I'm not a f*ck girl

21

Selamat malam minggu!!!!!!!!!
Gak ngerti pengen cepet selesaiin ini hehe, happy reading, and sorry for typo's 💛

Heejin tidak pergi dengan Hyunjin, nyatanya ia bersama Jaemin kali ini.

Dari radius 10 meter tempatnya berdiri, siluet Jaemin terlihat, ia melambaikan tangan dengan senyum merekah.

"Aku lama?" tanya Heejin, yang dijawab gelengan oleh sang pacar pertama.

"Seneng banget hari ini? Kenapa?"

"Ketempat Bunda, ya .. anterin."

Jaemin tersenyum.

—————

London Bridge is falling down
Falling down, falling down
London Bridge is falling down
My fair lady

Dari sudut bar, Hwang Hyunjin tertawa. Bagaimana bisa seseorang mabuk dengan bernyanyi seperti itu?

Ia mendekat, kemudian sedikit menunduk,  berbisik tepat pada telinga orang itu, "lo kalau mabuk, kayak orang gila akut."

Ia mendorong kening Hyunjin dengan Jari telunjuk, "jauh-jauh dari gue, bitch!"

Hwang Hyunjin menutup mulut dengan kedua tangan, berekspresi pura-pura terkejut, "duh, gue dikatain bitch, lo juga sadar diri, Xiyeon."

Dia Park Xiyeon, belum merubah kebiasaan pergi ke bar. Dengan setengah sadar, netranya menatap Hyunjin, "ntar kita dikira selingkuh, bego! Pergi lo!"

"Jangan ngatain gue mulu sih," kata Hyunjin, bukannya pergi ia justru duduk di sebelah Xiyeon, "tolerensi alkohol lo rendah," ucapnya, menyingkirkan botol beer dari hadapan gadis itu.

"Sok tahu," ketur Xiyeon.

Hyunjin tertawa, menangkup pipi Xiyeon, "merah, kelihatan. Dah gak usah minum, lo boleh cerita apapun ke gue."

"Kenapa lo kesini?"

"Mau nenangin diri aja, eh malah lihat lo," jawab Hyunjin.

Xiyeon menatap nanar bayangan wajahnya di botol, ia menghela napas pelan, "gue ini emang gak pantes dapat kebahagiaan ya, Jin?"

"Hmm?"

"Gue .. ini pake topeng, gue gak bahagia," lirih Xiyeon, terdengar putus asa.

Xiyeon menunduk, menutup wajahnya dengan telapak tangan, bahunya bergetar, "gue butuh temen cerita, butuh sandaran, dan butuh tempat pulang."

"Yeon .."

"Hmm?"

"Jeno nyariin lo terus, lo bisa anggap dia tempat lo pulang."

Gadis bersurai hitam legam itu mendongak, menggeleng pelan, "kenapa harus Jeno?"

Hwang Hyunjin tersenyum tipis, perlahan jemarinya menyibak beberapa anak rambut Xiyeon, "gue lihat lo udah gak peduli sama diri sendiri, tapi gue peduli."

"Hah?!"

"Jeno sayang banget sama lo."

"Tau dari mana?"