18

229 36 22
                                    

Selamat hari minggu, selamat malam senin bestie ..









Kurang dari 1000 words, jadi InsyaAllah gak akan menguras waktu kalian terlalu lama..

Sorry for typo's and happy reading 💙











Hari ini, Park Xiyeon pergi ke toko buku sendirian. Setelah mendapat transfer dari Jackson, tentunya ia tidak mau menganggurkan uangnya begitu saja.

Wony tidak ikut, dia bersama Heejin hari ini, sedangkan Yeji, seperti biasa ia bekerja.

Langkahnya menuju rak tentang peradaban dunia, Xiyeon sangat suka sejarah.

"Masih suka sejarah?"

Refleks buku yang sedang dibaca, ia tutup. Melihat siapa orang yang didepannya, sukses membuat Xiyeon tak bergeming.

"Lama banget tau, aku ngumpulin niat buat nyamperin kamu."

Xiyeon tidak menanggapi sama sekali, membuat orang itu tertawa hambar, "aku udah lumayan lama ikutin kamu, sorry."

Kini atensi Xiyeon sepenuhnya pada orang itu, ia melayangkan tatapan sengit, bisa-bisanya dia ngikutin? batin Xiyeon.

"Dasar penguntit," finalnya sebelum melangkah pergi, bahkan buku incarannya tidak jadi ia ambil.

•••

"Gue hari ini ikutin lo karena males pergi sama Sia ke toko buku. Tapi, lo malah ajak gue ke kantor polisi?! Kayak .. ya buat apa gitu?"

Wony terus menggertu di belakang Heejin, ia benar-benar tidak tahu mengapa harus ke kantor polisi? Lebih baik tadi ikut ke toko buku saja.

"Lo buronan."

Ucapan Heejin sukses membuat Wony berhenti melangkah. "Lo .. mau serahin gue ke polisi? Disaat Yeji lebih pantes?!"

"Gue sempet lihat di medsos, lo ternyata lagi di cari sama keluarga, dan yahhh, bayarannya lumayan juga. Ini kalau Xiyeon tau, pasti udah serahin lo dari dulu sih."

Wony tidak terkejut jika dia menjadi daftar orang dalam pencarian, karena ia telah melihatnya berkali-kali. Tapi, kali ini apa? Heejin akan menyerahkannya?

"Lo, kok jahat?"

Heejin tersenyum miring, "baru tau?"

•••

Bekerja ternyata cukup membuat Hwang Yeji menjadi lebih bahagia, daripada menjadi copet.

Walaupun gaji office girl juga tidak seberapa, tapi ia sudah cukup puas.

"Terimakasih Tuhan, setidaknya gue tobat deh sekarang," monolognya. Gadis itu kini tengah menikmati makan siangnya di butik Irene, tempatnya bekerja.

Tak melakukan apapun, sampai sepasang monoloid indahnya menangkap siluet orang yang ia kenal betul.

Jam istirahat sudah hampir habis, ia tidak bisa berlama-lama santai, tapi disisi lain, Yeji tidak ingin bertemu dengan orang itu.

Samar-samar Yeji mendengar, orang itu bertanya tentang model baju wanita yang terbaru. Oh, dia udah punya cewek? Apa mau dia yang pakai? batin Yeji.

I'm not a f*ck girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang