13_Oh ternyata

56 50 9
                                    

Fellin menatap Jino dan Revan yang duduk di seberang nya sambil memakan sate yang baru saja di belikan Revan.

"Jadi???" Fellin sedikit memiringkan kepala nya sambil menatap Jino dengan teliti.

"Gue gak ngasih tau lo, karena takut lo gak suka!" Ujar Jino sambil mengunyah sisa- sisa daging sate yang di mulut nya.

"Tapi, seharus nya lo tetep jujur kan!" Kesal Fellin karena dia kira Jino selama ini tidak ada yang ia sembunyikan.

"Iya... sorry, sorry!!"

"Dah lah Fellin.. kan dia punya alasan, lo sih orang nya keribetan."

Fellin membuka mulut nya lebar. Siapa dia taukah Revan dengan hidup nya? Tidakkkkk. Revan tidak tau bagaimana Fellin sesungguh nya. Dia tidak pernah meribetkan persoalan.

Fellin hanya diam. Kembali ia memakan setusuk sate yang ada di tangan nya.

Beberapa menit berlalu mereka sudah selesai makan. Kini mereka pun berada di ruang tamu.
Fellin menjelaskan kejadian hari ini ke Jino. Sementara Jino memerhatikan Fellin yang bercerita. Revan hanya main game dengan headshat yang menyumpal di telinga nya.

"Oooh gitu!!" Balas Jino atas penjelasan Fellin.

Fellin mengangguk ngangguk sebagai jawaban iya.

"Lo kenal kak Revan kenapa lo gak tau dia temen nya bang Digta?" Tanya Fellin yang heran saja. Bukan nya dia anggota Elang, seharus nya dia taukan kisah teman teman nya apalagi nih Revan ketua nya.

"Gue baru masuk dan gue juga jarang nimbrung di tongkrongan, gue kan lebih sering sama lo! Jadi mana gue tau dia temen nya bang Digta." Jelas Jino ke Fellin.

Iya.. toh selama ini Jino lebih sering bersama Fellin dari pada nongkrong nongkrong dengan teman cowo nya.

Fellin mengangguk lagi mengiyakan Jino. Sedetik kemudian ia melihat ke arah Revan yang asik main game dengan memunggungi nya dan duduk di karpet berbulu. Tepat di depan Jino dan Fellin yang duduk di sofa.

Tapi, Fellin rasa masih ada yang janggal. Tadi siang mengapa tidak ada Jino?

"Mamposs, kalah kan gue!!" Dumel Revan kesal sendiri.

Revan melepaskan gawai dan headshat nya kemudian berbalik melihat Jino dan Fellin. Ia melihat wajah Fellin yang sangat fokus menatap nya sedangkan Jino terdiam bisu tanpa kata dengan tatapan sedikit kosong namun mengarah ke diri nya.

"Kenapa kalian?" Heran Revan melihat kondisi ini.

"Gak ada." Serempak mereka.

Revan terkekeh kecil. Sahabat yang kompak pikir Revan. Tapi, untung hanya sahabat.

"Btw kak, no, tadi kenapa gak da Jino?"

"Jelasin no!" Titah Revan santuy.

"Anak Elang yang bertugas tadi siang cuma anak lama doang, dan cuma bersekitaran 20 kan?" Jino melirik Revan saat di akhir kalimat.

"Hmm.." Fellin menggangguk polos mememahami omomgan Jino.

"Dan lagi, gue gak mungkin bawa semua anggota Elang. Sedangkan anggota Elang ada banyak, kalo gak salah itung 200 lebih." Tambah Revan panjang kali kebar. Di tambah negatif tiga di bagi b,, yang suka mtk gak usah di jawab! :) gue juga tau gak ada jawaban nya.

Kalo pun tetep ada berarti kalian gue acungin jempol karena pinter banget.

Lanjutt!!

"Apa??" Kaget Fellin. Ia kira Geng motor itu cuma sekitar lima puluh lah paling banyak, ternyata tidak. Anak Elang malah melebihi Ekspetasi nya.

Sudah tiga tahun Geng Elang berdiri. Yang membangun Geng ini pun sebenar nya Digta. Dan Revan hanya sebagai ganti dari Digta. Digta bukan sembarang cowok. Dia lelaki yang mungkin bisa di bilang spesial untuk Revan. Karena Digta dapat membangun semangat juga menyalurkan nya ke orang orang banyak. Digta adalah pecinta kedamaian. Dia menciptakan Geng Elang bukan untuk tawuran. Tapi, ingin melihat jiwa anak muda yang semangat juga bisa memotivasi banyak orang. Dengan cara Geng Elang sendiri. Tapi... pada akhir nya Digta terlebih dahulu meninggalkan Elang. Bagi Revan kesuksesan anak Elang itu karena Digta bukan diri nya. Walau Digta telah tiada tapi yang berjasa menurut Revan adalah Digta.

~~~●●●●~~~

Revandra Said (On Going)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang