・۝・PART 51 • Surat untuk Ara・۝・

3K 252 4
                                    

haiii guys, jangan salah lapak ya pas author ganti cover, hehehe :)

jangan lupa absen dan votenya yukkk

HAPPY READING

    _________^^_________^^_________^^_________

Semua telah terjadi, apa daya kita sebagai manusia yang hanya bisa menerima tanpa mencoba untuk mengulang atau merubah
-Aldara-

_________^^_________^^_________^^_________

   Beberapa orang terlihat tengah panik didepan ruang rawat sesorang, mereka tak lain adalah kedua orang tua bara, teman, dan tentu Aldara kekasih tersayang bara.

beberapa waktu yang lalu saat Chintya berusaha masuk kedalam ruangan Bara, Ara keluar dengan panik memanggil dokter yang menangani Bara.

bukan hanya orang tua Bara yang panik, tetapi juga inti The Eagle yang kebetulan baru saja tiba.

"hiks.. pah gimana Bara?"Tanya Chintya menatap sang suami dengan gurat khawatir.

beberapa menit mereka menunggu dengan gurat khawatir yang jelas di wajah mereka, akhirnya suara pintu ruang rawat terbuka membuat perhatian mereka teralih.

seorang dokter keluar dengan beberapa suster dibelakang nya, dokter tersebut juga terlihat menghela nafas pelan.

"Bagaimana dok?"Tanya Chintya pada sang dokter.

"kondisi Tuan muda Bara sudah pulih dan Tuan muda juga sudah sadar dari komanya, mungkin beberapa jam lagi Tuan muda akan bangun, Jadi nyonya tenang aja"jelas dokter tersebut dan permisi pamit.

"Alhamdulillah"ucap mereka semua.

mereka semua masuk keruang rawat Bara dengan bergantian, belum sempat Ara melangkah kan kakinya.

Chintya sudah bersuara yang berhasil membuat perasaan Ara kembali merasakan sakit.

"kamu..., lebih baik gak usah ketemu Bara lagi"Tunjuk Chintya pada Ara.

"tapi.."

"kamu tau Ara semua kesialan ini karna kamu, mulai dari bara dan kedua teman kamu dan itu penyebabnya adalah kamu, anak PEMBAWA SIAL. pantas kamu gak pernah dianggap ada sama keluarga kamu"potong Chintya dan pergi meninggalkan Ara yang mematung.

PEMBAWA SIAL

pembawa sial

pembawa sial

kalimat tersebut terus terngiang dalam benak Ara, kalimat yang selalu ia dengar di kehidupan yang sebelumnya.

kalimat yang paling menyakitkan bagi Ara, Ara menundukkan kepalnya dalam-dalam dan pergi begitu saja dengan berlari.

"mereka benar, kalo Ara memang anak pembawa sial harusnya Tuhan gak pernah kasih Ara kesempatan untuk hidup lagi"

"karna percuma Tuhan, kalau memang semua hanya tentang luka dan duka"

Ara mendudukan bokongnya pada taman rumah sakit, ia menangis tergugu meratapi kisah hidupnya yang tak pernah jauh dari kata luka.

Aldara transmigration in miracles ( Proses penerbitan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang