11

211 41 16
                                    

08.00 KST

Wonyoung masih setia merebahkan dirinya dikasur. Pagi ini dia sudah dibuat bingung, pasalnya Xiyeon tidak berada di sampingnya saat bangun.

Apa Xiyeon tidur dikamar sebelah?

Apa Xiyeon tidak mau tinggal bersama dia?

Dan praduga yang paling kuat adalah, Apa Xiyeon tidak pulang malam ini?

“Gue biasanya juga ngga kesepian, tapi kenapa sekarang ngerasa sepi? Apa karena ini tempat orang?” tanyanya pada diri sendiri.

Wony menyingkirkan selimut, lalu beranjak ke kamar mandi. Sambil berjalan, pikirannya masih merasa aneh, “Gue kenapa dah?”

Didalam kamar mandi, Wony memperhatikan wajahnya di cermin, “Masih cantik, dan imut.” katakanlah dia ini sejenis Heejin yang senang memuji diri sendiri dengan dalih self love.

Oke, sekarang mand—sial..” sedikit menjeda ucapannya, Wony sadar dia merasa aneh bukan karena Xiyeon tidak pulang sehingga kesepian, “SIAAAA!!!! Gue pakai baju apa sekarang????!”

Wony pasrah, baru ingat ditempat ini dirinya benar-benar tidak ada kendali sama sekali, tidak ada para maid yang setia memberikan pelayanan bak tuan putri, juga tidak ada Reny, robot kesayangannya yang bisa dia suruh-suruh.

Menyerah dengan permandian, kini Wony memutuskan pergi ke dapur, dan sepertinya kesialannya masih berlanjut. “Maaaamiiiiii aku laperr... ini orang kenapa ngga ada stok makanan sih ah??!”

Rasanya ingin menangis saja Wony sekarang, dia biasanya di perlakukan sangat istimewa di rumah, tapi disini? Sama sekali bukanlah standar hidupnya.

Dih napa lo?” Xiyeon yang baru masuk, jelas terkejut melihat Wony dengan wajah kusutnya. “Kusut banget dah itu muka?”

“LO KEMANA AJA SAMPAI ENGGA BALIK????! HAHHH???!!”

xiyeon otomatis menutup telinganya, “Gue? Club.”

“Jadi lo beneran ke tempat begituan?”

Xiyeon hanya memandang datar Wony, “Bukannya tadi malem gue udah bilang ya? Gue itu ngga bohong pas bilang mau ke tempat hiburan malam.”

“Lo?? Ngga aneh-aneh kan?” tanya Wony curiga, pasalnya yang ia tau tempat semacam itu pasti tidak baik.

“Kalaupun gue aneh-aneh, itu pilihan gue juga kan? Apa pedulinya lo?”

Wony sedikit terkejut, “Iya sih, tapi— udahlah lupain, gue laper ini, tadi di kulkas ngga ada makanan sama sekali.”

Tepat saat Wony selesai mengatakan itu, bel apartemen Xiyeon berbunyi, “Keluar gih Won! Gue mau mandi.”

“Gue???” tanya Wony sambil menunjuk dirinya sendiri.

Xiyeon mengangguk, “Katanya laper, itu gue tapi udah pesen makanan.”

Tanpa aba-aba Wony langsung berlari dan melihat siapa yang datang, dan benar saja, ternyata 'teman barunya' itu masih peduli, buktinya kini ia telah dipesankan makanan.

“Baik juga dia ternyata.” Wony menata makanan yang baru saja dipesan Xiyeon. Jumlahnya cukup banyak, mungkin Xiyeon juga belum makan.

Wony masih punya rasa sopan santun tentunya, walaupun perutnya sudah minta diisi, dia tetap menunggu Xiyeon selesai mandi baru nanti makan bersama.

Aneh, kemana Wony yang individualis itu?

Berselang sekitar 30 menit, Xiyeon selesai mandi, lalu menatap Wony heran, “Kok ngga lo makan? Itu udah paling mahal tau. Kurang mahal?”

I'm not a f*ck girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang