05_Bertemu kembali

89 83 5
                                    

Karena ada malas maka ngantuk menguasai. Suntuk. Fellin sangat suntuk dengan pelajaran Bu kiya.

"Bu!" Fellin mengangkat tangan.

"Iya Fellin."

"Boleh saya ke Uks?"

Tiba tiba semua menatap Fellin horor. Seperti biasa Fellin hanya menghiraukan nya.

"Kenapa lo? Bukan nya tadi gak papa? Sakit apa lo?" Rewel Jino khawatir.

"Emang kamu kenapa Fellin?" Bu Kiya tak mau asal izinkan saja.

"Kepala saya pusing bu." Keluh Fellin dengan muka datar nya.

"Baiklah, dari pada kamu pingsan di pelajaran saya kamu boleh keluar." Bu Kiya yakin Fellin jujur. Karena Fellin adalah murid yang pendiam dan tak pernah melanggar aturan sekolah. Berbeda dengan murid nya yang lain nya.

Fellin berdiri Jino pun ikut berdiri. membuat seisi kelas bertanya tanya.

"Ngapain kamu Jino?" Bu Kiya mengangkat alis bertaut heran.

"Saya?" Tunjuk Jino ke diri nya sendiri. "mau ikut Fellin lah, saya mau jagain dia." Jino tersenyum lebar berbangga diri menunjukkan bela sungkawa nya untuk Fellin.

"Eh! Fellin udah gede kali ngapain lu jagain dia?" Ketus Rain salah satu siswa yang sangat julid di kelas mereka.

"Alah paling paling cuma modus!!" Tambah Wirya teman sebangku Rain.

"Modus apaan tuh?" Ikut sherly Salah satu cewek yang tidak menyukai Fellin.

"Mau dua dua an atau bolos!" Julid Wirya kelewatan.

Jino menggertak gigi nya kesal. Ia menatap Wirya tajam "kalian mau gue jadiin sambal ulek?"  Sarkas Jino.

"Enak dong sambel ulek?" Balas Sherly mengejek.

"Sudah sudah!!" Titah Bu Kiya. Lama kelamaan kalau di biarkan bisa terjadi pertengkeran hebat.

"Jino kamu di sini aja ya?! Fellin kamu boleh keluar!!"

Fellin menepuk pundak Jino agar duduk dan tenang. Sekian detik Fellin pun keluar.

Yang di tuju Fellin sebenarnya bukan Uks. Dia hanya ingin keluar karena tak suka pelajaran sejarah. MEMBOLOS.

....

Fellin sampai di taman belakang dan duduk di hamparan rumput. Tepat di bawah pohon besar.

Brakkk..

Baru saja duduk ada siswa yang turun dari pagar.

"Siapa lo?" Lentang Fellin.

"Hantu." Ceplos cowok itu sambil memegangi kaki nya yang terasa sakit. Mungkin keseleo karena pagar nya begitu tinggi.

Cowok itu menengadah. Seketika mata Fellin membulat sempurna.

"Lo?" Serempak Fellin dengan cowok itu.

Cowok itu mendekati Fellin dengan terincat incat. "Fellina Gabriella Livondyra." Baca Revan ke bet nama di seragam Fellin.

"Lo murid Sma Gardenia?" Heran Fellin.

Revan menyeringai.

♢♢♢

Sepuluh menit bersama tidak membuat Fellin dan Revan langsung akrab. Suasana hanya seperti kuburan.

Kok horor gini ya?. Batin Revan merasakan kekakuan ini.

"Ehem.." dehem Revan memghilangkan kekakuan nya.

"Gue Revandra Gyrdileen Anderson" Revan sedikit menghilangkan suasana hening. "Orang yang nyelamatin lo!" Lanjut nya sumringah.

"Nama lo?"

"Kan tadi udah baca." Fellin dengan istiqomah nya memasang wajah datar.

"Oh ya lupa." Cengengesan Revan.

"Emm.. eh btw," Revan mengogoh saku celana mengeluarkan dompet kulit nya. "Nih!" Revan menyerahkan tiga lembar uang merah.

"Hah?" Fellin menyerngit. Mengapa cowok ini memberi nya uang?

Revan mendengus kesal "Ini uang lo kasih kemaren! pas kita tabrakan, sorry ya gue gak miskin!"

"Oh." Tanggapan Fellin membuat Revan kesal saja.

"Ambil aja!! buat lo!"

Revan mengangkat satu kening nya. Apa fellin ini tidak tau siapa Revan. Dan songong sekali dia.

"Gue gak--

"Gue juga gak butuh." Potong Fellin.

"Ya udah rizkiy gue." Revan kembali memasukkan uang nya ke dompet.

"Oh ya.. lo kenal ya sama nama nya Digta apa mantan lo?" Revan fokus menyibukkan diri memasukkan dompet ke saku celana.

"Privasi gue--

"Sorry, gue juga tau itu privasi lo. Tapi siapa tau yang lo maksud Digta sahabat gue yang meninggal dua tahun yang lalu." Jelas Revan menatap lekat Fellin.

"Apa?"

"Gue punya sahabat nama nya Digta Amaula Livondyra. Dia meninggal dua tahun yang lalu."

Revan menghembus nafas. Seharus nya dia tidak menceritakan ini asal. Dan kehilangan Revan akan Digta tidak mudah di lupakan.

"Dia meninggal karena kecelakaan?" Timpul Fellin sedikit ragu.

Revan menyerngit. Hanya kebetulan tebakan Fellin tepat atau memang Fellin kenal dengan Digta.

"Kok lo--

"Jadi lo sahabat abang gue?"

Terjawab sudah rasa penasaran ini. Fellin yang heran Revan menyebut nama abang nya. Dan Revan yang heran dengan ekspresi Fellin saat ia menyebut nama sahabat nya.

Tak heran mengapa wajah Fellin mirip dengan sahabat nya yang sudah meninggal dua tahun yang lalu.

Revan tersenyum. Dia merasa Digta lah yang mengirim nya untuk menyelamatkan nyawa adek nya. Beruntung saja. Jika tidak adek nya Digta juga akan menyusul diri nya.

Digta! Akhirnya gue di sini nemuin adek lo juga, lo harus berterimakasih sama gue karena gue. Adek lo selamat, btw adek lo cantik ya? Pantes lo nyembunyiin dia dari kami. Batin Revan seakan berbicara pada Digta.

Sambil tersenyum Revan menatap langit. Berkhayal jika Digta berada di atas sana dan mendengarkan apa yang ia ucapkan.

♢♢♢

Holla holla hai

Jangan lupa tingalin jejak biar Author makin seneng..
Aku gak bakal bosan loh ngingetin kalian. Xixi

Btw janga lupa di follow juga akun ku..
Biar kalian tau info tentang cerita Senja dan Langit

Revandra Said (On Going)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang