17_Ketergantungan

8 3 0
                                    

Bukan berarti tidak dewasa tapi mengandalkan dan selalu membawa nya kemana pun membuat ku nyaman
_ Jino Alexsandra Lecham_
___________________________________

"Gak!" Tolak Fellin untuk yang keberapa kali nya.

"Ayolah..." Bujuk Jino kembali.

"Gak!"

"Halah, gak asik lo!!" Rajuk Jino. Ia pun langsung mempercepat langkah nya meninggalkan Fellin sendiri di koridor sekolah. Bukan nya sendiri lebih tepat nya tidak ada lagi yang menemani langkah Fellin.

Fellin hanya mengangkat bahu nya acuh. Toh Jino tidak akan betah merajuk lama lama dari nya. Sesampainya di kelas Fellin sudah melihat Jino yang duduk di tempat duduk nya dengan fokus memainkan gawai.

"Bocil." Umpat Fellin sengaja memperpanas Jino.

"Siapa yang bocil!" Ketus Jino tetap fokus meliat hanphone.

"Gak ada." Fellin tersenyum tipis. Ternyata Jino terpancing. Sebentar lagi Fellin merasa Jino akan berhenti main gawai dan meliat ke arah nya.

Satu, dua, tiga.. gumam Fellin di hati nya.

Pas di waktu hitungan ketiga Jino berbalik menatap Fellin dengan cemberut. Fellin pun membalas Jino dengan sibuk sendiri memainkan gawai.

"Fellin."

"Hm."

"Ayolah, bujukin dia.." pinta Jino dengan puppy eyes nya.

"Upah?"

"Dih, tumben lo minta upah." Ketus Jino.

Fellin memutar bola mata nya muak. Jino memang tidak bisa tidak bergantung pada Fellin jika bersangkutan dengan gebetan Jino Anatasya. Anatasya seseorang yang mudah merajuk karena begitu sensitif. Tapi mau bagaimana lagi Jino seorang idiot tak pernah memperhatikan sikap cewek nya yang ia tau hanyalah cewek yang sedang bersama nya cantik.

"Lagi bokek!" Judes Fellin.

"Wang kayah, terus mami papi nya deisainer terkenal dan lo juga model, terus dari mana nya bisa bokek?" Balas Jino tak percaya.

"Gak mau? ya udah!" Fellin menatap Jino sekilas lalu kembali memerhatikan gawai nya.

"Y_ya udah mau upah apa?" Jino dengan berat hati mengiyakan Fellin yang meminta upah.

Fellin tersenyum miring.

~~~●●●●~~~

Hari sudah sore Fellin terus mengayunkan diri nya sendiri dengan ayunan yang ada di taman. Dia menatap langit yang sedikit mendung. Entah, mungkin akan turun banyak tetes air dari atas sana sebentar lagi. Tapi Fellin belum juga melihat kehadiran anatasya yang dia suruh untuk saling bertemu. Sudah sekitar 15 menit Fellin menunggu anatasya. Sementara itu Jino bersembunyi di balik pohon besar untuk memantau keadaan antara Fellin dan anatasya nanti.

"FELLIN.." panggil seorang cewek dengan berteriak nyaring dari kejauhan.

Akhirnya. Batin Fellin

Fellin bersyukur akhir nya orang yang ia tunggu tunggu hadir. Fellin tersenyum tipis.

"Sorry gue--

"Gak perlu jelasin!" Sanggah Fellin cepat. Toh tak penting alasan apapun mengapa Anatasya bisa telat. Yang terpenting sekarang akhirnya Anatasya datang sudah itu saja. Ya Anatasya lah seseorang yang datang dari kejauhan memanggil Fellin dengan koaran suara nya yang seperti toa.

Anatasya terdiam melihat Fellin "ratu salju." Gumam nya sekian detik. Membuat sedikit senyuman di bibir Fellin. Yah Fellin memang sedikit akrab dengan Anatasya. Ingat! Hanya sedikit.

Dan itu pun karena Anatasya gebetan Jino. Jino si cowok idiot itu selalu saja membawa gebetan atau pacar nya walau pun sedang berkumpul bersama Fellin. Krena itulah Fellin sedikit akrab dengan Anatasya. Fellin akui Anatasya berbeda dari mantan Jino yang lain nya. Walau Anatasya sering ambekan tapi dia lumayan paham dengan sikap dingin Fellin.

Anatasya duduk di ayunan satu nya tepat di samping Fellin. Dia mengerutkan kening nya heran tumben tumbenan nya Fellin ingin bertemu dengan nya.

"Ada apa?" Tasya memecahkan suasana hening untuk beberapa detik ini.

"To the poin ya.. gue di suruh Jino bujuk lo." Ujar Fellin dingin.

Sementara Fellin berbincang dengan Anatasya. Seseorang yang memerhatikan mereka sambil bersembunyi menepuk jidad kesal. Mengapa dia mempunyai sahabat yang tak bisa berbohong. Sial.

Arghh... kenapa harus to the poin sih?. Batin Jino meratapi nasib nya dan meratapi rasa kesal nya sekarang.

Antasya menghembus nafas kasar "Di kirain apa.. ternyata Jino ya..?" Kesal Tasya.

"Kalo gue gak bisa bujuk lo, Jino bakal pindah sekolah." Bohong Fellin sangatlah absurt. Dan tak mau beralasan yang berbelit belit.

"Kenapa harus pindah sekolah?" Ketus Tasya.

"Huhh..." Anatasya mendesah seakan sangat prustasi " Fellin, gue merasa bersalah." Lirih Anatasya.

Fellin mengerutkan kening nya heran. Mengapa Anatasya merasa bersalah?

Antasya menunduk lesu tak berani menatap Fellin lagi. Seberapa detik ia meneteskan air mata nya dengan menunduk dalam.

Fellin sempat tercengang. Tapi dengan cepat Fellin sadar pundak Anatasya bergetar menandakan dia sedang menangis.

"Lo nangis?" Heran Fellin.

"Fellin, gue salah.. Jino cowok yang baik. Gue salah Fellin.. hiks.. " Ucapan Anatasya masih membingungkan Fellin. Tapi sekeian detik "Gue udah balikan lagi sama mantan gue. Gue cewek yang bodoh.. gue bego.. karena itu gue menjauhi Jino. Gue merasa bersalah banget sama Jino Fellin."

Semua nya menjadi jelas. Betapa terkejut nya Fellin. Anatasya cewek yang sangat sensitif. Tapi dia begitu baik dan peka dengan segala hal. Bahkan baru kali ini Fellin bertemu gebetan Jino yang memandang nya tak cemburu. Dan menerima apa ada nya sikap dingin Fellin. Tapi, kenapa harus dia yang. Ah mengesalkan.

"Pernah curhat sama gue gak akan pernah balikan sama mantan, tapi nyata nya." Suara bariton itu berhasil membuat Anatasya mendongak. Jino benar benar marah. Ia menatap tajam ke Anatasya.

"Maafin gue Jino, hiks.. tapi dia... gue sayang dia..."

"Cih." Jino berdecih kesal. "Aneh lo benar benar aneh. Dah lah. Fellin balik biarin dia sendiri di sini." Jino menarik pergelangan tangan Fellin.

Fellin hanya mengikuti Jino. Dia sendiri bingung dengan situasi ini. Fellin juga tidak menyangka Jino akan di khianati. Pasal nya, Fellin menyadari Anatasya berbeda dari 20 mantan mantan Jino. Tapi, sekarang malah Anatasya yang terburuk. 

~~~●●●●~~~

Revandra Said (On Going)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang