Sorry for typo's and happy reading 💛
"Btw, gimana kabarmu?"
Wony mengerutkan kening, bukankah tadi Jeno sudah bertanya? Mengapa menanyakan lagi?
"Ah, tadi kan biar ngga canggung banget, sekarang aku beneran tanya, kabar kamu gimana?" tanya Jeno, lagi.
"Kayak tadi, baik. Kabar aku baik."
"Yang aku tanya bukan kabar fisik, tapi hati kamu, Won."
"Ya mana aku ngerti kamu tanya kabar hati, lain kali kalau tanya tuh yang jelas!" ketus Wony.
Lee Jeno tergelak, Wony ini mudah emosi, dia juga senang memancingnya, "galak banget, aku pikir setelah hampir tiga bulan kabur udah agak kalem dikit gitu."
"Dih!"
"Tapi beneran ini aku nanya, kabar hati kamu gimana?"
Memang pilihan ayahnya tidak salah, Jeno adalah sosok yang sangat baik. Namun bukankah kita tidak bisa memaksakan perasaan?
"Kadang baik, kadang engga. Tapi banyak engganya."
"Orang tua kamu sedih banget pas kamu pergi, bahkan sampai sekarang ngga balik. Mama kamu kayak frustrasi banget, Won."
Jeno juga tahu apa yang ada di pikiran Wony saat ini, ia sangat penasaran bagaimana kondisi keluarganya.
"Terus, aku harus apa?" tanya Wony.
"Kamu ngga pengen pulang? Cukup berkunjung aja mungkin, kalau belum mau menetap. Bagaimanapun mereka keluarga kamu."
Wony menatap manik Jeno, benar yang tunangannya katakan, tapi ia tidak siap. "Kamu paham kan kondisi aku? Aku ngga siap buat semua tekanan dari mereka, Jen."
"Jangan takut, ada aku."
——————
"Sejak kapan deket sama Heejin Xiyeon?" Yeji melayangkan pertanyaan pada kakaknya.
Siapa sangka, gadis bermata kucing itu akan mengikuti Hyunjin?
Tangannya baru saja akan membuka pintu mobil, namun terhenti ketika mendengar pertanyaan dari suara yang ia kenal betul.
"Buat apa nanya?"
Pertanyaan balik yang Hyunjin ajukan membuat Yeji terdiam.
"Gue tanya sekali lagi, buat apa lo pengin tau? Karena mereka temen lo atau karena gue kakak lo?"
Memang seharusnya ia tak mengikuti Hyunjin, karena sekarang Yeji merasa terpojok. "Karena, lo kakak gue," jawabnya lirih.
Hyunjin mendekat pada Yeji, ia menatap lekat netra adiknya, "iya, gue kakak lo, lo adik gue. Tapi kenapa selalu menghindar?"
"Karena—"
"Lo pikir gue ngga tersiksa sama kondisi keluarga kita, Ji? Dipikirnya cuma lo doang yang menderita? Gue .. gue juga hidup sebatang kara selama ini," jelas Hyujin lirih.
Kapan terakhir Yeji menangis? Ia lupa. Tapi malam ini, mendengar penuturan kakaknya, gadis itu tidak bisa menahannya lagi.
"Lo masih dianggap sama mereka, lah gu—"
"Stop! Masih aja itu yang lo jadiin alasan, jangan karena hal itu lo pikir gue ngga sayang lagi sama lo. Tiga tahun, kesana kemari nyari sosok adik yang pas ketemu justru menghindar. Lo pikir enak?"
"Kenapa jadi nyalahin gue?"
"Gue ngga nyalahin, cuma cerita dari sisi gue. Jangan anggap gue selama ini cuma seneng-seneng doang," final Hyunjin sebelum akhirnya meninggalkan Yeji, sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not a f*ck girl
FanficWe all have a story We will never tell #1 in yeji (14-18 Agustus 2021) #1 in heejin (08-09 Agustus 2021) #1 in Yejeno (15-11-2021)