(y/n), Cellie, Eillen dan Eugenia berjalan santai di tengah gang gelap yang sepi. Lebih tepatnya Cellie, (y/n) dan Eillen yang berjalan santai. Eugenia terlihat takut kena serang dari tempat gelap. "Apa benar disini tidak akan ada yang menembak kita?."
"Maybe tidak." Ucap (y/n) santuy ala +62.
"Kalau tidak ada, artinya tidak ada orang disini. Lalu untuk apa kita disini." Eugenia masih melirik kanan kiri dengan waspada.
Eillen "Kata siapa, ada lima orang disini sedang menodongkan pistol pada kita. Beberapa detik lagi juga mereka menembakkan pistol nya."
"A-apa?!"
Sebuah peluru meluncur dengan kecepatan tinggi ke arah Eugenia, Cellie menangkap peluru itu menggunakan tangan kosong dengan santai, membuat yang melempar itu terkejut. Cellie membuka jubah nya--sedari tadi mereka menggunakan jubah--lalu tersenyum manis. "Lihat, aku dapat satu."
Eugenia sudah sangat merasa gila, satu tim dengan mereka, sama seperti jantungan. (y/n) menunjuk ke belakang Cellie. "Kak, di belakang mu."
Dua peluru tertembak ke leher belakang Cellie, ia mencabut peluru itu, lalu mengusap lehernya hingga sembuh. Sebuah pocket menyala tidak jauh dari mereka, itu pocket dari pemilik peluru itu. disana bertuliskan.
[GUGUR, KARENA MENEMBAK SELAIN REGULAR]
"a-apa?! jadi dia bukan regular?!"
Cellie mengangguk ke arah (y/n). Membuat (y/n) mengerti dan berlari ke arah mereka. Menodong salah satu dari lima regular itu yang masih memiliki peluru nya. "Berikan peluru mu. Pilih gagal karena kehilangan peluru, atau gagal karena aku tembak?" Bisik (y/n) tepat di belakang telinga Pemuda itu. satu tangan nya digunakan untuk mencekik pemuda itu dari belakang, dan satunya lagi ia gunakan untuk menodong pistol ke arah dahi pemuda itu.
"ERICK. TEMBAK DIA!" Teriak orang yang ditodong (y/n) ke arah temannya yang seperti nya juga memiliki peluru.
Pemuda bernama erick itu hendak melepas pelurunya ke arah (y/n). Hingga sebuah shinsu berwarna putih pucat menyerang nya, dan menusuk jantung nya, lalu meledak di dalamnya. Shinsu itu berasal dari, Eugenia.
Eugenia menginjak pria yang tak sadarkan diri itu lalu mengambil pelurunya. (y/n) menatap pria yang masih ia todong, ia mempererat cekikan nya dan memperkuatnya dengan shinsu, hingga ia tak sadarkan diri, lalu ikut mengambil pelurunya dan memasukkan ke pistolnya.
"Hanya 2" Ucap Ucap Eugenia. satu peluru di tangannya dan satu lagi di tangan (y/n). Peluru yang di pegang Cellie sudah hangus.
"Berikan semua pada ku." Ucap (y/n) membuat Eugenia yang awalnya ragu juga langsung memberi nya.
(y/n) memasukan dua peluru itu dalam pistol nya, lalu mengubah tuas menjadi peluru terang. "Kemarikan pistol kalian, aku akan segera menembak kalian dengan peluru terang."
Tiga orang itu memberikan pistol nya ke arah (y/n), lalu ia menembakkan Eillen, Cellie dan Eugenia dengan peluru terang bergantian, membuat mereka langsung menghilang dan terkirim ke Archimedes.
Menatap tiga peluru teman-teman nya, (y/n) menghubungi Zell, Vell, Thalia dan Arsen. Beberapa jam lalu mereka memilih membagi kelompok. Firasat nya kurang enak dengan kelompok Zell, apalagi Zell dan Arsen disatukan dalam satu kelompok, sedangkan mereka tidak pernah akur, biasanya Cellie dan (y/n) yang memisahkan mereka. Namun karena mereka ada dikelompok ini, firasat nya jadi tidak bagus.
"Vell bagaimana keadaan disana? aku punya dua peluru tambahan."
"sangat buruk..." Vell diseberang sana tampak frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sᴏᴍᴇᴛʜɪɴɢ ᴛᴏ Rᴇᴘᴇᴀᴛ [Tower of God] - ON GOING
FantasyTerlahir kembali menjadi penduduk menara. (y/n), Gadis biasa yang akhirnya menjadi bagian dari menara dan memecahkan kejanggalan dalam menara itu sendiri dengan tim nya. Tidak hanya itu. Baam/Jue Viole Grace sudah menjadi ranker dan kalah melawan Za...