3. Pelelangan

6.7K 797 12
                                    

Suara dentuman musik yang sangat keras mengalun disertai sorak-sorai sang pengunjung diskotik. Ada yang minum dipinggir bar, ada yang berdansa di lantai dansa dan ada yang duduk di sofa dengan ditemani beberapa kupu-kupu malam yang siap melayani mereka.

Adnan Dzaky adalah seorang pengusaha sukses, dengan umur dua puluh lima tahun ia berhasil membuat namanya dikenal masyarakat sebagai pengusaha terkaya dan termuda yang ada sekarang.

Adnan Dzaky, sangat didambakan setiap gadis untuk bisa hanya sekedar bermain panas dimalam hari dengannya.

Malam ini, semua pengusaha datang untuk melihat gadis perawan yang akan dilelang. Pastinya mereka sudah menyiapkan uang untuk menawar gadis itu dengan harga yang paling tinggi.

"Kasian ya Arumi, tapi kok Mam bisa biarin dia tampil pake gamis? Kan katanya udah disiapin baju khusus untuknya?" tanya Bril kepada Lexa.

Semua nama itu hanya nama samaran untuk melindungi identitas asli.

Arumi menangis di dalam kamarnya, mencoba untuk kabur namun sia-sia karena seluruh sudut telah dijaga membuat dia tak bisa bergerak kemana-mana.

Lili memandang Arumi kasihan, ingin membantu tapi ia tak punya kuasa. Ia berada disini juga karena tuntutan ekonomi.

"Arumi, namamu Arumi?" tanya Lili sopan.

Arumi yang sedang menunduk memandang Lili dengan sorot mata sedih. Arumi menganggukkan kepalanya pelan. Tak ada lagi yang bisa ia perbuat selain pasrah sekarang.

Lili berjalan mendekatinya, lalu duduk di samping Arumi. Arumi menatap Lili yang membawakan pakaian seksi, sepertinya itu untuk dirinya? Harga dirinya malam ini akan ditentukan dengan rupiah. Sangat rendah sekali.

Arumi menggeleng saat Lili mendekat. Seakan tau maksud Arumi, Lili menjelaskan niat baiknya.

"Hey, aku tak jahat. Aku tak bisa membebaskanmu, tapi setidaknya aku bisa membantu sedikit agar kau tak mengenakan pakaian ini. Apa kau percaya padaku?" ungkap Lili.

Arumi menundukkan pandangannya, ia tak bisa percaya pada siapapun selain dirinya sendiri. Tapi bisa saja Lili adalah pertolongan yang diberikan Allah untuknya. Dan tampak dari sorot mata Lili, gadis itu ikhlas.

Arumi mengangguk, ia menggerakkan tangannya agar bisa berinteraksi dengan bahasa isyarat.

Awalnya Lili bingung, akhrinya Arumi menggerakkan tangannya seperti menulis dan saat itulah Lili dengan cepat mengambil sebuah pena dan kertas.

Lili memberikannya pada Arumi. Arumi menuliskan sesuatu padanya.

Lili menunggu dengan sabar, setidaknya ia bisa membantu sedikit daripada tidak sama sekali.

Saat sudah selesai, Arumi memberikan kertas tersebut pada Lili. Lili menurunkan pakaian terbuka itu dilantai dan mengambil surat yang Arumi berikan kemudian membacanya.

Aku tak ingin memakai pakaian itu, tolong jelaskan kepadanya. Cuma kamu yang bisa kuminta, aku tak meminta bebas karena itu mustahil. Tapi tolong, aku telah menutup tubuhku hanya untuk suamiku saat umur 9 tahun. Tolong aku orang baik.

Lili tercengang, sembilan tahun dan sudah menutup diri? Ia sedikit bingung mengapa orangtuanya tega memberikan gadis seperti Arumi untuk dijual di tempat seperti ini.

Lili mengangguk, pasti. Ia akan membantu Arumi, ia bukan orang baik . Tapi terlepas dari pekerjaan haram itu, ia tak ingin perempuan seperti Arumi harus menjadi sepertinya.

Lili pun keluar sembari membawa baju itu, sebelum pintu tertutup Lili tersenyum manis dan meyakinkan Arumi dari sosok tatapan matanya bahwa ia akan membantu sebisanya.

Siapapun kamu, aku hanya bisa berdoa semoga perbuatanmu ini dibalas oleh Allah. Terimakasih.

~~~

"No! Tak bisa seperti itu Lili, bagaimana dia bisa ditawar dengan harga tinggi saat tubuhnya tak bisa dilihat? Jika kamu tidak tega kepadanya maka aku akan menyuruh orang lain untuk melakukan itu! Hanya karena kamu adalah asisten kepercayaanku bukan berarti kamu bisa memerintahku!" tegas Mam.

Lili bingung , ia pusing tapi ia tak boleh menyerah.

"Tapi bukankah ketika dia menggunakan pakaian seperti kami, itu akan memperburuk imagenya sebagai gadis perawan? Harusnya dia dibiarkan tertutup jadi hanya yang membeli yang bisa melihat. Seperti misteri box? Bukankah menarik? Jika hanya sekedar menunjukkan kulit putih mulus dan badan yang bagus, dengan pakaian seperti itu pun sudah dapat terlihat!"

Lili berharap Mam mau menyetujui sarannya. Sekali lagi, Mam menggeleng. "NO! Orang membeli daging pasti harus dilihat dulu mana isi yang bagus bukan? Tidak ada orang yang mau membeli barang jelek meskipun bungkusnya bagus," ujar Mam lagi.

Lili tersenyum miris, " Kau sudah menjualnya malam ini, yang kau jual bukanlah barang ataupun hewan. Ini manusia Mam, lihat surat ini. Dia menuliskan ini, dia tak meminta bebas. Dia hanya meminta belas kasihanmu, dia sudah menutup tubuh sejak umur sembilan tahun dan hanya karena satu malam tubuhnya bisa dilihat orang ramai? Kau gila?"

Semua mendengarkan perdebatan Mam dan Lili. Semua tampak tak percaya dengan perkataan Lili. Dari semua orang yang ada disini, hanya Lili yang berani berkata kasar kepada pemilik diskotik ini.

Mam menatap Lili sinis, tapi karena itu ia sedikit berpikir lebih lama.

"Jika itu terjadi pada anakmu, bagaimana?" tanya Lili lagi.

"Aku tak seperti ayahnya, aku tak akan menjual anakku untuk pekerjaan seperti ini!"

"Anakmu beruntung, dia tak seberuntung anakmu. Hanya malam ini, jika kau membukanya aku pastikan lelangan ini tidak akan menembus angka lima ratus juta. Tapi jika kau membiarkan dia tetap seperti itu, aku jamin angka rupiah yang bisa kau terima lebih dari lima ratus juta. Jika itu tak berhasil, aku akan melayan sepuluh jam malam ini dan semua uangnya untukmu. Deal?"

Sedikit tergiur dengan penawaran yang diajukan Lili, secara Lili adalah gadis dengan bayaran termahal. Satu jam saja ia bisa mendapatkan sekitar seratus juta. Apalagi sepuluh jam.

"Oke, deal! Aku pegang kata-katamu Lili!" ujarnya senang.

Lili mengangguk, sedikit menyiksa diri tak akan membuatnya mati dalam hitungan sepuluh jam bukan?

Mam melihat jam tangan mahal miliknya, sudah waktunya pelelangan dimulai. Pundi-pundi uang akan masuk ke rekeningnya malam ini. Ia sungguh tak sabar.

"Boy! Bilang pada tamu kita pelelangan malam ini akan segera dimulai dan ini akan sedikit berbeda. Pastikan suruh mereka menyiapkan rekening dengan uang yang banyak karena hanya yang paling mahal dia yang menang!"

Boy, asisten kedua dari Mam langsung gerak cepat menuju ke lantai dansa. Tepat di atas lantai dansa ada tempat khusus untuk lelang gadis.

Boy pun berdiri, mengambil mikrofon dan segera memberitahu tentang pelelangan ini. Ramainya pengusaha yang berusia empat puluh tahunan yang berkumpul. Mereka adalah pria berhidung belang yang tak puas dengan sang istri yang menunggu di rumah.

Adnan mendengarkan pelelangan tersebut, tapi ia tak terlalu perduli. Ia tak tertarik untuk membeli gadis, dan memelihara gadis itu di rumahnya.

Sampailah saat dimana ketika Adnan melihatnya, maka saat itu pula uang senilai sembilan ratus delapan puluh juta melayang hanya demi gadis yang bernama Arumi.

To be continue...

Jodoh Pilihan Umi [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang