10- REAS ORPHANAGE

10 6 1
                                    

10- REAS ORPHANAGE
=~~~~~~~~~~~~~~~=

"Berusaha dan do'a, itu ramuan kenapa gue bisa tahan ngejar lo."

~Rama Arifano Wirajaya~
(Rama)

.
.
.
.
.

"Than lo ga ikut nih?" tanya Rachel sambil memasukkan ponsel nya ke dalam black sling bag.

"Sorry, Ra. Kayak nya ga bisa, soal nya hari ini gue ada jadwal sama klien, sampaikan maaf gue ke Ummi Zayna, ya?" balas Nathan lalu menyeruput kopi buatan nya sendiri.

Rachel mengangguk, "Iya. Tapi kalau bisa bulan ini tetap datang ya, Than. Kasihan, anak-anak pasti kangen juga sama lo, secara mereka deket banget sama lo. Lo bisa lihat 'kan mereka langsung bahagia banget saat tau waktu gue dateng bareng lo." pesan Rachel.

"Iya, Ra. Insyaallah, biar gue pergi sendiri nanti,"

Tin Tin!

"Tuh kayak nya Rama." ujar Nathan langsung menolong Rachel membawakan barang-barang yang akan gadis itu bawa ke Panti Asuhan Reas.

"Tarok di belakang aja, Than." ucap Rama di balas anggukan oleh Nathan.

Rachel sedikit kaget saat melihat apa saja yang dibawa oleh Rama untuk anak-anak Panti. Banyak sekali mainan-mainan yang Rachel sendiri bisa lihat bahwa satu saja sudah bisa mencapai jutaan harga nya.

"Banyak banget mainan nya." gumam Rachel tanpa sadar Rama mendengar nya.

Rama terkekeh, "Kenapa, lo mau juga gue belikan mainan?" tanya Rama dengan wajah yang menyebalkan membuat Rachel sangat ingin memukul muka tampan cowok itu.

"Jangan lo pancing lagi Adek gue, Ram. Di tendang lo ke Neptunus baru tau rasa lo ga bisa ketemu Rachel lagi." peringat Nathan.

Rama kembali terkekeh geli, "Gue ga yakin dia beneran mau tendang, gampar, gaplok, bahkan pancung gue. Soalnya Rara 'kan ga mau durhaka sama calon suami. Ya gak, Ra?"

Bugh!

°•RYUSA•°

"KAK RARA!!!"

"KAK RARA KITA KANGEN!!!"

"KAK RARA KOK UDAH JARANG KE SINI SIH?"

"Iya, maaf, ya? Kakak 'kan udah semester dua kelas sebelas, jadi nya buat naik kelas Kakak harus lebih sering belajar. Adek Adek nya Kak Rara rajin gak nih belajar, nya?" balas Rachel.

"Rajin dong, Kak. Soalnya takut nanti dimarahin Ibu Guru nya," jawaban polos itu keluar dari mulut bocah perempuan berumur lima tahun.

Zyla, namanya.

Rachel terkekeh pelan mendengar jawaban polos Zyla. "Lain kali kalau niat rajin harus dari hati, ya. Biar pelajaran nya cepat masuk dan kalian juga harus rajin ngulang-ngulang pelajaran nya."

"Iya, Kak Rara!"

"Ini taruh dimana, Ummi?" suara Rama dari belakang langsung mengalihkan atensi Rachel.

Rama terlihat tengah membawa barang-barang yang mereka bawa untuk anak-anak Panti. Sangat banyak, mata anak-anak Panti ini berbinar saat mendapati sesuatu yang Rama bawa ke dekat mereka.

RYUSA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang