2- SEPUCUK PERHATIAN

35 15 2
                                    

2- SEPUCUK PERHATIAN
=~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~=

"Terkadang sahabat sekalipun dapat menggantikan posisi penting nya keluarga. Bahkan ada sahabat yang lebih peduli pada kita dibandingkan keluarga yang sama sekali tak menganggap kita hidup"

~Rama Arifano Wirajaya ~
(Rama)

.
.
.
.
.


Rama membanting tas nya pada sofa. Ia mendudukkan dirinya sambil mengusap kasar wajah nya.

"Arrggh!"

Rama berteriak keras lalu membanting vas bunga ke lantai hingga pecah.

"Ya Allah, kenapa keluarga ku sendiri membenci ku Ya Allah? Kapan aku bisa bahagia? Aku lelah selama ini dipermainkan oleh takdir!" ucap Rama sampai tak sadar bahwa tangan nya berdarah, dan darah itu menetes hingga meninggalkan bercak di lantai.

Flashback on

"Kak Raya... Main sama Rama yuk!" ucap Rama, anak berumur 12 tahun.

"Nanti, Ram. Kakak lagi ngerjain tugas nih, besok mau di kumpul, sama Yuna aja sana" tolak Raya– Kakak Rama.

"Yahh... Yuna itu ga suka main bola Kak. Cuma Kak Raya yang mau temenin Rama main" ucap Rama mendesah kecewa.

"Ya udah deh tapi sebentar aja" ujar Raya. Rama yang mendengar hal itu langsung tersenyum senang sambil menganggukan kepala nya semangat.

"Makasih Kak Raya!"

Raya ikut tersenyum saat melihat raut wajah bahagia sang Adik.

Mereka pun bermain bola bersama, Raya bisa dikatakan gadis yang tomboy, karena Adik nya pun hanya laki-laki saat itu, membuat Raya banyak menggemari permainan yang sering laki-laki mainkan, mulai dari sepak bola, PS, dan lainnya.

Memang setahun setelah Rama, Yuna pun lahir meski begitu tak membuat rasa suka nya pada dunia Olahraga berkurang.

Ia sangat menyukai hal yang berbau Olahraga.

"Kak, bola nya malah ketengah jalan" ucap Rama saat melihat bola nya menggelinding ke tengah jalan. Rumah mereka memang dekat dengan Jalan.

"Rama yang ambil ya Kak" ucap Rama mendapat gelengan dari Raya.

"Jangan bahaya, biar Kakak" ucap Raya.

"Tapi Kak---"

"Udah Rama, mending kamu disini aja" potong Raya.

Rama hanya menganggukkan kepalanya patuh.

Saat Raya berjalan untuk mengambil bola itu Rama mengikuti nya dari belakang.

"Rama ngapain ikutin Kakak sih? Kan udah Kakak bilang kamu tunggu disana aja" ucap Raya saat menyadari jika Rama mengikuti nya.

"Rama takut Kakak kenapa-kenapa" balas Rama.

Raya tersenyum. "Insyaallah gapapa, Kakak udah besar, Ram. Udah 17 tahun, kamu aja tuh masih bocil" ejek Raya.

RYUSA (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang