Beberapa pasang mata menunjukkan tatapan bahagia dengan senyum manis dibibir nya. Saling menatap terharu satu sama lain, dan senang atas kembalinya sang iris amber yang sedang tersenyum dari balik poni. (y/n) memghampiri Baam lalu menjepit poni panjang pria itu ke belakang dengan rapih. Membuat dahi nya yang selama ini tertutup dengan rambut poni, terlihat jelas dengan wajah tampannya.
"Anjir ganteng bgt" Batin (Y/N) yang merupakan Viole Supremacy.
"Ini jauh lebih baik Baam, penglihatan mu akan jauh lebih jelas." Ujar (y/n) sembari melukis senyum cantik di wajah nya.
"Ah.. terimakasih, haha." Ucap Baam yang senyum tulusnya tak kalah manis.
_____
"Baam. Poni mu sudah menyentuh mata. Apa penglihatan mu tidak akan terganggu?." Ujar Ken sembari menatap poni Baam.
Baam menggeleng pelan. "Tidak(?)"
Ken lalu mengambil sebuah jepit rambut di ujung bajunya dan memberikannya pada sang iris amber. Untuk ia jepit sendiri. Baam menghela nafas pasrah lalu menjepit poni nya sendiri.
"Ini akan jauh lebih baik Baam. Penglihatan mu akan jauh lebih jelas." Ujar Kenzy sembari tersenyum.
"Ah, haha terimakasih Ken." Ujar Baam tulus.
_____
"Rasanya seperti deja vu." Batin Baam hingga kemudian ada sebuah panggilan masuk dari pocketnya, dan menampilkan nama Utoh.
"Nn. Hwaryun? Kau berhasil lolos?!" Ucap Baam tampak khawatir. Namun, kembali terkejut oleh suara lain yang menjawab telepon nya.
"Nampaknya rencana kaburmu berhasil, ya?. Tuan Jue Viole Grace."
"Ini... Tuan Reflejo!!" Ujar Baam dalam batinnya. Iris amber nya membulat dan terbelalak terkejut.
"Tapi kurasa kau terburu-buru sampai pemandumu tertinggal di sini. Karena itu, aku memberinya pelajaran sopan santun padanya."
"TUAN REFLEJO!! KAU APAKAN HWARYUN!!"
"Hanya pelajaran ringan. Toh, pemandu sangatlah berharga. Tapi malau mereka tak kau selamatkan... mereka bertiga akan kubunuh dan menderita sampai tewas." Ucap reflejo.
"Jadi, mati kita mulai babak finalnya. Kalau kau berhasil menyelamatkan temanmu, kau menang. Kalau kau kalah, aku akan mundur dari turnamen, tapi si pemandu itu akan kubawa. Kutunggu kau di tempat jarum dulu disimpan, Tn. Jue Viole Grace." Lanjut reflejo lalu mematikan sambungan teleponnya.
"Dia mau apa?! Bagaimana dengan Hwaryun?!" Ujar Khun terlihat panik.
Pria pemilik surai coklat itu mulai menjelaskan situasi sebenarnya yang dicerna oleh teman-temannya. Bahwa fakta Utoh adalah Hwaryun dan Hwaryun lah yang membantunya bertemu teman-teman nya.
"Aku akan kesana." Tegas Baam tanpa bisa dibantah. Jelas tidak langsung disetujui. Hingga (y/n) maju.
"Aku setuju dengan Baam. Aku percaya Baam pasti bisa menyelesaikan dengan cepat. Dan, biarkan aku ikut dengan mu Baam." Ujar (y/n) yang langsung dibantah Eillen.
"Jangan (y/n)!! Percayalah pada ku, jangan kesana." Ujar Eillen yang merupakan pemandu. (y/n) menoleh lalu menyipitkan iris heteroch nya dengan netra hijau dan azure di sisi lainnya. Sembari menatap sinis ke arah Eillen.
"Apa-apaan sih. Tadi Hwaryun menyuruh ku menyerah, sekarang kau. Dengar ya, aku bukan anak kecil. Aku bisa menjaga diri ku sendiri." Ujar (y/n) yang sepertinya tak bisa dibantah.
"Khun, aku ikut." Ucap (y/n) lalu menghampiri sang azure.
"Ya... aku tidak ragu pada kekuatan mu sih... Baiklah." Ujar Khun menyetujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sᴏᴍᴇᴛʜɪɴɢ ᴛᴏ Rᴇᴘᴇᴀᴛ [Tower of God] - ON GOING
FantasyTerlahir kembali menjadi penduduk menara. (y/n), Gadis biasa yang akhirnya menjadi bagian dari menara dan memecahkan kejanggalan dalam menara itu sendiri dengan tim nya. Tidak hanya itu. Baam/Jue Viole Grace sudah menjadi ranker dan kalah melawan Za...