Tigapuluh enam : Finally

372 40 25
                                    

Berjuanglah, ada banyak harapan yang harus dipenuhi

HYR

HYR : FINALLY

"Iya, aku udah di Singapura sama Papa-Mama. Kamu tenang aja, do'ain semoga berjalan lancar, ya."

Baru saja Resya menginjakkan kaki di kamar hotel, rasa lelah ingin cepat-cepat beristirahat malah Devan yang menelepon. Tapi, tidak apa-apa, bukankah Devan juga prioritasnya?

Resya dan kedua orang tuanya berada di Singapura. Gadis itu akan menjalani operasi untuk menyembuhkan penyakit jantungnya. Sebenarnya, Resya tidak ingin berobat keluar negeri tapi Devan dan teman-temannya selalu membujuk dan memaksanya. Mereka terus memberikan semangat padanya. Resya sempat berpikir, apakah setelah mereka tahu penyakitnya itu akan menjauh? Ternyata mereka se care itu dengannya.

"Semangat, ya. Kamu pasti bisa sembuh!!" kata Devan antusias sekaligus memberikan kekuatan untuk Resya.

"Semangat, Res! Kita do'ain kamu dari sini," sahut Tiara muncul di balik layar Handphone.

Kamera terarah pada Fian dan Rayen yang tengah bertengkar karena ingin mengucapkan sepatah dua patah kata untuk Resya, namun saat mereka ingin berucap pasti selalu bersamaan.

Acuh hal itu, Devan kembali menampakan wajahnya di depan layar. "Ya udah sana istirahat pasti kamu capek. Dah..." Devan melambaikan tangan kemudian menutup sambungan.

Setelah selesai, Resya meletakan Handphone di atas kasur. Merebahkan dirinya sejenak yang lelah. Tanpa sadar matanya terpejam hingga kemudian tertidur.

****

Saat ini Devan, Rayen, Fian dan tidak lupa Tiara sedang berada di toko alat tulis. Bukan berniat membeli alat tulis atau semacamnya, tapi hanya untuk membeli kertas origami. Tahu kertas origami kan?

"Ambil 5 bungkus yang kecil sama 5 bungkus yang besar, Ray." Tiara menunjuk kertas origami yang tersusun rapi di rak.

"Siap, yang!" sahut Rayen sambil mengambil apa yang Tiara perintahkan.

Barang yang dibeli sudah dibayar. Mereka melenggang keluar dari toko dan menuju mobil, bersiap untuk ke rumah Devan. Setelah itu barulah Fian, Rayen, dan Tiara pulang ke rumah masing-masing.

Untuk apa kertas origami sebanyak itu?

Rayen mengusulkan untuk menuliskan harapan mereka untuk Resya di sebuah kertas. Setiap hari mereka akan menuliskan harapan untuk kesembuhan Resya. Dalam bentuk apapun itu, kata-kata curhatan atau pun yang puitis.

Mobil berjalan dengan kecepatan normal. Sekarang giliran Fian yang menyetir. Devan di sampingnya, lalu Rayen dan Tiara duduk di belakang. Biasa, yang pacaran emang beda.

"Gak kerasa ya, bentar lagi kita lulus," ucap Fian.

"Iya nih. Padahal kayak baru banget kita sahabatan loh, bangun geng Niagar dan sekarang tiba-tiba udah mau pisah aja. Kalau udah di universitas masing-masing jangan lupa sama gue ya," timpal Rayen drama.

Devan tersenyum. "Tenang. Kita mungkin nanti bakal satu universitas."

"Semgoa aja sih," sahut Fian.

Have you RESYA! [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang