15- SUNDAY WITH YOU

14 3 0
                                    

15- SUNDAY WITH YOU
=~~~~~~~~~~~~~~~=

"Asal lo mau berusaha, gue ikhlas menunggu bagaimana pun hasilnya, meski akhirnya nanti gue akan sakit hati sekalipun."

~Rama Arifano Wirajaya~
(Rama)

.
.
.
.
.

"Ra, kalau Rama dah bangun nanti jangan lupa bantuin dia, gue mau ketemu klien sekitar dua jam-an atau lebih. Oke, baby?"

Rachel rasanya ingin mencakar-cakar wajah tampan milik Nathan setiap mengingat pesan cowok itu. Kini Rachel tengah berada di sofa yang ada di kamar tamu yang Rama tempati.

Sudah pukul setengah delapan tapi kenapa Rama tak kunjung bangun?

Rachel terus memandangi Rama dari jarak yang tak begitu jauh. Ia perhatikan deru nafas Rama yang masih normal menandakan cowok itu masih benar-benar tertidur.

"Kapan sih lo bangun nya, Ram? Gue juga butuh istirahat kali. Nathan dah ga punya hati aja gue baru mendingan langsung di suruh rawat orang mabuk." tak henti-henti nya Rachel terus mengeluh dengan Nathan yang seenaknya menyuruhnya.

Tak lama, apa yang Rachel tunggu-tunggu telah sadar. Rama melenguh pelan dengan mata yang sayup-sayup, ia berusaha menyesuaikan pencahayaan ruangan dengan netra nya.

"Akhirnya sadar juga lo, lo tidur apa simulasi meninggal sih?" rasa pusing di kepala Rama kian manjalar kala Rachel malah mengomeli nya.

"Ra... Huek!" baru saja Rama ingin berkata bahwa ia ingin muntah. Tapi mual nya sudah tidak bisa ditahan lagi. Dengan langkah gontai ia berjalan menuju kamar mandi.

Rachel yang melihat itu dengan sigap membantu Rama dengan memapah Rama menuju kamar mandi.

Huek

Huek!

Tanpa rasa jijik sama sekali Rachel tetap berada di samping Rama sampai Rama benar-benar mengeluarkan semua nya. Kadang Rachel heran, sudah tahu akan begini kenapa masih banyak orang di luaran sana suka mabuk-mabukan?

Hanya membuat tenang sesaat namun menyusahkan setelah selesai. Itu lah orang yang pemabuk bagi Rachel.

"Masih mau muntah?" tanya Rachel dengan wajah yang khawatir.

Rama masih belum menjawab karena tubuh nya masih lemas, Rachel yang melihat ada noda bekas muntah di bibir Rama langsung mengambil tissue untuk mengelap nya sekali lagi, tanpa rasa jijik.

"Ram, udah enakan atau masih mau muntah?" ulang Rachel masih dengan raut nya yang tadi.

Padahal ini adalah kali ketiga ia menolong Rama seperti ini. Tapi tak dapat dibohongi bahwa Rachel masih merasa khawatir jika nanti sesuatu malah terjadi pada Rama.

Rama menoleh melirik Rachel dengan mata sendu nya. "Udah ga." singkat Rama.

Setelah itu Rachel mengangguk dan kembali memapah Rama ke kasur.

"Makasih, Ra." ucap Rama.

"Iya, sama-sama. Sekarang minum air putih ini terus makan, bisa sendiri, kan?" tanya Rachel dan ia dapat melihat bahwa Rama mengangguk langsung tanpa banyak pikir.

RYUSA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang