Perasaan

1.2K 98 9
                                    

"Bang Aron"

"Lo kenal rum"

"Gue calon suaminya Harum" Selin tidak percaya dengan ucapan Baron. Mana mungkin Harum yang polos bisa menghadapi Baron yang notabene adalah seorang begal sadis, Selin ngeri sendiri.

"Ih najis, aku cuma punya utang aja sama orangtuanya" Harum menyangkal ucapan Baron, membuat Selin menelan ludah.

Selin mendekatkan mulutnya ke telinga Harum,

Rum kayaknya kamu harus ati-ati deh.

"Pasti kak Selin, makasih" Selin tersenyum mendengar jawaban Harum.

____________________

Malam ini sandy bakal pulang ke rumah dan besok pagi harus berangkat lagi ke pelabuhan untuk membuat tanggul disana. Kemungkinan setelah itu sandy akan pulang dengan jangka waktu yang lebih lama lagi.

Saat berjalan menuju club tempat kakaknya kerja, Sandy melihat Harum yang sudah berjalan bersama seorang pria.

"Kak Harum"

"Sandy" Harum berlari dan memeluk sandy adiknya.

"Kak Harum ngapain sama DIA?" Ucap sambil menekankan kata terakhir melihat Baron.

Harum melepas pelukannya dan melihat ke arah Baron yang notabene sepupunya. Harum langsung menarik Sandy untuk segera pergi meninggalkan Baron.

Baron hanya tersenyum menatap kepergian Harum dan Sandy sambil berucap " Kakak lo bakal gue per-istri"

Hal itu tentu saja membuat amarah sandy memuncak,

" APA LO BILANG? JANGAN NGAREP DEH, MIMPI LO KETINGGIAN!" teriak Sandy lantang tentu saja membuat Baron menggeram marah mendengar hinaan tersebut.

"Kurang ajar!!!" Umpat Baron.

Kemudian terjadilah baku hantam antara Sandy dan Baron, Harum langsung berlari melerai keduanya sambil teriak minta tolong. Nihil tidak ada siapapun.

Bugh

"Kak Harum!" Pukulan Baron tepat mengenai pipi Harum, hingga membuatnya tak sadarkan diri. Sandy tidak terima, ia langsung memukul Baron membabi buta sampai terkapar dengan beberapa luka yang lumayan parah diwajahnya.

Sandy bergegas membawa Harum pulang ke rumah,

"Gue bakal balas lo lebih dari hari ini, dasar orang miskin!" Teriak Baron. Sedangkan,  Sandy mengacuhkannya begitu saja dan mengangkat Harum dalam gendongannya.

____________________

Tok tok tok

Batar mendengar ada yang mengetok pintu dan meneriakkan namanya. Ia melihat jam pukul dua pagi, ia akhirnya berjalan keluar kamar dan membuka pintu, betapa kagetnya ia ketika melihat Sandy menggendong Harum yang tak sadarkan diri.

"Bang Batar bisa jaga kak Harum sambil kompres lukannya nggak? Aku mau ke apotek dulu beli obat" ucapan Sandy mengalihkan lamunan Batar.

"Iya tenang aja" Batar berjalan mendekati ranjang dan duduk dibawah lantai.

"Bang mungkin Sandy nanti bakal lama, soalnya sandy juga nggak punya kendaraan harus ke kota dulu kalo cari apotek dijam segini. Titip kakak." Batar hanya mengangguk.

Sandy sudah keluar dari rumah, Batar kini mulai mengambil handuk kecil yang sudah dibasahi oleh air dan menempelkannya pada pipi Harum yang terdapat lebam. Melihat wajah Harum sedekat ini membuat sesuatu yang ada didalam dadanya berdesir lembut.

Karena Aku Bukan GusmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang