12_Nasib tidak terduga

54 52 15
                                    

Hi Hi hi Holla😆

Ketemu lagi kita guys!!
Ok, langsung aja ya

Happy reading🎉🎉
⬜⬜

Ting nong,, Ting nongg!

Bel berbunyi beberapa kali membuat sang pemilik rumah terheran.

Siapakah gerangan sore-sore seperti ini datang ke rumah nya? Jika pun itu ortu Fellin. Fellin pastikan mereka tidak akan memencet bel. Lah iyakan rumah mereka sendiri.

"Biar gue yang bukain." Ujar jino berdiri.

"Eh gue aja, diem lo di sini!" Fellin langsung berdiri dan menuju pintu utama untuk meliat siapakah tamu yang datang jam segini.

Jino pun menurut tak berkutik barang sedikit pun.

Tap.. tap.. tapp

Sesampai nya Fellin di depan pintu utama dengan perlahan dia menarik pintu nya.

"Pesanan anda mba!" Ujar kurir yang menunduk.

Mas kurir? Fellin rasa dia tak memesan apapun. Tapi suara yang tak asing ini? Memakai topi dan masker yang membuat wajah nya tak terlihat. Mencurigakan.

Merasa curiga Fellin membuka topi mas kurir. Dan....

"Shit!!"

"What Shittt?" Revan mengangkat satu alis nya tak setuju dan tak suka atas ucapan Fellin.

Fellin membekap mulut nya sendiri. Sial, bisa bisa nya saat kaget dia mengucapkan hal itu. Dia sendiri hanya kaget karena Revan bisa bisa nya berpura pura sebagai kurir.

"Gue lo bila--

"Sorry, sorry ya ka, aku cuma....-- (elak Fellin cepat)

"Aku?" Potong Revan tak sengaja mendengar kata aku.

"What? Aku?! aku bilang aku?"

"Aku??"

Lagi, lagi,,

Fellin menutup mata nya prustasi. Ada apa dengan nya. Pleass, ini memalukan sekali rasa nya.

"Cieee,, aku!" Goda Revan tersenyum lebar.

"Salah ucap." Elak Fellin kaku.

Revan mengulum senyum nya. Lucu sekali melihat tingkah salting Fellin. Sedetik kemudian Revan menyerahkan sekantong plastik.

Fellin hanya menatap heran dengan sekantong plastik yang di tangan Revan.

"Cepet ambil! pegel nih tangan gue." Ketus Revan melihat Fellin yang heran.

"Cih, gitu aja pegel." Fellin mengambil sekantong plastik yang di serahkan Revan.

Revan hanya tersenyum gemas..

Fellin mencium harum plastik itu dengan khidmat. Sekantong plastik hitam itu menimbulkan aroma yang sangat kuat. Fellin sangat menikmati harum nya. Harum yang sangat ia kenal.

"Sate?" Tebak Fellin karena aroma sambel kacang khas sate yg sangat menyengat.

"Iya.."

"Tadi kan lo mau sate tapi gak gue hentiin mobil nya, maaf ya!"

Sedikit terkejut atas permintaan maaf Revan. Fellin pun tersenyum tipis tanpa di ketahui Revan.

"Makasih!!" Ujar Fellin sambil menutup pintu.

"Eitsss,,!" Sentak Revan membuat pergerakan Fellin berhenti.

"Apa lagi?" Heran Fellin.

"Main tutup, tutup aja!" Kesal Revan.

"Gak sopan lo!! Nih gue tamu udah baik-baik ngasih lo sate, gak di ajak masukkah??" Gerutu Revan mengangkat satu alis nya saat mengucapkan masukkah?.

"Gak, gak baik bawa cowok asing ke rumah." Ucap Fellin berbohong.

Yah sudah pasti berbohong. Revan bukanlah orang asing lagi sekarang dan toh di dalam ada Jino. Masa iya Fellin jawab seakan dia adalah cewek yang enggan bawa cowok ke rumah nya. Tapi pantes sih, kan jaga image. Lagian Jino orang yang sangat dekat dengan nya beda lagi dengan Revan orang yang baru hadir di kehidupan nya.

"FELLIIINNN,," Koar Jino alhasil terlalu lama menunggu Fellin.

Revan membuka lebar kuping nya dan mata nya membulat sempurna. Alis Revan menyerngit heran. Suara cowo? Menjadi pertanyaan besar nih buat Revan.

Kalo Fellin mah pasti lah panik baru aja dia bilang "gak baik bawa cowo asing ke rumah." Tapi, malah ada cowo dalam rumah nya.

Dalam otak Fellin : Panik gak? Panik gak? Panik lah masa enggak!!

Dalam hati Fellin : duh gimana nih gimana nih?

Pleass!! Siapapun tolong Fellin bawa dia kabur pake ilmu menghilang.

"Siapa tuh!!" Tanya Revan heran campur aduk kesal. Terus di kasih es di kasih rasa rasa di kasih susu, tambah roti segala macem nya!! dah jadi dah tuh es campur aduk. Ye kan!

"FELLIINN,," Panggil Jino lagi.

Fellin ingin menjawab tapi mulut nya terasa keram. Sekarang harus gimana dong Fellin nya?

Fellin mengigit bibir bawah nya prustasi. Sesekali ia juga memejamkan mata nya prustasi dengan kening yang berkutat.

Fellin mikir Fellin. Batin Fellin. Ia mencoba berpikir bagaimana cara nya agar ia terlepas dari kondisi yang canggung nanti nya.

Arrghhhh sialan! Bisa bisa nya saat seperti ini otak Fellin tidak bekerja dengan baik. Mengesalkan sekali rasa nya.

"Lo kok laaamaaaa...--

Shittt. Batin Fellin mengumpat.

Suara Jino melambat saat melihat kehadiran seorang yang tak asing bagi nya.

"Eh, Bang Revan?"

Membuat Fellin terkejut, heran plus bingung. Fellin menatap kedua cogan itu secara bergantian.

"Jino.., ngapain lo di sini?" Balas Revan heran. Sekian detik mengajukan tos dengan Jino. Di sambut langsung dengan Jino mereka pun berpelukan ala cowo biasa nya. Revan menepuk nepuk pundak Jino, dia pun sebalik nya.

Tak percaya apa yang barusan Fellin lihat. Ia mengerjapkan beberapa kali mata nya. Apa ini? Mengapa seperti terlihat akrab sekali.

"Kalian saling kenal?" Tanya Fellin agak ragu.

Mereka mengangguk serempak.

"Iya,, dia ketua Elang dan gue kan anggota anak Elang." Jelas Jino ke Fellin.

~~~●●●●~~~

Revandra Said (On Going)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang