2. Arumi

7.9K 895 15
                                    

"Jadi bagaimana? Apa yang akan kau berikan untuk melunasi hutangmu? Kau sudah berhutang seratus lima puluh juta padaku dan sudah kuberikan waktu tiga bulan. Berikan aku uangnya sekarang, atau setidaknya yang setara dengan itu!" ucap seorang wanita yang berumur tiga puluhan, berbicara dengan seorang pria di dalam  rumah pria tersebut.

Mereka duduk berhadapan tak lupa dengan banyaknya bodyguard dari Mam. Pria yang berhutang itu bernama Ardy. Berhutang karena terlalu asik berjudi dan menyewa kupu-kupu malam. Tinggal bersama anak kandungnya, istri sudah meninggal akibat diracuni oleh Ardy sendiri. Dihukum penjara lima belas tahun lamanya dan saat ia bebas, judi menjadi kerjaannya hingga hutang itu menumpuk.

Ardy berpikir keras, bagaimana caranya ia membayar uang sebanyak itu. Apa yang harus ia jual? Rumahnya? Bahkan rumahnya saja tidak mungkin semahal itu jikalau dijual.

"Eng– Mam, bisa beri aku waktu satu bulan lagi? Aku berjanji akan melunasi hutang itu. Percayalah padaku!"

Wanita yang dipanggil Mam itu menggelengkan kepalanya. Ia sudah tak percaya terhadap omong kosong Ardy yang selalu berbohong.

Setelah diberi tenggat sebulan ini aku akan melarikan diri sejauh mungkin!

Niat jahatnya sudah tersusun, tapi sayangnya tidak bisa terlaksana karena Mam tau akal busuk Ardy.

"Aku tau akalanmu Ardy, jangan banyak omong kosong dan sekarang bayar hutangmu! Atau, mau dipenjara seumur hidup? Disiksa hingga mati juga bisa, tinggal pilih saja kau mau yang mana!"

Ardy tercengang, Mam begitu licik. Tapi sudah tidak diragukan mengapa diskotik miliknya tidak pernah digrebek karena memang wanita itu sangatlah pintar dan licik.

Ditengah kepusingan tersebut, Arumi keluar sambil membawa air putih. Membuat Ardy tersenyum.

"Mam, jika Arumi kuberikan padamu apakah hutangku akan lunas?" tanyanya tepat di depan anaknya sendiri.

Arumi kaget mendengar perkataan ayahnya, ingin balas berbicara tetapi suaranya tak diizinkan oleh Allah untuk didengar siapapun. Ya kau benar, Arumi bisu sedari lahir.

Wajah Arumi mendadak ketakutan, berniat lari tapi bodyguard dari Mam langsung memegangnya erat di kedua sisi.

Mam berdiri dan mendekati Arumi, Arumi meskipun memakai hijab dan pakaian tertutup. Tapi ia memiliki kharisma tersendiri, kulitnya tampak putih berseri serta wajahnya sangat cantik.

"Siapa dia? Anakmu?" tanya Mam yang mulai tertarik dengan tawaran Ardy.

Ardy mengangguk antusias, semoga saja Arumi bisa melunasi hutangnya dan ia akan bebas dari wanita licik ini.

"Cantik, tapi apa kelebihannya sehingga ia bisa disamakan dengan uang seratus lima puluh juta?"

Ardy berpikir keras, ia tau anaknya ini bisu. Tapi lihatlah wajahnya yang cantik. Namun Ardy tau, Mam tidak akan tertarik jika ia hanya membicarakan fisik. Hingga ia mengerti akan satu hal.

"Arumi itu perawan Mam, Mam taulah bagaimana perawan itu langka di zaman sekarang? Mam bahkan bisa mendapatkan uang lebih dari seratus lima puluh juta jika melelangnya," saran Ardy. Mam berpikir sebentar, dan akhirnya setuju.

"Cantik, berbicaralah. Aku ingin mendengarkan suaramu, " ujar Mam lembut.

Arumi menggeleng pelan, sedangkan Ardy sudah siap kabur. Ia takut Mam tidak jadi mengambil Arumi karena gadis itu bisu.

"Jaga dia!" ucap Mam tiba-tiba dan para bodyguard pun masuk, memegang Ardy agar tidak lari.

Mam mulai kesal karena Arumi yang tak kunjung berbicara, " Ardy, suruh dia berbicara!" suruhnya.

Tampak wajah Ardy kebingungan, dan gerak wajah itu dapat dibaca oleh Mam. Mam menatap Ardy dalam. Lalu ia sedikit kaget.

"Jangan bilang gadis ini! Bisu?" tanya Mam tak percaya karena Ardy memberinya seorang gadis bisu. Bagaimana bisa pelanggannya terpuaskan jika Arumi saja tak bisa berbicara!

"Kau gila Ardy?!" teriak Mam marah.

"Tu–tunggu Mam, jangan marah dulu. Meskipun Arumi bisu, bisa kau lihat tubuhnya bagus. Kulitnya halus, suara tak akan mengurangi nilai harga Arumi Mam. Percayalah padaku!" jelas Ardy ketakutan.

Mata Mam memandang Ardy dengan tatapan yang sulit diartikan.

Apa bisa ia percaya pada seseorang yang sudah menipunya lebih dari tiga kali? Tapi jika melihat Arumi, benar kata Ardy. Tubuh gadis itu bagus, dan kulitnya yang tertutup tampak putih mulus.

Mam berpikir, apakah bisa gadis ini melebihi harga seratus lima puluh juta? Tapi jika ia tak mengambil Arumi, dimana lagi dia bisa mendapatkan gadis perawan?

Mam mengangguk pelan membuat Ardy tersenyum senang.

"Baik, aku akan mengambilnya dan menganggap hutangmu lunas. Lepaskan dia, dan bawa gadis ini. Malam ini akan terjadi lelang besar-besaran untuk memperebutkan gadis perawan ini, cantik sekali!" ungkap Mam kagum melihat kecantikan Arumi.

Arumi mengarahkan wajahnya ke arah samping sehingga tangan Mam terlepas dari dagunya. Ia menatap sang ayah dengan mohon. Tapi yang dilakukan Ardy hanya tertawa bahagia.

Arumi tak habis pikir dengan ayahnya. Anak kandungnya sendiri dijual dengan seorang wanita pemilik dunia gemerlap demi melunasi hutang.

Sungguh tak punya hati nurani sekali ayahnya. Arumi dipaksa masuk ke dalam mobil, ia sudah berusaha keras melawan. Tapi apalah daya tubuhnya yang kecil, tenaganya pun tak sebanding dengan tenaga dia bodyguard ini.

Arumi duduk disamping Mam, sambil menunduk. Ia berdoa, semoga Allah bisa membantunya untuk lepas dari wanita ini dan dari tempat yang dibenci oleh Allah itu.

Mam tampak sangat puas, meskipun Arumi bisu tapi gadis ini perawan dan itu sangat langka.

"Arumi, itu namamu? Kau akan menghasilkan uang yang banyak untukku sayang. Bersiaplah malam ini kamu akan ku lelang besar-besaran!"

Disaat Mam yang sudah tak sabar akan malam ini. Disaat itu pula Arumi menangis dalam hatinya. Berdoa semoga saja Allah membantunya. Untuk kali ini saja. Ia sangat percaya bahwa pertolongan Allah itu nyata.

Ya Allah ya Rabbi, Tuhan yang menciptakan semesta dan seisinya. Seperti engkau mengeluarkan nabi Yunus as. dalam perut ikan maka dengan kehendakmu keluarkanlah hamba dari tempat yang engkau benci itu ya Allah.

Kurang lebih lima belas menit, akhirnya mereka sampai. Arumi dipaksa masuk ke dalam tempat terkutuk itu dan ia dikunci di dalam sebuah kamar.

Menangis dalam diam, berdoa dengan berbisik ke bumi berharap doanya dibawa oleh angin hingga ke langit ketujuh.

Bersandar di pintu dengan air mata yang mengalir deras. Tak ada suara teriakan, namun hatinya menjerit.

Memukul pintu dengan keras, tapi tak ada yang mendengarkan. Disaat ini tempatnya berharap hanya kepada Tuhannya. Allah SWT.

Arumi sujud dengan air mata yang berlinang membasahi lantai. Ia mengadu kepada penciptanya bahwa ia telah terdzolimi.

Ya rabb, hamba tau pertolonganmu sangatlah nyata. Tolong buktikan itu pada hamba dimalam ini ya Allah. Hamba telah didzholimi oleh ayah hamba sendiri. Tak ada lagi yang bisa hamba percaya kecuali engkau.

To be continue...

Jodoh Pilihan Umi [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang