Berbeda

636 80 41
                                    

Brak

Pintu kamar Harum di dobrak paksa oleh Sandy. Setelah menerima panggilan dari teman kakaknya Selin, Sandy bergegas pulang ke rumah untuk memastikan keadaan sang kakak.

Terbukti baru beberapa hari pergi dengan perasaan yang tidak enak, sekarang dia melihat tubuh kakaknya terbaring lemas di atas ranjang kecil kamar kakaknya itu. Wajahnya pucat dengan bibir sedikit membiru dan dalam keadaan tidak sadar, hingga dinyatakan koma setelah di larikan ke rumah sakit membuat Sandy syok.

"Makan dulu San," ujar Selin sambil menyodorkan plastik berisi nasi bungkus.

"Mana bisa Sandy disini makan sedangkan Kak Har-,"

Tes

Sandy tidak melanjutkan ucapannya lagi, mengingat tubuh ringkih kakaknya saat ia temukan membuat dirinya lemah. Air matanya luruh seketika. Selin yang melihat hal tersebut kemudian mengusap lembut bahu Sandy yang bergetar karena tangisnya. Secara tidak langsung tangisan Sandy membuat Selin juga merasakan apa yang dirasakan oleh adik sahabatnya sekaligus laki-laki yang dicintainya itu.

"Udah ya kalau kamu lemah, siapa yang bakal nguatin kakakmu?" ujar Selin lembut dengan terus mengusap bahu Sandy.

Semua berawal saat Selin tak mendapati Harum datang ke Club selama dua hari tanpa izin pula, hingga membuat Selin mendapat teguran dari Madam Nia pasalnya Harum ada dalam tanggung jawab atau bisa dibilang bawahan yang dipegang oleh Selin. Hal tersebut membuat Selin bingung sedangkan saat Selin berkunjung ke rumah Harum keadaan rumahnya begitu sepi dan ada beberapa barang yang berserakan di halaman rumah.

Selin berinisiatif tanya kepada warga namun tidak ada satupun yang menanggapi, tentu saja hal itu terasa janggal dan mencurigakan bagi Selin. Hingga hari ke tiga kedatangan Selin ke kediaman Harum masih mendapati keadaan yang sama seperti sebelumnya. Tidak hilang akal Selin menyusuri halaman rumah dan merapikan barang yang berserakan hingga menemukan potongan kertas yang berisi nomor ponsel atas nama 'Bos Sandy', dengan cekatan Selin langsung menghubungi Sandy.

Dan berakhirlah dengan kepulangan Sandy dan di temukannya Harum dalam kondisi yang sangat memperihatinkan.

"Batar gak ada?" tanya Sandy dengan suara seraknya.

"Gak ada, udah tiga hari ke rumahmu aku gak lihat sama sekali keberadaan Batar," jawab Selin.

"Apa ini ada kaitannya sama hilangnya Batar?" tanya Sandy lagi.

"Bisa jadi,"

Tak berselang lama hanya tercipta keheningan diantara keduanya sampai suara dering handphone Selin berbunyi, tertera nama 'Adi' temannya yang bekerja di Club bersama dengan Harum.

Selin menatap Sandy sebentar kemudian baru menjawab, "Halo Di,"

"Halo Lin, gue udah tau penyebab Harum bisa kayak gini," ujar Adi dari seberang sana, membuat Sandy memutar atensinya menatap handphone yang ada digenggaman Selin yang memang sengaja di Loadspeaker.

"Kenapa?" tanya Selin.

"G-gue dapet info dari warga kalau ternyata Harum di nikahkan sama Batar mereka dituduh berzina bahkan sampai diarak ke rumah kepala desa. Mereka juga bilang kalau Harum itu kupu-kupu malam. Baru segitu info yang gue dapet, udah dulu ya gue mau ke tempat mami dulu buat ngasih tau ini," jelas Adi panjang lebar.

"Bangs*t" umpat Sandy sambil memukul tembok dibelakangnya setelah mendengar nada telpon diputuskan sepihak. Rahangnya mengetat membayangkan kakaknya di arak oleh warga sampai dinikahkan membuat emosinya memuncak. Disisi lain Selin masih terhenyak mendengar kabar tersebut.

Sandy dengan langkah cekatan langsung pergi dari lorong ruang perawatan Harum. Selin yang melihat hal tersebut tentu saja tidak tinggal diam, Selin tahu kalau Sandy sedang diliputi amarah. Ia pun mengejar Sandy yang sudah pergi terlebih dahulu.

Karena Aku Bukan GusmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang