tigabelas : berbagi pengalaman

518 114 11
                                    

"Apaan sih" gerutu seseorang

Ia terus-menerus berdecak, karena tugasnya tak kunjung selesai. Bukan karena sulit, bukan karena ia malas mengerjakan, tapi itu semua karena group chat yang baru saja dibentuk beberapa menit yang lalu. Dan seseorang terus mengalihkan perhatiannya.

Baru saja iyan keluar dari roomchatnya, tiba-tiba sebuah nomor mengirimkan pesan,

+62858776654321
P

Ia selalu was-was jika sebuah nomor menghubunginya, meskipun ia friendly, tapi tidak semua orang ia berikan nomornya. Ditarik, tidak semua nomor orang ia simpan.

"Jangan bilang ," ia menjeda

"Oh, ganti nomor?"

"Tapi perasaan dia chat gak gitu"

"Eh anjir bodo amat, mau dia chat gimana kek dih ngapain sibuk mikirin orang" kemudian ia beralih menghapus pesan tersebut,

+62858776654321
Rese bgt dihapus

Bagaimana dia bisa tau, atau jangan-jangan dia salah satu ajaran gelap yang bisa membahayakan iyan. Ia kemudian menghapus kembali pesan yang ia terima.

"Ditanya dulu gitu loh ini siapa, main hapus-hapus aja" tiba-tiba seseorang berbicara dari arah belakang, dan ketika ia berbalik

"Cie parno" kekehnya

"Lo ngapain di sini?" Tanya iyan.

"Kamu juga ngapain di sini?"

"Gak liat tu mata?"

"Kamu juga gak liat matanya? Aku pegang selang begini"

"Yaudah sana lanjutin lagi"

Lyra tak mengindahkan usiran iyan, ia lantas mematikan selangnya dan kembali ke posisi iyan dan duduk tepat di sampingnya, dengan jarak yang tidak manusiawi alias berhimpitan karena pada kursi yang terbilang minimalis iyan menumpuk tas dan file-file miliknya di sana.

Iyan sempat terkejut sebelum ia kembali menormalkan ekspresinya saat wajah lyra terpampang nyata di hadapannya, sedang berusaha membaca sesuatu berada pada laptop miliknya.

"Deket banget sih" protes iyan seraya memalingkan wajahnya

"Ya itu tasnya pindahin ke meja"

Dengan cepat iyan melakukan apa yang lyra katakan kemudian bergeser menepis jarak tak manusiawi yang baru saja terjadi.

"Ngapain duduk?"

"Yan, santai. Sehari aja, santai kalo ngomong sama aku. Eh gak usah sehari malem ini aja. Aku tuh lagian gak macem-macem eh dikit chat kamu doang biar panik hehe. Parah, mana gak di save lagi"

Bukan iyan mau terus saja sinis pada lyra, tapi benar-benar detak jantungnya tidak bisa ia kendalikan dan berakhir membentak lyra. Pertanyaannya sebenarnya apa yang berada pada diri lyra, iyan juga tak paham.

"Skripsian ya?"

"Keliatannya"

"Ya mana aku tau" jawab lyra dibumbui sedikit kekesalan

Kim's Boarding House || ft Rosé X NCT 2020✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang