota UKM kumpul.

"Permisi..." Sapanya kala memasuki ruang seni, beberapa pasang mata pun langsung menengok ke arah dirinya saat itu juga.

Manik mata coklat Jeongwoo mengitari sekitar, tentu ia mencari keberadaan Haruto. Namun nihil, karena ia tidak menemukan tanda-tanda keberadaan sosok Watanabe itu.

Jeongwoo pun memilih untuk menghampiri salah satu pengurus UKM yang berada di ruang itu.

"Kak Yedam, lihat Haruto enggak?"

Yedam, si wakil UKM Seni itu lantas memberhentikan kegiatannya merapikan kertas.

"Enggak lihat, lo tanya ke Jaehyuk atau Doyoung coba. Mereka sohibnya, tuh mereka ada di depan."

"Oke, makasih kak." Mendapatkan jawaban dari Yedam, Jeongwoo pun langsung beralih menghampiri dua orang yang dimaksud.

"Permisi, Doyoung dan Jaehyuk ya?"

Dua orang yang tengah asik bermain ponsel itu pun langsung mendongakkan kepalanya guna mengetahui siapa yang memanggil.

"Iya benar, kenapa?"

Jeongwoo tersenyum kecil, "Lihat Haruto enggak? Gue mau balikin sesuatu nih." Ucapnya sembari menunjukkan paper bag hitam yang berisikan hoodie milik Haruto.

"Haruto enggak masuk dia--- aduh, sakit anjir."

Jaehyuk dengan cepat menyikut perut Doyoung dengan kencang, membuat pemuda Kim itu mengaduh kesakitan seketika.

"Dia sakit, mending lo jenguk. Kalau butuh alamatnya, nanti gue kirim, lo join grup ukm kan?"

Jeongwoo hanya menganggukkan kepalanya kikuk, "Iya, join kok."

"Nah cakep, mending lo jenguk gih. Kasihan dia enggak ada yang jenguk."

Jeongwoo agak bingung sebenarnya, mau langsung menjenguk atau mungkin antar besok saja. Kalau dilihat-lihat, Jaehyuk seperti memaksa Jeongwoo untuk datang bahkan sampai langsung mengirim alamat Haruto ke chat Jeongwoo.

"Oh--oke, deh. Terimakasih, gue langsung aja ya ke rumah nya?"

"Iya langsung aja, gih." Ucap Jaehyuk dengan menggerakkan tangan seolah mengusir kucing. Doyoung yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.

Jeongwoo yang 'tak paham lagi dengan kelakuan Jaehyuk pun langsung melesat meninggalkan dua kawan Haruto.

Jaehyuk tersenyum puas melihat Jeongwoo yang perlahan menjauh, beda lagi dengan Doyoung yang sedikit panik.

Dengan enteng Doyoung menjitak kepala Jaehyuk, "Bege! Haruto lagi masa Rut. Lo siting suruh Jeongwoo ke rumah dia?"

Jaehyuk memetik jarinya, "That's right, gue tahu. Makanya gue suruh Jeongwoo buat ke rumah dia."

"Sarap."

━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━ ━

Rut : Sama dengan Heat, Rut adalah masa dimana hormon Alpha menaik drastis.

Reality - HAJEONGWOO.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang