Wanita Misterius

2.8K 137 3
                                    

Ashalaatu Khayru Minanaum ...

Seperti biasanya, sebagian muslim bangun di awal subuh. Bangkit memenuhi panggilan-Nya dan menghadap-Nya. Dan sebagian muslim lainnya memilih untuk tetap bergulat dengan bantal dan guling. Shalat lebih baik daripada tidur, begitu seruan-Nya.

Pintu kamar Harum terbuka, menampilkan sosok yang telah bangun dari tidurnya. Berjalan tertatih tembok, meja, kursi dijadikan tumpuan agar ia tidak jatuh. Cahaya temaram muncul dari celah jendela ruangan tersebut. Suara adzan saling bersahutan, hingga hanya seperti suara dengungan yang terdengar.

Keadaan rumah itu sepi, tidak ada hiruk-pikuk kehidupan. Ruangan minim cahaya menjadi pemandangan yang tak dapat dilihat. Pria yang kini telah berjalan keluar dari kamarnya meraba dinding di sekitarnya mencari pusat saklar untuk menyalakan lampu. Namun nihil, tangannya hanya merasakan dinding yang halus.

Pria itu tidak berfikir panjang, ketika ia melihat pintu yang terkena cahaya malam beberapa meter didepannya. Kemudian, ia segera menghampiri pintu tersebut dan membukanya.

Angin malam berhembus menerpa wajahnya. Hawa dingin langsung melingkupi tubuhnya. Beberapa pohon menjulang tinggi didepannya. Pria itu menghembuskan nafas lega, setelah menemukan apa yang ia cari.

"Akhirnya ketemu juga" menatap sumur yang ada didepannya. Dua buah ruangan kecil tempat membuang hajat juga menjadi pemandangan dihadapannya.

Dingin air menyentuh permukaan kulit menimbulkan sensasi aneh. Dibasuhlah kedua telapak tangan, dilanjut dengan berkumur dan sampai membasuh kaki. Dengan tujuan untuk mensucikan diri.

Menutup pintu berjalan menuju ruangan awal ia berada. Sebuah selimut dibentangkan begitu saja dilantai sebagai alas. Tubuh tegap berdiri menghadap kiblat. Berserah diri sebelum melakukan takbir.

"Allahu Akbar" mengangkat kedua tangannya keatas. Lalu dilipat di depan dada. Hingga kedua salam terucap, sebagai bukti telah usai komunikasi makhluk dengan Sang Pencipta-Nya.

Lantunan dikir ia ucapkan berulang kali, setelahnya doa terpanjat memohon ampunan kepada Sang Khaliq. Hingga akhirnya berhenti dengan mengusap kedua telapak tangan ke wajahnya.

Pria itu yang tidak lain adalah Batar, hanya berdiam diri dan tidak ada keinginan beranjak dari duduknya. Tatapan matanya kosong menghadap ke depan.

__________________________________

" Maaf Bang aku pamit"

Hanya empat kata yang terucap dari gadis dihadapannya. Setelah ia menghabiskan waktu berjam-jam berusaha membujuknya. Namun, hasilnya hanya empat kata itu. Pria itu mendengus kesal, ia tidak habis pikir dengan sikap gadis itu.

Harum!!

Umpatnya dalam hati. Setelah kepergian gadis yang tidak lain adalah Harum. Pria itu langsung meluapkan emosinya. Beberapa barang, furniture berubah menjadi kepingan-kepingan kecil. Ruangan yang semula rapi kini hancur berantakan.

"Sial kau Harum!"

Pria itu mengacak-acak rambutnya frustasi. Ia kembali termenung memikirkan rencana lain, agar gadis itu mau mengikuti kemauannya. Wajah yang tampak berfikir itu seketika berubah menjadi seringai. Tersenyum sinis saat otaknya sudah menemukan ide.

"Kita lihat saja, aku akan ikuti alur yang kamu buat"

_________________________________

Suara pintu berdecit cahaya lampu seketika memaksa masuk dari pintu yang tak tertutup rapat. Suara helaan nafas terdengar berulang kali dari luar ruangan yang ia tempati.

Batar yang penasaran pun mencoba menggeser posisi duduknya untuk melihat siapa yang masuk kedalam rumah. Tidak ada siapapun tetapi pintu utama terbuka. Diperhatikan terus, jujur ia takut jika rumah orang yang sudah menolongnya kemalingan.

Batar tidak ingin itu terjadi. Sandy, sudah berkorban menyelamatkan hidupnya. Jadi ia juga harus berkorban demi orang yang sudah menolongnya. Meski keadaannya belum pulih.

Kemudian ia beranjak dan ingin melihat keadaan diluar kamarnya. Tiba-tiba langkahnya terhenti. Jantungnya berdebar kencang. Ia mengurungkan niatnya untuk keluar dari kamar tersebut.

Seorang wanita dengan pakaian? Ya begitulah. Terlihat kurang bahan. Berjalan mendekati pintu utama rumah dan menutup pintu tersebut. Tapi bagaimana mungkin ada wanita disini? Dan pagi buta? Apa dia orang jahat? Kekasih Sandy? Pikiran Batar melayang kemana-mana.

"Ah, sudahlah jangan suudzon" ditepis pikiran negatif dalam otaknya.

Ditutup pintu kamar yang ia tempati dengan rapat. Jantungnya terus bertalu-talu. Ia takut menjadi fitnah, jika hanya berdua di dalam rumah. Apalagi setelah wudhu tadi sepertinya Sandy juga tidak dirumah. Lalu siapa wanita itu?

Tiga hari kemudian ...

Batar tak kunjung menunjukkan batang hidungnya. Dan dalam tiga hari itu pula ia sering mendapati wanita misterius tersebut selalu datang dipagi buta dan pergi saat matahari telah terbit. Kemudian, kembali disore hari dan pergi di malam hari sampai kembali lagi dipagi buta. Seperti itu terus!.

Sandy juga tidak memberi tahunya, bahkan Batar jarang bertemu Sandy tiga hari ini. Sepanjang hari Batar hanya berada dikamar tersebut. Keluar kamar jika ingin ke kamar mandi atau makan. Ya? Sandy bilang Batar tidak perlu sungkan. Anggap rumah sendiri, begitu ujarnya.

Batar selalu berfikir lalu ada hubungan apa sandy dengan wanita misterius tersebut? Saudara? Teman? Kekasih? Atau sama seperti dirinya?

Suara adzan dhuhur sudah terdengar. Kalimat syukur terucap begitu saja dari bibir Batar. Setelahnya beranjak dari kamar menuju halaman belakang rumah yang merupakan kamar mandi untuk mengambil air wudhu guna mensucikan diri.

Gemercik air terasa dingin menyentuh kulit, ditambah cuaca yang kurang bersahabat. Awan bergelung menjadi satu. Langit tampak abu-abu. Angin yang berhembus membuat bulu kudu meremang.

Doa setelah wudhu sudah terucap. Kemudian ia berjalan kembali ke kamarnya. Menundukkan kepala, sambil sibuk membenarkan kaos yang ia lipat sampai siku.

"Kau" Batar terdiam ditempat, membelalakan matanya, kaget.

•••

Terima kasih atas dukungannya terhadap cerita absurd ini. Nggak nyangka aja ada yang baca.


Jum'ah, 7 Februari 2020

Karena Aku Bukan GusmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang