Tigapuluh : Repeat?

65 16 0
                                    

Jika pada akhirnya kamu berencana untuk kembali dengannya, semoga Tuhan terus merestuinya. Aku berjuang untuk menyerah

HYRQoutes


HYR : REPEAT

Pulang sekolah, Resya dan Tiara berencana untuk mengerjakan tugas di kafe biasanya mereka datangi. Tidak jauh dari sekolah.

Resya dan Tiara memilih berjalan kaki untuk ke sana. Karena jaraknya memang sangat dekat. Tiara menggandeng erat tangan Resya. Berceloteh manja dan dari tadi gadis itu enggan untuk berhenti bicara.

"Res, lo ngerasa Devan dekat sama Sirena nggak sih? Kok gue perhatiin semenjak itu cewek masuk sekolah kita Devan jadi beda." Sedetik sehabis berkata Tiara menutup mulutnya. Kadang ucapannya tak pernah di filter, suka keluar sembarangan.

Tiara takut akan menyakiti hati Resya. Membicarakan pacarnya di hadapan gadis itu. Juga, beranggapan buruk tentang tingkah Devan belakangan ini.

Tapi, jujur. Apa yang dikatakan Tiara benar adanya. Apa Devan masih mencintai gadis itu? Dan masih ingin terus bersama Sirena? Bisa saja Devan hanya berpura-pura mencintainya sebagai pelampiasan. Ah. Resya tidak tahu.

"Eh. Lupain, Res. Gue salah bicara."

"Nggak apa-apa, kok, Ra." Resya tersenyum membalas.

Tinggal beberapa meter, kafe sudah terlihat dari tempat mereka berpijak. Namun, satu objek membuat mereka menatap secara bersamaan ke arah dua orang yang memasuki kafe yang hendak mereka tuju.

Devan? Sirena?

"Devan sama Sirena?" kaget Tiara tak percaya.

Sekilas Tiara melirik sahabatnya. Raut wajah Resya berubah sendu, tetapi tetap memaparkan senyumnya. Entah apa yang terjadi belakangan ini, namun seperti ada yang disembunyikan dari Resya.

"Kita ikutin, Res," ajak Tiara. Gadis itu menarik tangan Resya dan mempercepat langkah agar tidak ketinggalan jejak dua orang yang sudah masuk kafe.

Dengan cara mengendap-endap Tiara dan Resya berjalan menjari tempat kosong dan lumayan dekat dengan Devan dan Sirena. Akhirnya setelah mencari dapat juga. Tempatnya cukup tersembunyi jadi memudahkan mereka untuk menguping tanpa ketahuan.

"Dev, mau pesan makanan kesukaan kamu?" tanya Sirena membuka buku menu dan sedetik kemudian menatap Devan yang kini memasang wajah tak suka. Cowok itu gelisah bersama Sirena.

"Dev? Mau pesan apa?" ulang gadis itu. Tangannya tiba-tiba beralih menggenggam Devan.

Langsung Devan tepis dengan kasar. "Terserah, lo," jawab Devan malas.

"Oke."

Sirena memesan makanan yang sering dirinya dan Devan pesan jika ke tempat ini sewaktu dulu. Memang benar, ini adalah kafe Favorit keduanya di saat masih bersama.

Pelayan itu pergi setelah mendapat catatan pesanan dari Sirena.

Sirena membuang napas kecil sebelum berucap, "Dev, mungkin aku nggak sebaik Resya. Nggak secantik dia, nggak seberuntung Resya yang bisa milikin kamu tanpa berjuang. Tapi, apa boleh kamu kasih perlakuan ke aku kayak dulu. Yang mana kamu selalu perhatiin aku, sering senyum di depan aku, sering bercanda kalau aku lagi sedih. Aku masih berharap itu semua, Dev. Mau, kan nurutin permintaan aku?"

Have you RESYA! [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang