1. Maafkan Ayamu Adnan

11.1K 1K 13
                                    

"Umi," ucap seorang anak berumur tujuh belas tahun yang disapa Adnan itu dengan lirih. Menatap umi tercinta yang terbujur lemah di brangkar rumah sakit.

"Umi masih bisa bertahankan? Adnan masih butuh Umi. Adnan gak mau tinggal sama Ayah dan istri barunya , Umi harus tetap saja Adnan ya!" pujuknya.

Adnan menggenggam erat tangan Uminya, wanita yang ia cintai itu tampak pucat dan lemah. Bahkan detakan jantungnya pun ikut melemah membuat Adnan, seorang lelaki yang tak pernah mengeluarkan air mata sejak Umi nya diceraikan dengan kasus perselingkuhan. Menangis.

Uminya, mengelus pelan pipi Adnan dengan sayang.

"Adnan, Umi mau tanya sesuatu boleh?" tanyanya pelan dengan suara yang melemah.

Adnan mengangguk. " Apa Umi? " tanya Adnan balik.

"Kenapa benci sama Ayah? Bukankah Ayah sayang sama Adnan?"

Adnan terdiam, mengapa Uminya harus bertanya hal seperti itu dengan kondisinya yang sudah sekarat!

"Jangan bicarakan lelaki bajingan itu! Adnan benci dia karena dia sudah menyakiti Umi. Dia tak pernah menyayangi Adnan, karena jika ia benar menyanyangi anaknya. Maka pasti dia akan menuruti ucapan Adnan untuk meninggalkan wanita murahan itu dan kembali pada kita. Tapi apa? Bajingan itu pergi, meninggalkan kita!"

Terlihat surat kebencian yang teramat besar dimata Adnan saat membicarakan Ayahnya. Adnan benci lelaki itu. Sangat benci. Ia juga membenci wanita murahan yang telah merusak keluarganya. Adnan pastikan ia akan membuat wanita itu hancur.

Pipi Adnan dielus lembut, matanya bertatapan dengan mata Umi yang penuh cinta.

"Sebenci apapun kamu dengan Ayahmu nak, dia tetaplah Ayahmu. Ingat dulu kita pernah bahagia saat bersamanya? Kesalahannya satu dan Umi tau itu fatal, tapi maafkanlah dia."

Adnan menggeleng, sampai kapanpun maaf tak akan pernah ia berikan pada bajingan itu.

"Apapun bisa Adnan maafkan, tapi perselingkuhan yang membuat Umi menjadi seperti ini? Tidak Umi! Adnan tak bisa," jelasnya lagi.

Suara Adnan terdengar tegas yang artinya sampai kapanpun keputusannya tidak akan berubah.

Uminya hanya bisa menghela nafas pelan.

"Lagipula, Adnan punya Umi. Umi gak bakalan ninggalin Adnan kan? Umi kan sayang Adnan," ucapnya lagi.

Genggaman tangan semakin erat, semakin dingin pula yang Adnan rasakan.

Uminya menarik pelan Adnan ke dalam pelukan. Pelukan yang sangat nyaman. Hangat dan pelukan yang paling Adnan sukai.

"Adnan sayang Umi kan?"

Adnan mengangguk pelan, " Kenapa Umi bertanya seperti itu? Tentu saja Adnan menyayangi Umi."

Adnan memeluk ringkihnya tubuh Uminya. Yang perlahan mulai semakin mendingin. Tanpa sadar, air mata Adnan jatuh.

"Umi mau ninggalin Adnan ya?" tanya Adnan pelan.

Ia tau tanda ini, karena Adnan termasuk lulusan terbaik santri di pondok pesantren terkenal.

Uminya tak menjawab, hanya menggeleng pelan.

"Umi gak pernah ninggalin Adnan, Umi akan selalu ada dihati Adnan."

Adnan semakin erat memeluk Uminya. " Umi jangan sekarang ya, Adnan masih butuh Umi. Umi masih bisakan?"

Suara Adnan mulai bergetar, ia menguraikan pelukannya dan menatap wajah perempuan yang ia cintai.

Jodoh Pilihan Umi [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang