Halo, udah lama banget ya, hahaa sorry sorry.. Ini ngga panjang kok, jadi InsyaAllah ngga menyita waktu kalian terlalu lama.
Happy reading..
"Astaga jantung gue!!" ini Heejin, dia kaget begitu mau masuk apartemen tiba-tiba Yeji ada di sampingnya.
"Kenapa jantung lo? Pindah ke kanan?" Yeji justru bertanya dengan wajah datarnya, tak peduli pada Heejin yang sudah berjongkok sambil memegangi dadanya karena terlalu terkejut.
"Ini kalau gue punya penyakit jantung, dah mati gue Pet," kata Heejin sambil menatap tajam Yeji.
"Sayangnya lo ngga punya."
"HEH!!!! Untungnya gue ngga punya bukan sayangnya gue ngga punya!!!"
"Ya maaf, lo sih gue ngga ngagetin padahal, cuma berdiri doang. Gitu aja kaget, alay ewww."
Heejin sebernarnya biasa aja kalau ini siang, tapi ini keadaannya hampir tengah malam, jelas Heejin kaget. "Ya lo pikir aja berdiri disebelah gue tiba-tiba gitu, kapan munculnya juga?"
"Udah dari tadi, lo aja yang ngga lihat."
"Ya lo bajunya item semua!!! Minggir lo! Gue mau masuk." kata Heejin sambil mendorong badan Yeji agar tidak menghalangi jalannya.
Yeji tidak peduli, dia kemudian ikut masuk mengikuti Heejin. "Jin, lo kok baru balik?"
Heejin yang sedang mau rebahan langsung menoleh, "Apa urusan lo nanya-nanya gue?! Kangen?!"
"Dih! Percaya diri gila. Gue nunggu lo lama kali Jin, mau masuk ngga tau pin-nya."
"Ya emang lo siapa harus tau pin apartment gue?!" Heejin dengan santai tanya ke Yeji. Sedangkan Yejinya cuma bisa diam, dia juga berpikiran sama, memangnya dia ini siapa harus tau pin apartemen Heejin?
"Ya udah sih kalau emang ngga mau ngasih tau. Gue mau mandi, apa lo dulu?"
"Lo aja dulu, gue capek mau rebahan. Ntar kalau gue tidur bangunin!"
Setelah itu Yeji masuk kamar mandi, sedangkan Heejin yang tadinya mau tidur tiba-tiba matanya langsung segar begitu ada notif dari Jaemin.
Sayang (Jaemin)
Sayang..
Iya??
Belum tidur?
Belum lah, ini kalo aku udah tidur mah ngga bisa bales chat kamu.
Iya juga, tapi udah malem ini. Tidur sana!
Iya sayang, eh? Kamu juga kok belum tidur?
Tadi masih bantuin papa ngerjain berkas.
Ohh oke, semangat!!! Kalau udah selesai langsung tidur, jaga kesehatan!
U too.Em, sayang..
Ya???
Besok ketemu bunda, mau?Heejin langsung terbangun dari posisi rebahannya. Berpikir sebentar, lalu kembali membalas chat Jaemin.
Buat???
Kamu ngga kangen? Bunda kangen loh sama kamu.Jaemin, aku mau tidur.
Oke, mungkin lain kali. Selamat malam cantik.Heejin memilih untuk tidak membalas lagi, ia selalu berfikir, kenapa bisa lelaki seperti Jaemin menaruh hati padanya? Terkadang sempat terbesit sedikit niat untuk putus dengan Jaemin, karena merasa dia tak cukup pantas untuk lelaki itu.
"Lo baik banget sih Jaem, ngga bisa bayangin kalau misal lo tau gue punya pacar tiga."
————————————————————
"Won, turun!!"
Itu Baekhyun, dia sedang memaksa Wony turun dari mobilnya. Sekarang mereka berada di depan gedung apartemen yang Xiyeon tempati.
Dari tadi Wony terus merengek ingin ikut Baekhyun, tapi tidak boleh. Alhasil Wony kesal dengan laki-laki yang sudah seperti kakak baginya ini.
"Gue udah kasih lo HP, baju, tas, sepatu, banyak, bahkan duit juga lohhh.. Masa masih kurang?" Baekhyun frustasi, adik jadi-jadiannya ini kenapa sangat susah dikasih pengertian.
"Lo bukan sugar daddy bang, ngapa lo ngasih barang-barang begituan ke gue? Lo pikir gue ngga mampu beli?"
Baekhyun membenamkan kepalanya pada kemudi, sambil menata kesabaran, "Lo emang ngga mampu untuk saat ini, Won!"
"Tapi gue ngga butuh!"
"Ya lo maunya apa?"
"Tinggal sama lo, please...." kata Wony memelas, namun Baekhyun justru tertawa. "Pas gue beliin barang bilangnya 'lo pikir gue ngga mampu?' dan sekarang malah mau numpang."
"Cuma lo yang gue punya bang, gue ngga ada siapa-siapa lagi."
"Terus ngapain kabur? Mending sembunyi sama tunangan lo deh, gue yakin dia mau bantu."
Wony menggeleng, "Gak mau!"
"Yaudah, lo bener tinggal sama Xiyeon, dia orang baik-baik Won. Percaya deh sama gue!"
"Tapi.. "
"Gue kirim Reny kesini besok. Udah ayok turun, gue anter."
————————————————————
"Gue ngga tau, dan ngga mau tau kenapa lo bisa berani balik selarut ini. Tapi, yang bikin gue penasaran, dari mana semua barang yang lo bawa ini?"
Xiyeon duduk berhadapan dengan Wony, sambil menatapnya tajam. Ia heran, dari mana semua barang yang Wony dapatkan. Tentu saja Xiyeon tidak bodoh, ia tahu betul semua barang ini mahal.
"Dari kakak gue, Si."
"Kakak?"
Wony mengangguk, lalu menggeleng, "Bukan kakak yang kayak kakak dipikiran lo. Ini tuh orang lain tapi gue anggap kakak, Si."
Xiyeon menatap curiga Wony, "Sugar daddy?"
"BUKANNN!!!"
"Kirain. Lagian kalo lo punya kakak, ya walaupun kakak jadi-jadian, kenapa lo ngga tinggal sama dia aja sih? Nyusahin gue banget."
Wony cuma bisa diam. Ia juga mau tinggal sama Baekhyun, tapi kenyataannya lelaki itu benar-benar menolaknya, dengan dalih bahwa tinggal dengan Xiyeon itu adalah jalan terbaik. Lalu, bagaimana cara Wony mengatakan pada Xiyeon? Bahkan gadis itu saja tidak mengenal siapa Baekhyun.
"Ya dia ada kehidupan pribadi."
"YA LO PIKIR GUE ENGGA PUNYA GITU?!"
"Ehh santai dong, Si! Dahlah, gue mau mandi. Jangan tanya-tanya lagi deh alasan gue tinggal sama lo itu apa! Gue juga ngga tau, bye!"
Xiyeon terheran dengan sikap Wony, gadis itu terlalu seenaknya di apartemen miliknya. Tapi, dia juga bingung, kenapa tiap kali ingin mengusir Wony, ada rasa kasihan?
"Gak apa-apa deh dia tinggal disini, mayan juga ada temen," katanya, kemudian mengambil nota kecil di laci nakas, "Hari ini Wony bilang punya kakak, gue harus cari tau siapa dia. Lumayan bisa dapat cuan, itung-itung biaya hidup si Wony lah."
Pikiran Xiyeon, tak lepas dari uang ternyata.
————————————————————
To be continue .. See you
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not a f*ck girl
FanfictionWe all have a story We will never tell #1 in yeji (14-18 Agustus 2021) #1 in heejin (08-09 Agustus 2021) #1 in Yejeno (15-11-2021)