14- STAY OR STOP?

18 6 0
                                    

14- STAY OR STOP?
=~~~~~~~~~~~~~~~=

"Egois adalah salah satu sifat yang tak akan pernah membuat kita sadar bahwa kita telah egois."

~Faiz Arfalano~
(Faiz)

.
.
.
.
.

"Sebenarnya siapa mereka, Ram? Kenapa lo seperti ingin gue untuk ingat sama mereka? Gue sakit, Ram, hanya karena kehadiran lo gue terasa sakit," Rachel menjeda ucapan nya barusan, ia tahu perkataan nya akan sangat menyakitkan bagi Rama yang sangat mencintai nya. Tapi ia ingin Rama tahu, bahwa ia tersakiti dengan Rama yang seperti ini.

"Dan gue harap, gue ga akan pernah ingat siapa mereka."

Rama sungguh termangu mendengar ucapan Rachel barusan. Segitu tak ingin nya 'kah Rachel mengingat nya lagi? Hati Rama seolah diremas kuat, dada nya merasa nyeri saat tahu Rachel berbicara seperti itu.

"Ra..."

"Ram, gue ga tau siapa Fano dan Sella. Dan seperti nya lo mau bikin gue ingat siapa itu mereka, kan? Dia adalah gue dan lo, gue udah ingat siapa lo, Rama. Tapi bukan berarti perasaan yang dulu tetap sama, jika memang kita sahabat kecil maka selamanya akan seperti itu." ujar Rachel sukses membuat Rama diam tak berkutik.

Ia menatap Rachel dengan sendu, "Kalau bakal seperti ini akhirnya lebih baik gue ga pernah jatuh cinta sama lo, Ra." kata Rama terkekeh masam lalu mengalihkan pandangannya ke sekitar asal tak melihat manik mata indah itu.

"Itu hak lo, Ram. Tapi perlu lo tau, kalau gue akan sangat susah untuk ngebalas perasaan lo."

"Sangat susah bukan berarti ngga bisa, Ra. Gue akan bantu lo untuk jatuh cinta sama gue, dan di saat lo udah merasa benar-benar ga bisa, lo boleh suruh gue pergi. Izinkan gue untuk bikin lo jatuh cinta kembali sama gue, Ra." Rama memegang kedua tangan Rachel yang terasa dingin.

Rachel menatap Rama dengan tatapan yang sulit diartikan. Seperti nya Rachel sedang mempertimbangkan ucapan Rama, tapi lagi-lagi Rafa Rafa dan Rafa lah yang terpikirkan oleh nya.

"Lo udah berusaha kok, Ram. Dan gue sama sekali ga ngerasa apa pun sama lo, suka apa lagi cinta," telak Rachel menarik kedua tangan nya dari genggaman cowok itu.

"Ra, gue akan berjuang lebih keras dari yang sebelum nya. Apa lo benar-benar ga bisa biarkan gue untuk bikin lo jatuh cinta sama gue?" tanya Rama dengan tatapan hampir putus asa nya.

Rachel hanya menatap mata Rama yang terlihat sungguh berharap. Tapi ia bisa apa, perasaan itu tak bisa dipaksakan, jika ia paksakan maka yang ada dia hanya menyakiti Rama.

"Setidaknya, jika lo ga bisa jatuh cinta dengan sosok Fano, jatuh cinta lah dengan sosok Rama, Ra. Rama dan Rachel, bukan Fano dan Sella." mohon Rama masih dengan nada memohon nya.

Lama Rachel terdiam, sepertinya gadis ini belum berminat membuka suara nya. Hanya terdengar helaan nafas seperti tengah merileks kan pikiran nya.

"Gue benci lo, Ram." empat kata itu berhasil membuat tubuh Rama tersentak.

Bukan jawaban yang ia inginkan atau semacam nya, tapi ia mendapat kata benci dari Rachel.

"A-apa maksud lo, Ra? Kenapa lo benci gue?"

"Ram, stop bikin gue makin sakit, kalau lo cinta sama gue, harusnya lo bisa menjauh dan paham gimana perasaan gue setelah apa yang lo lakuin. Gue benci saat dikatakan Amnesia, Ram! Gue benci! Kalau memang gue Amnesia, kenapa gue hanya lupa sama lo dan kenapa dengan Rafa engga?! Gue benci, Rama, gue benci!" teriak Rachel histeris.

RYUSA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang