Sementara itu di waktu yang bersamaan Jino sedang di rutuki rasa borink. Hari minggu seperti ini biasa nya ia main bersama Fellin. Tapi, entah kemana sahabat nya itu hari ini tidak ada di rumah dan hanya membalas chat nya singkat. Dengan mengatakan "Ada urusan."
Bahkan saat Jino membalas nya dengan spam Fellin malah mematikan data seluler hanphone nya.
Jino berayun menatap jeli air tenang di kolam besar nya. Entahlah, borink sekali rasa nya tanpa berteman dengan Fellin. Jika ingin jalan jalan dengan gebetan nya yang mana pun bisa. Tapi, terasa lebih afdhol kalo dia juga mengajak Fellin.
"Urusan apaan sih? Tumben tumbenan gak bilang bilang dulu." Monolog Jino dengan muka kusut nya.
Sekian detik Jino membangunkan diri nya dan melangkah masuk. Menaiki anak tangga hingga sampai di depan pintu yang berwarna abu abu. Ia memasuki ruang itu. Dan menghempaskan diri nya di sebuah king size milik nya.
Kebosanan macam apa ini? Seorang Jino yang periang bisa bisa nya diam seribu bahasa. Dan bingung melakukan apa pun. Woi kasih tau dong si Jino ini kenapa, ada yang tau gak sih??
............
Di lain hal, Revan, Fellin, Zoe, Gavin dan Vero sudah berada di dalam rumah yang pernah menyekap Fellin dulu. Mereka meliat liat sekitar dan tidak ada satu orang preman pun di dalam nya.
Kondisi nya udah kumuh berarti mereka gak di sini lagi?. Batin Fellin sambil menempelkan tangan nya ke meja yang penuh debu.
"Mau cari apaan van? Orang di sini gak ada bukti apapun." Celutus Vero dengan ke oonan nya.
"Eh sudirman lo gak liat ada barang barang bekas preman tuh! Siapa tau kita dapat sesuatu yang bisa di gunain." Ucap Gavin sambil menunjuk botol botol yang tergeletak di lantai.
"Di daur ulang?" Tanya Vero membuat Gavin mengusap muka nya prustasi.
"Au ah gelap!!" Kesal nya sendiri lalu beralih menjauh dari Vero.
"Kok gelap?"
Aduh gak paham lagi deh sama kepolosan Vero. Eh tapi tunggu ini kepolosan atau kebodohan sih?
"Guys!" Ujar Zoe yang sedang menjongkok memperhatikan lantai.
"Ada apa Zoe?" Revan mendekati Zoe dan menatap apa yang ia lihat.
Zoe mengangkat sebuah anting kecil yang mungkin saja milik wanita.
"Anting?" Sontak Revan heran.
Fellin yang meliat dari kejauhan mendekati mereka begitu pun Gavin dan Vero.
"Mungkin itu anting cewe yang bilang diri nya di sakitin sama bang Digta."
Seketika semua mata menatap Fellin dengan wajah yang terpolongo kaget. Ya.. kaget karena pertuturan Fellin. Seorang Digta yang mereka kenal sebagai cowo yang sangat baik juga sopan ke cewe mana pun. Di bilang nyakitin hati cewe? Bahkan dia pun tidak pernah pacaran. Aneh sekali.
"Tunggu!!" Ucap Vero lentang.
"Nyakitin hati cewe lo bilang?" Heran Vero.
"Iya."
"Ngadi ngadi, mana mungkin Digta nyakitin cewe." Ketus Vero.
"Gue juga gak tau, tapi kata cewe itu begitu." Jelas Fellin masih ingat apa yang di katakan orang yang menculik nya.
"Fellin." Zoe menengadah melihat Fellin. "Lo masih inget muka cewe itu?"
"Dia pake masker." Jawab Fellin apa ada nya.
Semua ini menjadi teka teki untuk mereka. Siapakah sebenarnya cewe yang menculik Fellin sekaligus cewe yang membayar Yazid untuk menaiki truk dan menabrak Digta.
........
"Hati-hati bro!" Teriak Gavin saat Revan dan Fellin ingin menaiki mobil.
Revan hanya menjawab nya dengan senyuman di sertai acungan jempol.
Dubb..
Suara pintu mobil yang di tutup Revan.Brumm..
Mobil Revan pun mulai melaju dengan perlahan hingga memenuhi kecepatan sedang. Mobil nya menghilang dari pandangan Gavin, Vero dan Zoe."Ya udah gue pamit ya vin." Ujar Zoe langsung menghampiri motor sport nya.
Setelah kepergian Zoe dan Revan juga Fellin kini hanya ada Vero dan Gavin di depan cafe. Gavin menatap Vero sedangkan Vero menatap lekat jalanan.
"Lo gak pulang?"
Vero diam sejenak sedetik kemudian ia menatap teman nya itu.
"Gue nginep ya!"
"Masalah lagi?" Khawatir Gavin mengingat jika ada masalah baru lah Vero menginap di rumah Gavin.
"Enggak." Vero tersenyum lebar menandakan aman aman saja. Tidak ada masalah apapun.
"Terus?" Heran Gavin.
"Males aja pulang." Jawab Vero menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"Ckk," Gavin berdecak gemas sekian detik ia merangkul Vero dan membawa nya ke area parkir. Dan menaiki sepeda motor masing-masing.
Sementara itu Revan sudah sampai di depan rumah Fellin. Fellin turun dari mobil tanpa sepatah kata pun.
Revan? Dia hanya meliat gerak gerik Fellin menunggu apakah cewe dingin itu akan menatap nya kembali atau tidak.
Fellin ingin membuka pagar rumah nya.
"Satu.., dua...., tiga!!" Gumam Revan pelan.
Tepat hitungan ketiga Fellin berbalik dan menatap sekilas ke Revan. Revan pun tersenyum meliat nya. Setelah itu mobil nya pun melaju meninggalkan area rumah Fellin. Dan Fellin sedikit tersenyum setelah mobil Revan pergi. Dengan segera Fellin membuka pagar dan masuk.
Fellin masuk rumah berlari menuju kamar.
Cekk lekk..
Pintu kamar Fellin tutup.Fellin merebahkan tubuh nya di Queen size. Kegiatan seharian ini membuat nya sedikit lelah. Dan ....
~~~●●●●~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Revandra Said (On Going)✔
Fanfiction"Senja atau langit?" Pertanyaan nya simple. Hanya saja makna nya dalam. Jadi, Senja takkan bertahan lama. Langit akan selalu ada. Apa yang akan di katakan Revandra? Tercatat : Senja, untuk kenangan. Langit, untuk kesetiaan. Hanya sedikit inti dari c...